First Day in Amsterdam


Seperti yang pernah gue tulis sebelumnya, pemberhentian pertama gue di Eropa adalah Amsterdam, Belanda. As lebay as it may sound, setelah enam tahun berlalu dari kunjungan pertama gue, kota ini tetep serasa rumah kedua buat gue walaupun udah keliling ke negara-negara lain. London sih lebih kece bentukannya, Barcelona udaranya jauh lebih sejuk dan nggak bikin cranky, but I feel like home in Amsterdam, entah mengapa. Mungkin karena Belanda juga nggak asing sama budaya Indonesia, cari makanan Indonesia juga gampang, ketemu sama orang Indonesia apalagi πŸ˜†

??????????

Nah, kebanyakan temen gue di Belanda itu tinggal di Amsterdam, jadi untuk urusan nginep, gue nebeng sama mereka. Basically temen-temen di Belanda selalu nawarin rumahnya dengan tangan terbuka *terharu* Untuk hari pertama dan kedua, gue stay di rumah temen gue yang sempet liburan bareng sama gue di Gili tahun lalu. Namanya Mandy dan Andrew.

Setelah dijemput Mandy di Schiphol Airport hari Sabtu pagi, kami langsung menuju rumahnya dan gue ngaso-ngaso bentar sambil rapiin barang. Setelah glesoran tiga jam dan sarapan, kami langsung melaksanakan acara jalan-jalan kami.

Judulnya adalah:

Weekendan dan sepedaan ala warga Amsterdam

#ASEK

??????????

Sarapan dengan keju, daging, sereal, susu, dan makanan buleleng lainnya. Seenak-enaknya sarapan beginian, tetep nggak ada yang ngalahin nasi uduk di pagi hari πŸ˜†

??????????Boneka Teddy Bear sebagai objek penderita dalam perjalanan akik πŸ˜†

??????????

Cycle Like a Dutchie

Gue bener-bener kagum sama budaya bersepeda di negara ini. Aslik, sehat dan murah. Makin seneng lagi karena infrastrukturnya beres alias jalanannya punya jalur sendiri untuk sepeda & sepeda motor, jadi semua teratur. Walaupun udara dan anginnya dingin, dengan baju yang tepat bersepeda di sana nggak jadi masalah. Sepedanya juga nggak usah yang bagus-bagus, kebanyakan yang gue liat sepedanya biasa banget, cenderung busuk malah πŸ˜† Cuma di sana sepeda mereka dijaga banget dengan rante segala rupa soalnya sering banget ada pencurian sepeda. Pokoknya jalur untuk pesepeda ada, parkiran untuk sepeda juga menjamur. Nggak lupa udara yang bersih dan pemandangan yang indah juga sangat mendukung sesi ngegowes ini sehingga menjadi sangat menyenangkan.

Yang harus diperhatikan, karena semua orang terbiasa bersepeda di sana, maka kita harus hati-hati kalau masih kagok, soalnya mereka suka ngebut bok, ya kan nggak seru juga ya lagi pengen asik-asikan sepeda tahu-tahu tabrakan. Gue juga baru ngeh ternyata rem sepeda yang dipinjemin ke gue nggak ada di stang tapi di pedal. Kalo mau ngerem pedal sebelah kanan harus digowes ke belakang (backwards), baru deh sepedanya berhenti. Di 20 menit pertama setiap ngerem gue masih kagok, hampiiir aja gue nabrak palang di jalan pas jalanannya menurun. Nggak kece abis kalo kejadian beneran πŸ˜† Jadi gue saranin untuk yang mau sepedaan di Amsterdam, kalo belum bisa naik sepeda, latihan aja dulu sampe lancar, dan kalau udah bisa, hati-hati banget soalnya orang pada suka ngebut.

But cycling in the Netherlands is definitely something you SHOULD NOT miss. πŸ˜€

sepedaan

??????????

??????????

Β  ??????????

??????????

A Cup of Coffee at Coffee Company

Hari itu gue jalan-jalan sama Mandy dan Lindsay, adiknya. Pemberhentian pertama kami adalah untuk ngopi-ngopi cantik (dan gratisan pula) di Coffee Company. Coffee Company ini semacam local chain coffee shop di Belanda model-model Starbucks gitu deh. Gue liat sih Starbucks nggak semenjamur itu di sana. Harga kopinya juga murah kok, manusiawilah untuk hang out, kebetulan kami dapet kopi gratis karena temen Mandy kerja di sana (dan Mandy dulu juga pernah kerja di sana).

Dalam perjalanan menuju Coffee Company inilah gue liat betapa banyaknya opsi wikenan murah dan menyenangkan di sana. Murah dalam arti lo nggak mesti ngemall dan terkungkung dalam satu gedung/pusat perbelanjaan terus, tapi bisa sekedar duduk di taman, sepedaan, ngopi, ke street market, dan sebagainya. Makanya gue seneng banget bisa ngerasain ginian karena gue tahu di Jakarta nggak akan segampang ini. And I love that sense of Everybody is doing their own thing” here.

Β ??????????

Bisa bawa anjing!

??????????

??????????

Two beautiful Indo girls, Mandy and Lindsay πŸ˜€

??????????

??????????

??????????

??????????

Albert Cuyp Markt (Market)

Kelar ngopi-ngopi cantik, kami melanjutkan perjalan kami ke sebuah street market terkenal di Amsterdam bernama Albert Cuyp Markt. Menurut informasi yang gue baca dari Wikipedia, Albert Cuyp Markt adalah sebuah pasar jalanan yang terletak di Albert Cuypstraat (‘Straat’ = Jalan) di antara Ferdinand Bolstraat dan Van Woustraat di area De Pijp di distrik Oud-Zuid. Nama jalan dan pasarnya sendiri diambil dari nama seorang pelukis landscape terkenal abad 17, Aelbert Cuyp. Sebelum tahun 1912, tadinya pasar ini cuma dibuka Sabtu malem aja, tapi akhirnya sampe sekarang pasar ini dibuka di siang hari selama enam hari seminggu,Β yaitu hari Senin sampai Sabtu dari jam 9 pagi ke jam 5 sore. Minggunya tutup.

??????????

Barang-barang yang dijual di Albert Cuyp Markt ini bervariasi dari yang tradisional sampe modern. Dari sayur, buah, bunga, souvenir, sampe makanan, stocking, sepatu, atau casing handphone. Macem-macem dah pokoknya. Bahkan yang absurd, gue nemuin casing handphone gue di sini. Handphone gue yang lama adalah LG yang kita semua tahu itu keluaran Korea, toh?

Nah, dicari di Jakarta, casingnya nggak pernah ada, dicari di Korea yang mana adalah negara asalnya, temen gue bilang mereka nggak produksi lagi *nangis* :lol:, eeehhh, di Amsterdam malah nemu, berserakan begitu saja πŸ˜† Jadi kalo akik ditanya, beli casingnya di mana, Tep?

Di Belanda aja, tuh.

*disambit henpon* πŸ˜† πŸ˜† πŸ˜†

20130604_184652

Apa yang gue amati di sini? Suasana pasarnya hidup dan multikultural banget! Bersih pun, jadi makin seneng kan jalan dan ngeliat ini itunya, suasananya menyenangkan soalnya πŸ˜€ Kebetulan juga hari itu pas lagi cerah πŸ˜€

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

Teteeep ada Gangnam Style

??????????

??????????HUWOW, coklatnya besar ya πŸ˜† πŸ˜† πŸ˜†

??????????

Setelah puas ngeliat-liat dan belanja oleh-oleh di Albert Cuyp, Lindsay harus pulang untuk ngelanjutin nulis thesisnya (rajin ya bok Sabtu-Sabtu belajar o_O), gue sama Mandy lanjut jalan-jalan. Belakangan si Andrew, pacar Mandy, dateng nyusul kami.

??????????

????????????????????

??????????

??????????

Ini salah satu tranportasi umum di sana, nggak tahu namanya apaan, kayak taksi sepeda roda tiga gitu, absurd πŸ˜†

??????????

One of the best homemade fries (‘frites’ = fries) in the Netherlands, harus coba!

??????????

??????????

?????????? Pose andalan tiap liat papan penunjuk jalan

??????????

Museumplein: Rijksmuseum & Iamsterdam

Museumplein adalah sebuah square (‘plein’: square) di daerah selatan Amsterdam di mana ada tiga museum besar yang mengelilinginya: Rijksmuseum, Van Gogh, dan Stedelijk Museum plus sebuah concert hall yang disebut Concertgebouw. I’m personally not a museum person but I don’t hate it either. Kalau ada waktu dan duit ya gue sempetin masuk, kalo nggak ya udah.

Nah, di museumplein ini gue sempet liat-liat Rijksmuseum dari luar. Rijksmuseum ini adalah museum nasional Belanda yang menyimpan peninggalan seni, kerajinan, dan sejarah Belanda. Museum ini pertama kali didirikan di Den Haag tahun 1800 lalu dipindah ke Amsterdam tahun 1808. Pertamanya lokasinya di Royal Palace, abis itu di Trippenhuis, baru deh pindah ke gedung yang sekarang. Gedung yang ini dibuka pertama kali tahun 1885 tapi di tahun 2003 lalu direnovasi sampe 10 tahun lamanya, baru buka lagi tanggal 13 April 2013, dua minggu sebelum gue dateng. Barang yang dipamerkan ada sekitar 8,000 objek seni dan sejarah dari total 1 juta koleksi objek dari tahun 1200-2000, di antaranya adalah karya-karya besar dari Rembrandt, Frans Hals, dan Johannes Vermeer. Mereka juga punya beberapa koleksi Asia di Asian Pavilion.

TETEP AJA SIH KALO GUE MASUK GUE NGGAK NGERTI BEDANYA πŸ˜†

Museumnya sih guedeee banget. Menurut Mandy yang udah ke sana, dia ngabisin waktu 3 jam di dalem dan tetep aja nggak cukup, mesti seharian katanya. Kalau kalian suka sama sejarah dan seni sih menurut gue museum ini worth it untuk dikunjungi. Tapi kata Mandy museum segede gini aja masih 1/20-nya Museum Louvre di Paris. Kebayang nggak sih si Louvre itu segede apa, kagak abis-abis πŸ˜†

Yang sebenarnya bikin gue kagum adalah bagaimana Belanda (dan negara-negara Eropa lainnya) merawat, mengelola, dan mempertahankan keberadaan museum serta menarik animo masyarakat bahkan turis agar museum di sana terus dikunjungi. Gue kalo ngobrol sama temen-temen gue di sana yang kerjanya di museum (doang) kadang masih ngebatin dalam hati: “Emang cukup ya makan sebulan cuma dari kerja di museum?”

Bukannya mau underestimate, gue beneran pengen tahu aja standar gaji untuk kerja di museum berapa soalnya yang kebayang di gue adalah museum-museum di sini yang bapuk setengah mati dan tiket masuknya aja murah banget. Gue aja kasian liat mas-mas dan mbak-mbak yang jaga, apakah hidupnya sejahtera atau nggak.

Terus begitu gue liat seberapa banyak orang yang masuk Rijksmuseum, bagaimana teratur dan sophisticatednya pengaturan serta staff-staff di museumnya, baru gue ngerti kenapa orang sana bisa kerja di museum dan hidup baik-baik aja. Pas gue ke Museum Anne Frank yang jauh lebih kecil aja yang ngantri banyak beneeer. Temen gue yang kerja di sana selain jadi guide juga merangkap jadi koordinator buat para turis dari negara lain yang mau ngunjungin museumnya (rombongan). See, bahkan yang dari negara lain aja sampe bikin koordinasi sama pengelola museumnya, berarti kan promosinya bagus!

Oke, kembali lagi menjadi turis mainstream, di depan Rijksmuseum ini ada tulisan khas “Iamsterdam” yang jadi sasaran foto semua turis yang dateng ke Amsterdam. TENTU SAJA AKIK TAK AKAN MELEWATKANNYA πŸ˜† Tulisan “Iamsterdam” ini ada di sini dan satu lagi ada di airport mereka, Schiphol. Kalau kalian main ke Erasmus Huis di Kuningan juga ada kok tapinya, foto aja di sana dulu buat pemanasan πŸ˜†

By the way, museumpleinnya sendiri asik banget deh buat leyeh-leyeh, apalagi kalau cuacanya lagi bagus. Nanti gue tunjukin fotonya di postingan berikutnya, ya! πŸ˜€

??????????

Β ??????????

??????????

Rijksmuseum

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????Β 

??????????

Vondelpark

Setelah keliling-keliling, gue request ke Mandy dan Andrew untuk sepedaan ngelewatin taman. Sebagai pecinta taman, adalah murtad kalo ke Yurep tapi nggak nongkrong di taman mereka yang asri itu. Maka pergilah kami sepedaan ngelewatin Vondelpark, taman terbesar di Amsterdam yang luasnya sekitar 47 hektar. Sebenarnya tadi pagi udah sempet dilewatin juga sama gue-Mandy-Lindsay, cuma nggak gitu banyak yang dilihat, jadi balik lagi, deh! πŸ˜€ Seneng deh liat pemandangan hijau yang bagus dan bersih banget di taman ini. Orang-orang bisa piknik, jogging, sepedaan, pacaran, tidur-tiduran, jalan-jalan bawa anjing dan lain-lain dan jauh banget dari udara kotor. And everything you see is pleasing your eyes. Tamannya isinya bukan juga rumput ama pohon doang, tapi ada danau, playground untuk anak-anak dan restoran/cafe untuk nongkrong. Di manakah letak keadilan di dunia iniiih… gue pengen banget Jakarta ada tempat ginian. Emang sih udaranya lebih panas, tapi pohonnya kan bisa dibanyakin, ketimbang dijadiin mall mulu kenapa nggak bikin ruang terbuka gitu T_T

Maka itu gue nggak heran Belanda masuk di peringkat 8 untuk negara terbahagia sedunia (nomer satunya Australia: this country is very lovely too!), kualitas hidup manusianya tinggi soalnya. Dan gue ggak heran juga begitu denger temen gue cerita di sana pajaknya tinggi, bahkan apa-apa dipajakin, contoh:

Pajak air –> Pajak pollution levy (water purification) supaya air bebas polusi, makanya air kran sampe bisa diminum segala dan water board untuk merawat tanggul dan kontrol level air (FYI, Belanda terletak di bawah permukaan laut)

Pajak jalan –> Siapapun yang punya mobil dan kendaraan bermotor harus bayar pajak ini dan besar pajaknya juga tergantung dari ukuran kendaraan itu sendiri. Kendaraan yang lebih berat/besar pajaknya lebih gede, pun dengan yang pake bahan bakar gas atau diesel, pajaknya lebih gede daripada yang pake bensin.

Dan nilai pajak penghasilan di sana itu bisa mencapai 4o-an% lho (ini persentase paling tinggi untuk level pendapatan tertinggi pula), yang pendapatannya di bawah itu ya disesuaikan (ada gradenya) tapi menurut gue tetep aja tinggi. Kebayang nggak sih lho punya income semilyar ujung-ujungnya cuma dapet 600juta doang πŸ˜† #sakithati

Cuma gue ngerti sih, di sana pajak tinggi tapi hasilnya ada, kualitas hidup masyarakat dijaga. Nah kalo di sini, pajak kita lari ke mana nggak jelas, yang banyak duit makin kaya karena bisa ngeles/nyogok untuk nggak bayar pajak (dan hidupnya tetep baik-baik aja!), yang middle class kayak kita gini udah bayar pajak tapi nggak melihat hasil signifikan. (Namun akik paling nggak masih optimis keberadaan Jokowi sama Ahok bisa pelan-pelan mengubah keadaan ini. Amin.).

Yah kan jadi curhat.

Tapi ini sih yang gue senengin dari traveling. Banyak hal yang bisa gue observasi dan gue bandingkan sehingga jadi pembelajaran. Yang bagus dari sana bisa diterapkan di sini, dan wawasan kita jadi lebih luas.

Baiklah, segini dulu cerita episode pertama di Amsterdam dari gue, masih ada 5 hari perjalanan di Amsterdam dan 16 hari di negara-negara lainnya yang gue nggak tahu gimana mau mulai bahasnya πŸ˜† Nantikan serial blogpost Teppy & Her Euro Trip berikutnya, ya! πŸ˜€

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

??????????

Β ??????????

??????????Β ??????????

????????????????????

??????????

??????????

Β Β 

49 comments

  1. ahh, bagus-bagus ka teppy semua fotonya.. πŸ˜€
    sst, jadi kemaren2 rajin muay thai biar bagus pas difoto ya ^_^V
    ditunggu ya kak cerita selanjutnya, sebagai cambuk buat diri sendiri. *halah

  2. aaakk…tamannya bikin iri setengah mampus *menatap ke luar jendela, kota Pekanbaru yg panasnya naujubileee*
    Btw, katanya Surabaya sekarang lebih asri daripada jaman dulu, karena walikotanya bikin banyak taman kota dan ruang terbuka hijau (secara Bu Risma ini orang planologi). Seandainya kota2 lain juga digituin yak *praying*

  3. wowww….seruu sekaleee tepp!! kotanya cantik yah, ga heran orang2nya bahagia dehhh πŸ˜€
    btw kayanya bangunannya mirip2 yah, warnanya merah bata gt yah..lucukkk….

  4. Iya kapan ya Indonesia bisa kayak Belanda gitu bersih dan teraturnya, makin sutris ngeliat jalanan neng. Boro boro sik mau naik sepeda, mau jalan kaki di trotoar aja susah *lah jadi curcol* :lol:.
    Eh soal taman sih sebenernya ada ada aja di Indo juga, tapi jumlahnya sedikit udah gitu ngebayangin duduk duduk ditaman kok rada horor ya, suka banyak orang iseng, Tep. Makanya mall Central Park itu rame bener sama orang orang yang rindu nongkrong di taman πŸ˜†

    • kalo jalan kaki di sini resikonya dilindes motor yang suka cari jalan pintas –”
      iya gue seneng deh sama taman di Central Park, sayang aja keramean… taman lain di JKT jg ada, cuma suka panaaas sekali πŸ˜†

      • Hahaha jadi emang intinya taman di kota Jakarta terutama tuh gak ngenakin buat santai santai :D, kalo gak rame ya pepohonannya kurang. Yang mantap paling cuma Kebon Raya Bogor kali ya πŸ˜€

  5. Di Taipei pun banyak yg bersepeda dan banyak yg busuk puun.. Asiknya disini govermentnya nyediain fasilitas ubike, sepeda pemerintah gitu.. Tiap pake kita tinggal tap kartu easycard aja.. Semacem flazz buat MRT gitu.. Da sepedanya heratis buat setengah jam, kemudian bayar 10NTD (kurs:IDR332)ya kalo ga salah setiap 30menit.. Nyaman deh pokoknya, cuma mesti rebutan aja kadang kalo ga keabisan.. Duh, semoga jkt bisa pedestrian friendly juga dehh ya..

  6. aaaakkk makin pengen akik maen ke sana…
    itu tamannya bikin iri deh,,
    kapan yak pemerintah kita bisa nyediain sepersekian aja fasilitas dari yang di sono,,

    • gue pengen ajuin Jokowi-Ahok jadi Presiden dan Wakilnya, kayaknya kalo mereka yang bangun negara ini hasilnya lebih beres (dan sukur2 bisa bikin taman, hihi)

  7. Jarang banget ada blogger yang mau menulis catatan perjalanannya sedetail ini πŸ™‚ Suka sekali. Ditunggu tulisan yang lain mbak ^^

  8. Neng Teppy, teruskan tulisan mu satu per satu tiap kota yaaa! Aku akan selalu menunggu dengan mata berbinar2!!!
    Anyway Frites nya itu juga adanya di Albert Cuyp markt ya?

  9. Sounds all good, looks all good. In fact…It IS good!!! Had a bunch of fun with this girl from Indo. Too bad I don’t understand a damn word of it haha! See ya soon!! X

  10. lu gak masuk ya museum anne frank? gw inget dulu masuk tep. sedih banget. karena attic tempat mereka ngumpet ber7 apa 8 orang itu sempit banget bok! dan lobangnya juga kagak gede. kalo mo masuk beneran mesti akrobat. trus lu gak pegi ke kota yg bikin keju itu ya? gw lupa namanya bok, tapi itu bbrp jam dari amsterdam. ciamik banget. gw gak doyan keju tapi disana gw nemu keju rasa daging asap.. langsung kesengsem…… :)))

    • gue masuk museum anne frank, sedih abis yaaaa… kalo ke kota yang bikin keju gue gak ke sana, cukup beli di kota saja, hahahah

  11. teppy!!! I envy you! but I adore you and your blog of course. sukak bangetttt bangeettt. aku juga pengen ke eropa (walopun aku gampang kedinginan), pengen ke belanda, jerman sama UK. hihihi. baca postingan ini bikin aku terharu! beneran terharu, sampe berkaca-kaca gituuu. thanks a lot teppy cantik.

    • awwww, terima kasih banyak neng Dikna πŸ˜€ amin semoga impian kamu cepet terwujud juga yaaa! it must be worth the wait :*

  12. Gw musti bilang kalo guide elo TOBH! hahaha . Hampir mencakup semua objek wisata penting di Adam. Ember lho itu frietjes nya emang paling enak, rame terus. Itu adanya di Heiligeweg di daerah Kalverstraat, wilayah perbelanjaan di Adam. Banyak taman cakep di Adam cuma yah yg paling gede dan downtown emang di Vondelpark sih, btw ini cuma beberapa meter saja tep dari kantor gue! Gila ya banyak juga yang elo lakuin dalam 1 hari?? ga capek tep?

    • kagak capek bok, terlalu bersemangat gue, hahaha… aduh ini gimana gue ceritain hari-hari berikutnya, ya… masih banyak πŸ˜†

  13. Teman2 yang ada experience di amsterdam, bisa minta alamat salah satu HRD email pabrik coklat? jika ada boleh wa no saya +6282130770852 Chandus Sahat M Sitanggang, ST

  14. Teppy, kamu dmn kerjanya yah?info2 dong pabrik coklat di amsterdam? saya mau melamar sebagai tenaga kerja…teknik mesin UI tahun 2000…please????

Leave a reply to feha Cancel reply