What’s your geeky side?
Kalo gue, gue selalu penasaran sama istilah atau idiom bahasa Inggris yang terdengar asing di kuping gue. Istilah-istilah yang butuh interpretasi lebih. Itu, dan juga kosa kata baru bahasa Inggris lainnya. Gue lumayan “kiasu” (fear of missing out) soal ini, sehingga gue suka susah nyelesein baca buku bahasa Inggris dalam sekali jalan karena setiap ada kalimat atau istilah atau kosa kata yang nggak familiar, gue akan berhenti dulu untuk browsing artinya. Biasanya sekali browsing malah keseret ke artikel-artikel lain yang juga punya istilah dan kosa kata baru. Kaga kelar-kelar browsingnya, kaga kelar-kelar baca bukunya. Gitu aja terus ampe botak. 😆
ANYWAY…
Sekitar dua bulan lalu gue lagi dengerin album terbaru One Direction (“Four”) dan ada lagu yang judulnya “Stockholm Syndrome.” Setelah denger beberapa kali, gue mikir, ini kok kagak ada bahasan tentang Stockholmnya sama sekali, malah kayak lagi menggambarkan satu situasi percintaan. Oh, pasti ini istilah bahasa Inggris!
Maka itu karena akik anaknya nggak suka kalo nggak tau gini-ginian, langsunglah gue google lirik dan arti katanya, baru aku mengerti~~~
Jadi, Stockholm Syndrome adalah sebuah kondisi psikologis di mana tawanan/korban sandera justru memiliki simpati, empati, dan perasaan positif lainnya pada orang yang menyandera mereka, bahkan malah ngebela mereka yang udah jahat ini. Istilah ini muncul setelah satu kejadian perampokan bank di Norrmalmstorg, Stockholm, Swedia pada tanggal 23 Februari 1973 yang berujung dengan penyanderaan empat karyawan bank ini oleh dua perampoknya. Selain bawa pistol, empat karyawan ini disanderanya dengan dillit pake dinamit gitu, terus dikekep sampe tanggal 28 Februari-nya (131 jam) sampe kemudian berhasil diselamatkan semuanya. Nah, kenapa si istilah Stockholm Syndrome ini muncul? Karena setelah kejadian ini ternyata terjadi emotional bonding antara para korban dengan perampoknya. Mereka sampe berpikir kalo para perampok ini emang melindungi mereka dari polisi, makanya pas mau didampingi sama pemerintah (ketika penyanderaan terjadi) aja nggak mau. Gilanya lagi, setelah mereka berhasil bebas, para korban ini malah khawatir kalo para penyandera akan dihukum berat. PADAHAL ITU DISANDERANYA PAKE DINAMIT, KELEUS! Mau tau yang lebih gila? Korban perempuan yang satu TUNANGAN sama salah satu perampoknya, terus korban lain ada yang MENGGALANG DANA untuk ngurangin beban hukuman kriminal para perampok ini.
Wong edyan.
Nah dari yang gue baca, sebenanya sikap ini adalah bentuk survival manusia dari abuse dan intimidasi orang lain, sehingga dia justru care sama yang ngejahatin. Sounds familiar? Yes, kejadian ini juga bisa dilihat kok di kehidupan sehari-hari. Contohnya mereka yang masih bertahan di hubungan yang destruktif, abusive, dan controlling, baik dengan orang tua, pasangan, teman, bos, dan lain-lain. Seringnya sih bisa kita lihat di hubungan berpasangan, yah. Salah satu cirinya adalah tetap bertahan atau balik lagi sama pasangan yang abusive, atau setelah putus malah kangen, atau jealous sama pacar barunya, atau percaya dia akan berubah sehingga balik lagi, dan sebagainya.
Yah, jadi kira-kira begitu yang akik pelajari dari istilah ini. Katanya Stockholm Syndrome ini nggak selalu terjadi kok (dalam kasus perampokan bank), ada beberapa kasus lain di mana para sandera justru ngebantuin polisi untuk “nyiksa”/nembak si perampok. Semuanya tergantung berapa lama mereka di situ sih, jadi durasi waktu juga memengaruhi kenapa orang justru mengalami emotional bonding sama yang jahatin mereka. Itu artinya, kalo nemu yang nggak beres, jangan lama-lama sama dia, langsung kabur!
Sekian dan mari kita dengerin lagunya dedek-dedek ganteng ini…
Thanks infonya kak Tep, gua malah denger istilah ini dari konsultan percintaan 😆 persis seperti yg lu bilang
berhubung suka nonton Criminal Minds sama drama crime apapun yang berhubungan sama psikologi lumayan sering denger istilah ini, sih (dan istilah2 lainnya yang gak kalah menarik)
Btw, saya juga suka nonton/baca apa gitu terus nyari istilahnya ampe detail banget berasa lagi bikin tugas akhir 😀
waaaaah! apa aja tuh istilahnya? boleh dishare nggak? *suka penasaran sama istilah psikologi* hihihi… toss dulu btw!
erotomania dan lima syndrome? (lawannya stockholm)
Hahaha, iya tergila2 sama semua tv series yang ada psikologinya 😀
*toss*
akhirnya ada postingan baruuu..:d
iyaaaa heheh, lagi diusahakan untuk rajin nulis lagi nih 😀
kalo sy ditinggal selingkuh sampe dia punya anak…trus dia pergi dan menikah dengan cowok lain lagi…sy masih simpati….itu termasuk stockholm syndrome?atau stockholm venture? 😀
sepertinya kena pelet. :p ayoo semangat cari yang baru yaa.
waktu itu sempet cari2 soal Stockholm Syndrome karena ada ide cerita novel yang pengen ditulis belum jadi2 tapinya 😛
You’re not alone! sama sih, gue jg suka penasaran sama istilah2 psikologi dari buku/film/musik. Anyway gue pertama kali tau Stockholm Syndrome dari lagu Muse. Sedangkan istilah erotomania dari fimnya Audrey Tautou yang “He Loves Me… He Loves Me Not”, bagus banget filmnya. You should check it out 😉
inget jurnalis Metro TV yang pernah disandera di Iraq itu ga? aku baca bukunya yang 168 Jam dalam Sandera, somehow relevan lho Stockholm Syndrome ini 🙂
ah nanti aku mau baca, ah! 😀