As now each part of my core family lives by themselves, us kids in Jakarta, mom in Kalimantan, and Dad in Flores, cellphone really comes in handy in keeping our communication flow. Especially for my bro and sis. Well, just like kids nowadays we use internet. We remain living in the same city but in 3 different areas. My brother went to boarding school in a university in Cikarang, my sister lives at our house in Bekasi, and I rent a room in Benhil for almost a year now. We rarely meet. But the way I see it, even if it looks sorta like “LDR” thingie, our bond became even more stronger now that we are far away from each other. We had gone through heaven and hell together, we grew up together, and we watched each other evolved.
I guess that’s the thing about family. No matter how far you go, no matter how distant you’ve become, it will always be the place where you can come home to, anytime.
Now excuse me I’m gonna continue this in Bahasa Indonesia.
Menyambung gue yang tiba-tiba mellow di atas, adalah sebuah percakapan maha tidak penting antara gue dan adek-adek gue di Facebook kemarin sore. Nggak penting, tapi jarang-jarang kami bertiga bisa ada dalam satu wall post alias online di saat yang sama.
Jadi ceritanya adek gue yang paling kecil (laki-laki), Don, sedang dalam masa-masa menggondrongkan rambutnya. Entah ide dari mana, tapi karena udah gede juga jadi ya suka-suka dialah. Namun mun mun, namanya kakak-kakak cewek, begitu ketemu di rumah dan melihat rambut adiknya menggondrong gitu kan ya kita berusaha memberi saran supaya lebih rapi dan ringkes A.K.A “Pendekin aja deeeeh”. Begitulah kurang lebih. Setelah usaha gue dan Donna (adek gue nomer dua) “menuntun adik laki-laki kami ke jalan yang benar” tidak berhasil, karena kita nggak mau maksa juga, ya udahlah kami semua kembali mengurus kehidupan sendiri dan meneruskan manjangin rambut masing-masing. (Ya masa mentang-mentang yang laki manjangin, yang cewek-cewek jadi cepak :p)
Setelah lama nggak ketemu dan nggak membahas soal rambut, kemaren iseng-iseng gue ngewall si Don yang nampaknya sedang online di Facebook. Lalu ujung-ujungnya si Donna nimbrung. I giggled when I read over the convo again. Begitu udah jauh, malah pada akur. Dan emang ya, kalau makin tua kemungkinan untuk makin ikrib lebih besar.
Gue inget dulu pas kecil suka berantem konyol sama adek-adek gue ini. Rebutan main Play Station sama Don waktu rumah lagi banyak tamu (!), atau yang lebih ngehe, rebutan sampul kaset OST. sinetron Janjiku sama si Donna (yang berakhir sobek) gara-gara kita sama-sama pengen nyanyi ngikutin kasetnya.
Kalo gue inget-inget lagi…
KENAPA HARUS JANJIKUUUUUU?
KENAPAAAAAAAAAAA?
*ngakak ampe uzur*
Oh well, this funny thing called life.
Dear brother and sister, no matter how hard and long this storm is, always remember that there’ll be sunshine in the end. And we’re all gonna be JUST FINE.
Love you, Joseph and Josepha 🙂
-Your sister Josephine-
*ngembeng*
Huaaa, jadi terharu bacanya! Jadi inget gw sama kakak gw. Emang bener ya, makin gede malah jadi makin akrab sama sodara sendiri, apalagi klo tinggalnya jauh.
Tetep ya, Tep, udah mellow-mellow gini ehhh, ada bagian super ngakaknya! JANJIKUUU! Hahahahahahaha *ga berenti ketawa*!
Huahahahhahaha.. Tessy gw awalnya udah mellow langsung luluh lantak oleh Janjiku! Lo emang parah mengingat lo punya kaos Tersayang pun! Huahaha..
Salam ya untuk Don dan Donna walopun gw belon kenal.
Terima kasih..
– Iya
– sama-sama
:)))))
gyahahahaha… itu kaos Tersayang gue belinya di tanah abang ituuuu :)))))
makasih ya neng!
-iya
-sama2 :)))))