It all started with a quote book…


Umur 15 tahun adalah pertama kalinya gue nonton film “A Walk to Remember” yang emang baru keluar saat itu. Waktu itu gue baru lulus SMP dan nonton bareng film yang dibintangin Mandy Moore dan Shane West itu di Puri Indah Mall, nemenin sepasang temen gue yang  waktu itu baru pacaran. Yak, bahkan di usia muda pun gue udah bakat jadi “nyamuk” -_____-“

Singkat kata, gue sukaaa banget sama filmnya. Sampai sekarang ini jadi salah satu film favorit gue sepanjang masa, because I think it’s simply sweet.

Dua tahun kemudian, untuk pertama kalinya gue mengalami apa yang remaja-remaja tanggung pada umumnya alami: putus cinta. Untuk menghindari hari-hari penuh drama, nangis berkepanjangan yang nggak ada gunanya, dan urge untuk bolak balik ngecek hape butut gue dengan sms dan telepon yang tidak kunjung (baca: tidak akan pernah) datang, maka gue mencetuskan sebuah ide brilian –setidaknya buat gue nolong banget-: bikin buku quotes.

Yak, kecintaan gue yang sesungguhnya sama film “A Walk to Remember” baru gue terapkan di umur 17 tahun untuk mengalihkan gue dari nelangsa yang tidak perlu. Bagi yang udah pernah nonton mungkin inget adegan di mana si Jamie Sullivan (Mandy Moore) nyuruh cowoknya baca quotes dari buku warisan ibunya. Buku itu isinya kumpulan-kumpulan quotes tulisan tangan ibunya si Jamie yang dikumpulin dari mana-mana, ada yang dari ayat Alkitab, ada juga yang dari Dolly Parton. Two years later I realized what a great idea that was. Bulan Mei 2004, gue mulai ngerombak diary gue. Isi yang dulu-dulu gue sobek dan buang (tipikal ABG ye, mentang-mentang putus cinta, nyahahaha), sisanya gue pake untuk nulis-nulis quotes sama bikin kolase dari gambar majalah (gue demen bener bikin kolase dulu).

Quotes pertama gue ambil dari buku Sisterhood of the Traveling Pants versi Indonesia yang menyisipkan kutipan-kutipan bagus di setiap pergantian bab. Setelah habis gue salin, gue jadi “nagih.” Gue bongkar koleksi buku-buku gue yang memuat quotes, abis itu gue ubek lagi buku-buku bokap, majalah-majalah lama, basically anything that has WORDS in it, I’d open it and look up for quotes. Bahkan ketika gue baca buku aja, gue jadi sangat tanggap sama kata-kata (yang kayaknya) bagus. Tiap baca buku selalu gue sambi dengan nulis langsung kalimat-kalimat kece yang gue temuin, selain melakukan hobi gue lainnya: jotting down difficult English vocabs to have it translated later on.

*buku quote pertama (kiri) dan terakhir (ke-17)*

 

*salah satu tulisan di buku quote ke-1*

Dari majalah dan buku, gue beralih ke lirik lagu. Dari lirik lagu, gue juga merambah ke dialog film. Dari dialog film, gue lanjutin ke tiap tontonan apapun yang gue denger/liat. Saking doyan dan niatnya gue ngumpulin quotes waktu itu, gue jadi makin seksama (anjis bahasanya) kalo ngedengerin sesuatu, karena nggak mau kata-kata bagusnya kelewat.

Setelah gue makin akrab sama internet, gue semakin gila browsing quotes. Gue catet judul-judul film/buku yang menurut gue bagus, atau kata orang bagus, terus gue browse, gue save, dan di rumah filenya gue buka untuk gue tulis tangan.

Pun kalau nonton dvd, gue selalu pasang subtitle bahasa Inggrisnya demi nggak melewatkan dialognya. Pernah waktu itu gue nonton dvd, filmnya bagus dan pas gue nemuin dialog bagus, adegannya keburu lewat DAN NGGAK BISA DIREWIND KARENA NGADAT. Jadi gue ulang lagi dari awal, tinggalin beberapa lama, TERUS KETINGGALAN LAGI, dan gue ULANG LAGI sampe dapet -__- *niat kebangetan*

Itu kenapa gue demen nonton atau denger sesuatu pake earphone, karena dengan suara yang lebih deket, jadi lebih gampang nangkep.

Tahun-tahun terus lewat dan gue sadar, hobi gue yang paling konsisten (dan akar dari hobi menulis) selain baca, adalah ini. Hampir 7 tahun kemudian, dengan rate menulis quote di buku tulis yang sudah menurun karena sibuk sama kerjaan, gue tetep nggak bisa ninggalin hobi ini. Kadang kalo nemu quote bagus gue simpen di handphone/netbook dulu, baru kalo ada waktu luang gue tulis di buku.

I know, I will always have this major fascination for quotes. Gue akan selalu inget amazement dan excitement waktu gue baca quotes di halaman Sisterhood of the Traveling Pants dan bilang dalam hati: “Ih, bagus banget ya! Gue nggak boleh lupa kata-kata kayak gini pernah ada.”

Dan betapa excitednya gue ketika buku quote pertama gue udah habis keiisi dan gue punya alasan untuk beli dan ngisi yang kedua, ketiga, keempat, yang sampai 7 tahun kemudian (2011 ini), sudah masuk buku ke-17. Semuanya gue tulis tangan.

*tumpukan buku quote gue, isinya dari lirik lagu, dialog film, terjemahan surat berbahasa korea, potongan-potongan dari majalah, sampe Yo Momma jokes :D*

Hal ini juga yang jadi pemicu kecintaan gue pada menulis.

Banyaknya kata-kata, bentuk-bentuk kalimat, kosakata-kosakata baru dalam bahasa Indonesia dan Inggris yang gue pelajari membantu gue membuat variasi kalimat, yang kadang juga menginspirasi gue untuk jadi sok melankolis nulis-nulis puisi.

Banyaknya kata-kata membantu gue memperlancar bahasa Inggris gue. Walaupun sampai sekarang nggak sempurna, tapi ini membantu gue banget di urusan kuliah dan kerjaan.

Banyaknya kata-kata selalu menghadirkan “excitement” sendiri, kayak ada perasaan: “Sayang banget kalau kata-kata seindah ini kelewat begitu aja. Gue harus simpen, suatu saat, orang lain mungkin bisa baca ini dan merasakan excitement yang sama kayak gue, and I hope they will remember it.”

Banyaknya kata-kata indah yang terlalu sayang untuk dilewatin ini, bikin gue makin suka sama menulis (tangan). Ada sensasi tersendiri waktu bertahun-tahun udah lewat dan gue buka lagi buku-buku quotes jadul gue, halaman yang menguning, beberapa tulisan yang udah agak pudar tapi masih kebaca. Ada nilai historisnya gitu, jadi kayak penanda waktu itu gue umur berapa dan lagi ngapain pas gue nulis quote-quote itu.

Salah satu puisi Sapardi Djoko Damono yang gue tulis di buku quotes pertama gue juga menjadi “ice breaker” gue dan pacar (waktu belum pacaran dulu) karena gue akhirnya sukses mematahkan ketidakyakinan dia akan adanya tulisan yang bagus dalam bahasa Indonesia. Pas gue kasih tunjuk “Aku Ingin”-nya Sapardi, SELESE DAH. Mwahahahaha… *ketawa setan*

Dan dari detik itu kita jadi tau bahwa dua-duanya hobi nulis dan baca, dan lalu bongkar tulisan masing-masing. Jadi makin nyambung gitu loh. Terima kasih banyak bapak Sapardi.  *sungkem*

Sekarang, gue sedang dalam misi untuk ngabisin buku ke-17 karena gue udah beli buku tulis ke-18 buat gue isi lagi. Semoga tahun ini gue bisa ngumpulin quotes lebih banyak lagi dan semoga suatu hari nanti waktu gue udah uzur tuh buku-buku quotes gue dari umur 17 tahun masih utuh semua dan bisa gue warisin ke anak/orang-orang yang gue sayang.

Oh, dan kalau kalian bertanya-tanya kenapa judul di atas itu It all started with a quote book”, karena kalau nggak ada buku itu, gue nggak akan tau gue cinta banget sama nulis. Hence the collections, hence my poems, hence this blog, hence Nyinyirs, hence him, and hence you guys, people who appreciate my writings. *sungkem lagi, makasih sudah main-main ke sini yaaa*

Baiklah, udah panjang bener gue nulis nih… Mari gue tutup dengan puisi kecintaan gue dan pacar sepanjang masa (dan mungkin juga sejuta umat Indonesia lainnya)

 

Aku Ingin

(Sapardi Djoko Damono)

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

Dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

 

Aku ingin mencintaimu dengan sederhana

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

 

 

Hope you’ll also find that something you love the most, pretty peeps!

Stay with it, you never know what might happen 😉

 

26 comments

  1. konsistensi… sesuatu yg jarang org punya. :thumbup: way to go sis :D. eniwei kalo tertarik kadang2 comment di youtube atau music lyrics sites ada yg bagus loh. bikin mikir suatu lagu/video klip anehnya ada yg berpikiran sama dgn kita ttg lagu tsb tapi orgnya bisa beda/jauh ribuan kilometer, atau ada perspektif beda menarik yg kadang bikin kita “oh iya koq ga kepikiran ya”. salah satu comment youtube gw saat ini ada di video klipnya nada surf – always love. aduh gw meracau ga jelas lagi. jadi bikin jelek blognya sis teppy aja hehe sori

  2. waah.. mba, sama kayak temenku nih,,
    Bedanya temenku nggak nulis di buku, jadi tiap kali dia ndenger, mbaca,ato ngliat kata-kata yah “wah” langsung dia jadiin status FB,,
    sampe pernah pas plajaran bhs.inggris soal yang diterangin guru-pun langsung di jadiin status

  3. Neng Teppy, gw langsung jedotion pala ke tembok pas baca quote-nya dari Bapak sapardi itu !!! Maklum lagi jombloo #eaaaa #diamalahcurcol #kenapajadihashtagtwitter

    Kalo gw dulu suka motongin iklan film2 21 di Suara Pembaruan (sebelum dia pindah ke Kompas) trus gw tempelin deh tu di buku. Buku2nya pada kemana sekarang hanya Tuhan dan orang yg mungut tu buku yang tau (dibuang ama keluarga gw soalnya) bahahahaha :))

    Teruslah ber-quote mbaknya (menulis quote maksud saya mbak) .. dan teruslah berkibar *apasiihh* wakakakak

  4. Dan gw pun terharu biru ijo ungu membaca buku kecil yang kamu buatkan untuk anak2ku di hari ulang tahunku….huuu, bahkan gw gak pernah berkesempatan begitu. I love you, Teppy sayang.

  5. teppy, this is so sweet :”)
    i used to do this kind of thing too. tapi engga ditulis tangan. soalnya tulisannya jelek hihi.

    dulu kalo gue mau ngeblog pasti dengan niatnya akan nyari quotes/lirik lagu yg moodnya cocok sama isi blog gue haha. sekarang ga pernah lagi malahan 😦 it was fun finding cool quotes that suit your mood.

    one of my friends to me that i reminded him of the girl in “eternal sunshine of the spotless mind” played by kirsten dunst, the one who keeps only throwing quotes, remember? Now you reminded me of that girl hihi.

    would love to take a peek on those quote books one day 🙂

    • awwwwwwwwwwwwww, thank you ste! 😀
      gue juga udah mulai jarang karena sibuk sama kerjaan, tapi kalau ada waktu luang seneeeng bgt bisa nemu quote2 cadas, hehehe…
      actually i never watch that movie, now you get me intrigued 😉

      would love to show u someday 😀

  6. Teppy… merinding deh pas baca bagian yang ada puisi ‘Aku Ingin’. Sejak pertama kali baca puisi itu, aku punya obsesi: ‘Kalo nanti aku nikah, puisi ini mesti terpampang di undangan’. Dan akhirnya, itu terwujud 🙂
    Dan saking terobsesinya, aku juga sampe nyari2 lagunya di youtube. Dan kunyanyikanlah setelah mengucapkan janji pernikahan.

  7. wah, sm kyak gua, tp gua cman gua catet aja di HP , salah satu quote yg gua suka :
    “Daun yang jatuh tak pernak membenci angin. Dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan. Mengikhlaskan semuanya.”
    — Tere Liye

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s