Disclaimer: I’m gonna mix this post with English and Bahasa Indonesia so just in case there’s an international reader here, you’ll still get the rough idea of what I’m talking about.

Setelah 22 tahun nggak pulang kampung (dari sisi bokap), bulan April lalu gue dan adik gue memutuskan bahwa tahun ini adalah saat yang tepat untuk kita balik, mumpung jadwal juga memungkinkan. Lagi pula kami juga udah 6 tahun nggak ketemuan ama bokap yang balik tinggal di sana dari tahun 2009, jadi sekalian ngunjungin, deh. Untungnya sepupu gue, Kak Ovas, punya jasa tour/travel management gitu, namanya Los Flores tour  dan dia sekaligus bertugas jadi tour guide, jadi urusan ngider ke sana ke mari selama di Flores langsung beres. Hemat waktu karena Kak Ovas udah tau spot-spot mana aja yang harus diprioritasin dalam waktu seminggu. My cousin and his girl made the most effective itinerary for a one-week trip and he has LOTS AND LOTS of funny yet informative stories about Flores and his tour guide experiences. Great time!

FIRST LEG OF THE TOUR: Labuan Bajo

Ticket & accommodation

Pemberhentian pertama dari rangkaian tour de Flores gue ini adalah Labuan Bajo, sebuah kota yang terletak di kabupaten Manggarai, Flores Barat yang terkenal dengan pulau-pulau dan pantai yang bagus-bagus BANGET (sama pemandangan bawah lautnya katanya). Nah, soal harga tiket pesawat bisa mahal bisa terjangkau, tergantung bulan kedatangan kalian. Sepupu gue bilang  yang paling tepat adalah dateng di bulan April – Oktober. Intinya sih hindarin musim ujan aja. June-July-August would be the peak season obviously, and if I’m not mistaken, ticket could be about 5-6 mio-ish return. Hell no, I’m not paying for that. Tapi ini semua bener-bener tergantung dari apa yang mau kalian liat, ya. Katanya di masa high season ini pulau-pulau di sana juga lagi memasuki tahap paling kering dari musim panas, jadi sejauh mata memandang, semuanya akan mengering dan tampak menguning. Cantik banget katanya.

Gue sendiri beli dari bulan Desember 2014 untuk keberangkatan awal April 2015. Dapetnya 3,7 PP, naik Garuda Indonesia. Tadi sih gue iseng cek tiket, untuk 2016 awal April harganya sekitar 3,5 juta, dan akhir Juni mencapai 5 jutaan. Jadi tergantung jadwal dan pengen liat Labuan Bajo dalam nuansa warna apa. Kalo pas trip gue kemaren, di beberapa daerah lain masih suka gerimis, tapi di Labuan Bajonya sih nggak hujan sama sekali. Pemandangannya juga lagi ijo-ijonya banget (bahkan berbunga!) karena baru abis musim penghujan. So my advice is, just pick the right timing/season.

NOTE: The only Telco provider that can work really well in Labuan Bajo (at least at that time) was Telkomsel. Seriously. If you wanna be disconnected from the world, that’s fine. But if you need to make a call or posting your photos endlessly, then switch your sim card. Gue nggak tau provider lain gimana, tapi yang jelas XL gue sih ilang blaaaas sinyalnya. Jadi begitulah, Labuan Bajo rasa luar negeri, ampe ganti sim card segala. LOL.

Kalo mau liat sekilas kota ini kayak apa… 

 

The boat

This boat at that time cost about IDR 4mio for a one-night stay (Live on Board). It can accommodate up to 10 people (bunk bed). There are ones with AirCon and ones with fan only. So given the price, it’s better if you share it with more people so  you’ll get cheaper rate. By the way please note that this is an outdated rate (as per April 2015), the rate has most likely gone up as of now. Just to give you an idea.

We got a full-on fresh meal 3 times a day, all were really good!

Boatnya “dua lantai” alias bisa nongkrong di atasnya. Pastiin aja pake sunscreen di muka dan badan yang buanyaaak soalnya mataharinya terik banget. Gue setengah hari udah gosong aje kayak kue kelamaan dipanggang.

By the way, bisa diliat nih di bawah ini pemandangan ala-ala wallpaper Windows versi nyata…

   

1. PULAU RINCA

Our first destination was Rinca island, one of the two islands (aside from the renowned Komodo Island) in Labuan Bajo designated to preserve the existence of Komodo Dragons. Rinca is part of Komodo National Park and also labeled UNESCO Heritage site along with Komodo Island, Gili Motang (very few komodo dragon here), and Padar Island (komodo dragon- less). As it is a national park that of course welcome tourists, you will be guided by a ranger to tour around the island (and to protect you just in case).

 

Welcome to Pulau Rinca! Here is the savanna!

Masuk-masuk dikasih tagline ala lawakan Srimulat: “Komodo Bukan Komedi, Apalagi Komedo.”

KESEEEEEEEEEEEEEEL 😆 😆 😆

Jujur aja, walaupun ada ranger, gue rada takut sih keliling pulau ini. Soalnya takut tiba-tiba ada komodo muncul. Bukan apa-apa. Emang ada beberapa komodo yang bergelimpangan pas masuk dan mereka sih mager (males gerak) abis gitu posisinya, cumaaa… mereka itu manipulatif abis. Jadi seolah cuek nggak merhatiin elo/sekitar, tau-tau bisa nyaplok. Well, tentu saja ada pemicunya, yaitu bau darah. Jadi jangan sampe deh mereka nyium darah. Girls, if you’re on your period, don’t even think to come visit these islands. Jangan juga coba-coba sentuh. Salah satu ranger di Pulau Komodo bilang, sehari sebelum gue dateng, ada satu turis Rusia yang entah nggak tau, entah bandel, atau entah lagi rada mabora, si komodonya dielus aja dong! Hampiiir banget tangannya ilang, soalnya komodonya langsung nyerang. Geblek. 😆 Salah satu ranger di Pulau Rinca juga cerita, bahkan ketika lo nggak “mancing,” kalo lagi apes lo bisa aja diincer mereka. Jadi ada dua ranger yang lagi tidur siang di satu pondok di sana, entah pintu kamarnya nggak ditutup rapet atau apa, KOMODONYA MASUK AJA DONG KE KAMAR! Serem abis. -_____-

Tapiii, jangan sampe ini menghalangi kalian untuk main ke sini, yah. Tenang aja, kan dijagain. Yang penting tetap awas dan jangan sampe luka/berdarah di sana.

Nah, kalau kalian mau keliling pulau Rinca sama pulau Komodo ini, biasanya disediakan 3 track/jalur. Ada jalur trekking pendek, sedang, dan panjang. Kalo kami sih untuk menghemat waktu ambil yang pendek aja (alesan, padahal engap, hahaha). Jangan lupa untuk SELALU PAKE SUNBLOCK karena panasnya naujubilahbinjalik. ZUMPAH.

Oh ya, sedikit trivia aja, populasi komodo di Pulau Komodo sebenarnya jauuuh lebih banyak daripada di Pulau Rinca, cuma karena Pulau Komodo juga jauh lebih luas, jadi agak susah nemuin komodonya, lebih gampang diliat di Rinca. Kalo lagi beruntung, kita bisa lihat, kalo apes, udah jalan jauh-jauh malah nggak bisa liat sama sekali. 

Harga tiket:

Untuk WNI harga tiket kurang lebih 35,000 (udah untuk masuk Pulau Rinca + Komodo, harga karcis masuk, harga karcis kegiatan/tour keliling pulau) + biaya ranger untuk ngedampingin sebesar Rp 80,000 (bisa untuk ngelead 5 orang maksimum, kalo grup lo ga sampe 5 orang, tetep bayar 80ribu).

Sebagai warga negara Indonesia harus merasa beruntung, soalnya harga tiket masuk antara WNI sama WNA jomplang BANGET. Gue lupa angka persisnya, tapi turis luar negeri kudu bayar 150,000-250,000 untuk masuk. Mahal banget, kan -_-

Really happy I got there with my sister. It was our second trip together (first one was Bali last year) but this one was for more adventurous. I wished my lil bro could join me but I’m sure us three can arrange that sometime soon!

2. PULAU KOMODO

Pulau Komodo ini sebenarnya gue datengin di hari kedua, tapi berhubung udah gue ceritain di atas, jadi gue share foto-fotonya aja, ya! 😀

Ada komodo kecil di bawah jembatan. Langsung freak out 😆

Jangan mikir kami berdirinya deket-deket, yaaa. Ini tetep jaga jarak di belakang, cuma kameranya aja yang dizoom deket-deket. Gue sih tetep komat-kamit juga pas foto ini diambil, tapi sebenarnya jaraknya lumayan aman. Hehehe…

Oke guys, sebelum postingan semakin panjang, gue lanjutin di postingan selanjutnya aja, ya! You’ll see more beauuutiful pictures of Labuan Bajo! 

‘Til next post!

PS. For your inquiry about Los Flores Tour, you can direct your e-mail to losflorestour@yahoo.com (Contact person: Ovaz and Jane)