Meracau (lagi) sebelum tidur…


Nulis itu susah, tapi gue mencintai kesusahannya.

Sebagaimana gue nggak akan pernah mengerti kenapa ilmuwan-ilmuwan di luar sana berkutat dengan rumus yang nggak habis-habis,
sebagaimana gue nggak akan pernah mengerti kenapa musisi-musisi di luar sana bisa bikin aransemen yang indah-indah,
atau sebagaimana gue nggak akan pernah mengerti kenapa pelukis doyan amat berkutat dengan aneka warna catnya…

Mungkin sebagaimana itu juga suatu hari nanti gue ingin untuk nggak dimengerti, tapi kata-kata gue dan hasil kesusahan itu bisa dinikmati.

Rangkaian kata-kata yang bikin senyum, ketawa, nangis, emosi, atau bahkan speechless. Dan gue rela semedi berhari-hari supaya suatu hari itu bisa terjadi.

Karena gue tau nulis itu susah, tapi gue mencintai kesusahannya…


2 comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s