The Melbourne Wedding


25 April 2012

Exactly a week after my birthday, yet another best friends of mine got married πŸ˜€ Hari ini adalah hari pernikahan Maria Margaretha (Tetha) dan Stephen Sombillo, laki-laki asal Filipina yang udah tinggal di Australia sejak kelas 5 SD. Gue seneng banget ngeliat pasangan ini akhirnya menemukan satu sama lain, saling melengkapi dengan sifat yang berbeda namun interest yang sama. Tipikal date mereka adalah main video game bareng. Dua-duanya juga jago gambar/desain dan berbagi buku sketsa gambar bareng. Duh, jiwanya sama banget dah! Dan menurut gue, orang yang menemukan pasangan “sejiwa” adalah orang yang sangat beruntung. And I think it’s worth waiting and fighting for πŸ™‚

Rabu, 25 April 2012, selain merayakan hari pernikahan Tetha dan Stephen, kami juga merayakan hari ulang tahun perkawinan orang tua Stephen dan orang tua Tetha. Yes, dua pasangan ini menikah di hari, tanggal, dan tahun yang sama, 30 tahun lalu. Dan hari itu sejarah diulang lagi sama anak mereka πŸ˜€ LUCU BANGET YAAAH! *merinding*

Pemberkatan dan resepsi mereka sendiri adalah tipe pernikahan yang sangat-sangat gue impikan. Di gereja (Our Lady of Mount Carmel), Tetha dan Stephen cuma mengundang teman dan kerabat terdekat, sehingga upacaranya khidmat banget. Gerejanya juga baguuus πŸ˜€ Pemberkatannya sangat simple tapi menyentuh, apalagi pas Stephen baca vow yang udah disiapin, gue sebagai manusia paling hormonal, nangis nggak kelar-kelar. Oh, dan selain berperan sebagai bridesmaid, hari itu gue juga ditunjuk sebagai lektor untuk ngebacain ayat Alkitab. Though I have decided to stop going to church since I don’t remember when, hari itu seneng banget bisa bantuin misa mereka πŸ˜€ Daaan, sebagai anak yang cemen: kapan lagi ngebacain ayat Alkitab pake bahasa Inggris πŸ˜†

Resepsi diadakan disebuah hotel di daerah luar Melbourne, yaitu di Dandenong. Kalo di sini ibaratnya diadain di Puncak lah ya, kira-kira… Hotelnya tempat peristirahan tua dan lagi-lagi klasik! Bagusnyaaa… Nama hotelnya Mary Brooke Hotel. Tamu yang diundang di resepsi itu cuma 80 orang dan settingannya adalah round table. Nggak ada pelaminan pastinya, cuma meja panjang di depan untuk kami para bridesmaids, best men, dan si newlyweds duduk dan ngelead acara. Pokoknya tetep gue mah hormonal, nangis mulu bawaannya pas Stephen sama Tetha ngebacain speechnya. Speech dari para bestmen juga kocak-kocak πŸ˜† Emang kagak laki endonesah kagak laki bule, kalo becanda pada tega, ye πŸ˜†

Dinner di resepsi ini disajikan secara ala carte dari menu khusus yang udah disediakan, jadi tamu tinggal milih aja… Si Tetha juga udah jaga-jaga kalo tamunya ada yang vegetarian. DAN YA AMPOOON MAIN COURSE SALMONNYA ENAK SEKALIII… Disajikan oleh seorang waiter berondong luncang pun yang ingin kuajak suap-suapan. Maap salah fokus, kan hormonal πŸ˜†

Menjelang akhir acara, baik pengantin, bokap nyokap Tetha, dan mertua Tetha, semuanya slow dance bareng gitu di dance floor tengah… Terus penutupnya kami semua turun ke dance floor dan nyalamin si pengantin, foto-foto, KELAR DEH!

Sungguh simple dan menyenangkaaan… Bagus deh acaranya, aku ingin kawinannya kayak gituuu! πŸ˜€

Selamat sekali lagi untuk sahabatku sayaaang, I wish you nothing but happiness ahead and hopefully I’ll be as lucky as you are, soon πŸ˜€

All photos were taken by Alysia Agnes & Mark Sombillo

Wedding Ceremony

*Stephany Josephine, spesialis bridesmaid sejak SMP, dari kawinan sodara yang gue kagak kenal, sampe kawinan sahabat terdekat*

*tempel iklan di tiang listrik*

Two generations of beauty!

Wedding Reception

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s