MOVIE REVIEW SUKA-SUKA: #FilmPosesif


Hai semua!

Kembali lagi bersama Tepsoy dalam Movie Review Suka-Suka! Kali ini gue mau bahas film “Posesif,sebuah film perdana karya rumah produksi Palari Films yang gue tonton di pemutaran perdananya beberapa minggu lalu. Sebenernya gue udah liat banyak postingan teasernya dari berbulan-bulan sebelumnya di Instagram-nya Adipati Dolken, Putri Marino, dan Ghyan (yang bikin character video-nya Lala & Yudhis) dan penasaran, soalnya foto-foto & video teasernya kok manis amaaat! Baru setelah gue liat trailernya belakangan… hmmm… agak “dark” & twisted nih kayaknya, dan waktu gue liat trailernya itu film ini udah dapet 10 nominasi FFI walau belum resmi tayang. MAKIN PENASARAN!

posesif

Dua pemeran utama yang dipilih pun terasa pas. Mengingatkan gue sama film Galih dan Ratna, walau after taste filmnya beda. Kenapa terasa pas? Karena yaaa walaupun pake formula muka cantik dan ganteng, tapi masih believeable gitu (dan didukung dengan akting yang super ketje, baik Adipati yang makin mateng kualitas aktingnya, maupun Putri Marino yang walaupun ini film pertamanya, maksimal banget meranin karakternya). Beda rasanya kayak liat foto pre-wed Raisa dan Hamish Daud bersenda gurau di tepi pantai yang bikin kita mikir:

“KOK ADA SIH PASANGAN YANG TINGKAT KESEMPURNAANNYA KAYAK GENEEE? KAWIN PULA!”  

*sabar, Tep, diminum dulu air putihnya.*

raisahamish

Photo by: Nicoline Patricia Malina

 

Kalau liat Lala sama Yudhis tuh, tingkat kecakepannya masih manusiawi. Ngeliat mereka berdua bikin gue jadi keingetan sama masa-masa SMA…

lalayudhis

…yang tak kumiliki.

meme2

 

Ternyata nggak Raisa-Hamish nggak Lala-Yudhis sama aja efeknya.

Sama-sama bikin #SAAAD.

meme2

 

Film ini menceritakan tentang kisah asmaranya Lala dan Yudhis, dua siswa (kayaknya) kelas 3 SMA di Jakarta. Si Lala ini selain sekolah juga merangkap atlet loncat indah, sementara Yudhis tuh anak baru di sana. Awalnya si Lala nggak tau soal keberadaan anak baru ini karena baru masuk sekolah lagi setelah menang kejuaraan loncat indah. Dari manakah dia tau? Dari sahabat ceweknya, Ega. Tipe-tipe anak sekolah yang biasanya jadi semacam “pusat informasi” di sekolah, tau apa yang lagi happening, tau soal ujian kelas sebelah, dan punya list CO-KI-BER (#tua) alias Cowok Kita Bersama di sekolah… tapi most likely nggak akan jadian sama CoKiBernya karena biasanya mereka akan jadian sama kembang sekolah. #TakdirMemangKejam

Yah kayak modelan Lala sama Yudhis ini, lah~~

Di hari pertama mereka ketemu, Lala dan Yudhis udah dihukum bareng, disuruh keliling lapangan sekolah 20x dengan kondisi tali sepatu sama lain diiket, pas banget pula jam istirahat sehingga mereka ditontonin temen-temen sekolahnya yang lain. NYAWWW. Gue suka deh sama scene ini, nggak pasaran dan manis. Tentang kenapa mereka bisa dihukum di lapangan sekolah, itu nanti bisa lo cari tau sendiri sekaligus lo “judge.” Soalnya scene pemicunya kok manis-manis creepy, macem guideline Tinder for Kids.

Setelah dihukum bareng, ketebak dong apa yang akan terjadi di hari-hari setelahnya? Hanya dalam hitungan hari, Yudhis dan Lala udah cabut ngedate.

20171028_103448

Sesungguhnya naksir dan “mure” emang tipis bedanya.

Tapi gue kalo jadi Lala sih juga yaaa, gimana kagak lo iyain ya. Yang ngajak kencan bentukannya begitu~~~ 

Lalu Yudhis dan Lala pun ngedate di sebuah taman yang mayan artsy. Kalo nggak salah Taman Galeri, taman yang banyak instalasi seninya. Tipe-tipe taman yang kalo gue kunjungin otak gue kagak bakalan nyampe, kayak waktu gue sok-sok merhatiin lukisan di galeri Ruci Senopati. Di sana mereka ngobrol banyak hal, termasuk tukeran informasi kalau Lala tuh sukanya penguin dan Yudhis sukanya ikan paus. Lalu berujung dua-duanya jadi gambar-gambaran tato hewan favorit mereka di tangan satu sama lain.

Again:

20171028_103448

 

posesiftato

posesiftato2

 

If I were Lala at that moment, my hormones would be like…

lalapenguin

Karena ku jadi bertanya-tanya…

inikahnamanyacinta

Inikah namanya cinta?

*monmaap  nih referensi jokes ngikutin KTP*

Pokoknya tipikal adegan yang kalo lo ada langsung di TKPnya tuh bawaannya tuh bocah-bocah pengen lo toyor.

“Ah elah bisaan aja luuuu…”

25 Meme komentar FB

Tak berapa lama kemudian semenjak kencan di taman artsy dengan teknik flirting yang cukup unch itu, Lala dan Yudhis pun makin sering ngabisin waktu bareng sampai akhirnya jadian. Harus gue akui, pacaran di Indonesia itu punya sistem yang paling simple sekaligus paling ribet untuk menandakan bahwa dua insan manusia sedang “ada apa-apa.”

Jadi gimana cara Lala tau kalau dia dan Yudhis udah tinggal selangkah lagi dari jadian (atau bahkan udah jadi?)

20171028_103124

NTAP!

Susah memang menunjukkan rasa sayang di tanah air ini.

Semua butuh validasi, bahkan dari pemilihan kosa kata.

haha

 

Ya udah deh tuh, masa pacaran Yudhis dan Lala yang super manis kemudian dimulai…

Walaupun udah beda generasi, beda device dan teknologi, tapi manis-manisnya tuh kurang lebih sama. Kalo Lala dan Yudhis bisa chatting non-stop sambil mesen KFC lewat aplikasi (product placementnya alus deh, ai layk), bagi kalian yang angkatannya sejebot gue dulu mungkin deg-degan nunggu balesan SMS sambil nungguin tukang bakso lewat.

Atau kalo malem udah siap siaga jaga telepon rumah, begitu bunyi langsung lari untuk ngangkat. Terus telponan sampe pagi dan di tengah mesra-mesraan di telpon diinterupsi bokap disuruh tidur. (setelah dipikir-pikir masuk akal sih, lha wong besoknya ketemu lagi juga di sekolah).

Masa-masa ketika papasan sama gebetan di lorong sekolah jadi kayak disidak, harus siap jaga muka biar nggak kebablasan mesem-mesemnya.

Masa-masa ketika jam istirahat jadi momen yang menyenangkan karena bisa pacaran di kelas atau ke kantin bareng pacar.

Masa-masa ketika Valentine yang bikin para cewek jadi chocolatier dadakan karena pada sibuk bikin coklat buat dikasih ke pacar, yang biasanya rasa akhirnya ala kadarnya aja. (Maafkan aku, mantan).

Pokoknya momen-momen jatuh cinta jaman sekolah, khususnya SMA tuh bisa dibilang bener-bener masa orientasi sebelum masuk ke masa percintaan yang lebih dewasa, seperti di jaman kuliah dan dunia kerja. Semuanya masih “hijau,” polos, raw, malu-malu. Puppy love literally, lah. Masa-masa awal ketika kita semua mengenal istilah “Kalau lagi jatuh cinta, dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak.”

Nggak ada yang bisa ganggu. Tidak juga Ultraman.

ultramansepeda

Rasa “invincible” itu tergambar dari beberapa dialog Yudhis dan Lala, terutama Yudhis yang sempet bilang (kurang lebih intinya gini:) dengan keberadaan Lala di hidupnya, Yudhis yakin kalau mereka cuma berdua, mereka udah bisa “ngelawan dunia” bersama.

EHM.

BAIK.

Tunggu ya, Nak.

Tunggu nanti pas kamu udah punya kartu kredit sendiri dan harus bayaran tagihan tiap bulan yang besar pasak daripada tiang.

Tunggu nanti pas kamu udah kerja sampe lembur-lembur terus pas cuti atau weekend tetep digrecokin bos. Seperti yang sedang tante hadapi ketika lagi tenang-tenang ngetik review di hari Sabtu ini.

Tunggu sampai pacar kamu tiba-tiba ngomong: “Aku pengen studi di Eropa.”

Tunggu.

Tunggu aja, deh.

Mungkin nanti kita bisa nanya balik Lala sekarang fungsinya apa? 

haha

NGGAK DEEENG.

Ya namanya juga masa mudaaa, semua seolah indah dan memungkinkan untuk dicapai bareng-bareng. Persis kayak tagline filmnya:

“Ini cinta pertama Lala. Yudhis ingin selamanya.”

Tapiii… siapa sangka ternyata cinta monyet, cinta pertama, cinta yang kayaknya harmless di masa SMA bisa jadi berbahaya juga. Waktu kelar nonton film ini gue sempet mikir, kenapa ya karakternya dibuat anak SMA, kenapa nggak anak kuliahan aja minimal, biar lebih believeable. Tapi terus gue pikir-pikir lagi, toxic relationship itu bisa terjadi kapan saja dan di fase apa saja, termasuk masa SMA. Dan bagi gue formula yang paling gampang untuk mencari tau betapa kompleks dan “gelap”nya kondisi psikologis manusia adalah lewat hubungan percintaan. Film ini berhasil menggambarkannya dengan baik. 

Dari yang awalnya manis dan bikin berbunga-bunga banget, Yudhis kemudian mulai menunjukkan beberapa keanehan sifat. Buat gue film ini berhasil membawa penonton ke dalam emotional roller coaster, nggak cuma dengan kualitas akting SEMUA pemainnya dari yang utama sampe pembantu yang sama maksimalnya (bahkan porsi perannya baik besar maupun kecil nggak sia-sia), tapi juga dari sisi pengambilan gambarnya. Scene-scenenya apik dan cantik. Pemilihan musiknya juga tepat. Gue suka banget sama scene Yudhis dan Lala yang loncat indah malem-malem pake lagu kekiniannya Dipha Barus ft. Kallula – No One Can Stop Us. Manis, beautifully shot, keren, dan nggak cheesy. Perkara apakah ada anak-anak SMA di dunia nyata yang pacarannya semanis dan serandom itu sih belakangan, hauahaha.

Build up emosinya juga walaupun pelan banget, tapi lo lama-lama bisa merasakan intensitas ketegangannya. Dari yang tadinya unyu… kok jadi creepy. Kok jadi tegang, kok jadi ngekang. Yudhis makin lama makin posesif.

Yak, akhirnya pembahasan kita sampe ke judul filmnya.

POSESIF. 

Pasti ada dari kita yang pernah terjebak di hubungan yang posesif, obsesif, dan melelahkan. Gue pun pernah mengalaminya. Posesif kurang lebih artinya “rasa memiliki” yang berlebihan. Nggak boleh ada orang lain yang punya/ganggu/nyentuh, dan sebagainya. Makanya jatuhnya jadi kayak terobsesi gitu. Kayak nyembah berhala.

Biasanya apa sih contoh keposesifan itu?

Berdasarkan pengalaman pribadi dan temen-temen gue, misalnya:

Harus ngasih tau keberadaan lo setiap saat setiap waktu, bahkan pacar sampe minta foto atau video call di tempat. Recet bener dah pacaran kayak gini. Lu pacar apa foursquare? Butuh bukti check in lokasi banget?

adipati

Gambar dari sini.

 

ATAU

 

Nggak boleh hang out sama temen-temen cowok lagi. Di film ini Lala nggak boleh hang out rame-rame sama temen-temen ceweknya kalo pas lagi ngumpul ada temen cowok yang gabung. #ribet Di pengalaman gue dulu, gue bahkan nggak boleh hang out sama temen-temen cewek gue karena kata sang pacar gue tampak lebih seneng hang out sama mereka daripada sama dia…

………

…………

…………………

meme-lucu-ultraman-siap

 

Atau mau contoh lebih nyata lagi soal keposesifan yang apa banget dari bangsa Indonesia? Cobak kau ingat-ingat lagi tanggal 3 September 2017 lalu ada apa? YHAAA. Tanggal yang dicanangkan sebagai Hari Patah Hati Nasional Jilid 2 karena setelah resmi tunangan di bulan Mei lalu (kok hapal, Tep?) yang menjadikannya sebagai Hari Patah Hati Nasional Jilid 1, pada tanggal 3 September lalu pasangan Raisa Andriana dan Hamish Daud resmi jadi pasangan suami istri yang membuat hati netijen kembali terkoyak-koyak sampai akik dengan tidak sengaja membaca sekelebat komen mas-mas di Twitter yang kurang lebih berbunyi:

“Liat itu. Itu Hamish Daud. Dia laki-laki yang sudah merebut Raisa dari kita semua.”

HALUSINASI MEMANG BANYAK BENTUKNYA

20171028_133954

 

meme1

meme2

meme3

YAH KESEBUT LAGI NIH MEIKARTA!

meme2

Balik lagi ke Yudhis dan Lala. Rasa sayang Yudhis ke Lala membuat Yudhis sama sekali nggak suka kalau Lala hang out sama temen cowok, kalau Lala sibuk, kalau Lala jauh dari dia, bahkan Lala mau nurut sama Bapaknya aja Yudhis nggak suka. Yudhis yang tadinya bikin klepek-klepek malah jadi creepy karena stalker-ish banget, obsessed sama Lala, dan ternyata temperamen. Dia selalu mau ada di dekat Lala. Ini pacar apa hantu. Ada di mana-mana.

Things get darker and darker after Yudhis showed his “true color.” Tempernya yang jelek bikin hubungan dia dan Lala jadi toxic…

ultramanmeme5

…dan ABUSIVE.

miaw

 

Tipikal hubungan seperti ini tuh biasanya dimulai dari salah satu dulu yang “gila,” lama-lama dua-duanya jadi sama-sama “gila.” Gilanya gimana? Lo tonton sendiri, deh.

Karena gue suka mengamati dan mempelajari karakter manusia, jadinya seru aja ngeliat perjalanan psikologis karakternya. Selain produksi dan akting pemainnya bagus, penulisannya juga rapi dan kuat, nggak asal jadi. Kita jadi bisa ngerti kenapa orang bersikap A, kenapa orang yang lain bisa bereaksi B, kenapa mereka bisa kuat, kenapa mereka bisa “keseret” keadaan, kenapa mereka bisa berubah, dll, dsb, dst. Tapi yang jelas sih inti dari ini adalah kalau sampai (mitamit) ada dari kalian yang sedang terjebak dalam hubungan yang kayak gitu, RUN FOR YOUR LIFE AS SOON AS YOU CAN! Nobody, not even your friends or family, can save you other than yourself.

Film ini nggak serta merta ngasih solusi atau menggiring kita ke satu konklusi yang gamblang di ending sih. Silakan lo interpretasi sendiri. Tapi yang jelas gue sukaaa BANGET sama scene penutupnya. Semakin mengukuhkan bahwa film remaja ini punya taste dan kelasnya sendiri. Apalagi dengan pemilihan lagu di akhirnya:

“Banda Neira – Sampai Jadi Debu”

yang selain syahdu dan melengkapi scene dengan sempurna, setelah gue inget-inget…

…EH INI KAN LAGU YANG DI VIDEO SIRAMAN RAISA-HAMISH YANG BAPAKNYA YAYA NANGIS.

YHAAAAAAAA!

ultramanmeme4

YHA GIMANAAAA

Beginilah idup hari-hari kalo cuma bukain Instagram artis sambil ngganyem Indomie. Kagak ada manfaatnya bagi nusa, bangsa, apalagi perfilman Indonesia.

Resolusi 2018: kurangin makan mecin, unfollow Lambe Turah.

 

Baiklah teman-temanku sayang, sekian review film Posesifnya.

In all seriousness, film yang juga bagian dari iflix Originals ini bagus banget dan sangat layak tonton. Film yang dibuat dengan hati, kecerdasan *tsah*, dan keseriusan. Gue percaya film atau karya dengan genre apapun itu kalau dibuat dengan hati (tanpa mengesampingkan logika dan “taste”) pasti akan jadi film yang bagus dan bisa menemukan audiensnya.

Buat yang ada waktu atau weekend ini nggak tau mau ngapain, yuk langsung ke bioskop! Nggak usah khawatir kalau nggak ada temen nonton, santai aja. Karena seperti review ini, kata Ge, film ini memang bagus, kira-kira kalau dikasih skor…

gememe

TABOK, YA, GE.

haha

 

Selamat nonton, semuanya! Untuk seluruh tim Palari Films, semoga film ini berhasil memboyong Piala Citra dari nominasi-nominasi yang diberikan FFI! Keep making great movies and source great talents like your team did!

 

33 comments

  1. Kepada Lala dan Yudis yang ingin melawan dunia bersama-sama, tunggu sampe gebetan lo bawa cewe ke gereja! Tunggu nak! *disambit mimbar

  2. Selaluuuu ngakaklah kalo Kak Teppy yang bikin ripiuuuuu! *ciee ikrib 🤣🤣🤣 segala Ultraman, Raisa, sampe Meikarta dibawa-bawa yha HAHAHAHA

  3. Asli jadi pengen nonton ni pilem… jadi berasa kenal aja dengan Teppy. Detil2 guyonan juga ga muter2 dan tetap berpijak dengan cerita. Ditunggu review #tataadit….

  4. aku gasuka adipatidolken gatau knp hahahah mungkin gara2 pas d perahu kertas itu kok sama pasangannya kaya ga cocok gmn gt tapi kok setelah baca review ka teppy aku pen liatttt omg hikzzzz selalu ciamikk emang ka teppy !! btw lagu banda neira nya yang ada bapaknya yaya bilang “mungkin ga banyak yg tau kalo saya manggil anak saya permata hati ayah” bukan kak? hahhahahha ketauan banget kannn kerjaanya klo buka IG :p

    • iya aku jg ga suka adipati di perahu kertas, tapi lebih karena ga ada chemistry sama pemainnya dan delivery ceritanya kurang bagus sih

      dan bener itu video yg gue maksud HAHAHAHAH

      • iyah kali ya ka karena lawan mainnya kurang gmn plus ga nyampe pesannya kay di buku hikzz … hahhaha bener yaa video yang ituh hihiihi

  5. ANother review lambe haha.. Ku nonton Pengabdi Setan gara-gara baca review mu Mbak Tep, sepertinya ku akan nonton Posesip ini juga lagi2 gara2 review mu.. :)))

  6. Hahahaha keren nih reviewnya.. jd makin penasaran pgn liat filmnya. Udah bbrp kali liat teasernya emg udah ngerasa film ini agak beda dr film cinta2an sma yg biasanya.. 😁

  7. (((pacar apa hantu)))

    akhirnya gua nonton filmnyaaa..
    hmm.. bagus, selain produksinya, juga karena mengangkat topik yang penting.
    penasaran sih, kalo orang yang lagi terlibat hubungan abusive karena posesivitas (eh apa ya istilahnya..haha), nonton film ini akan gimana efeknya. soalnya gua ngeliat masih agak digampangin endingnya. yaaaa kalo gak digampangin mungkin bakal jadi 7 jam kali ya filmnya, ngelebih-lebihin film bollywood.. 😛 (trus ntar Teppy curcolnya makin panjang di review.. hahahahaa)

  8. Ngerasaiin posesip tu~~ temenan ma cowo dikata selingkuh. Temenan ma cewe di bilang lesbong. Deket ma sodara di tuduh mau mutusin karena di jodohin ortu

    Serba salah- raisa

  9. saya sudah sampai tahap dimana tiap ada film indonesia baru, cek blog ini dulu siapa tau ada reviewnya hahaha
    nonton negeri dongeng dong mbak, penasaran kalo direview secara suka-suka

  10. udah nonton daaaaan…menurut gue ini ceritanya simpel tapi
    “LAH KOK KAYA GUA PERNAH GINI” *cry*
    membuat gue pengen keluar di tengah-tengah film krn gue ky melihat cerminan diri hiks *oke lebay
    tapi itu yang bikin gue berfikir..dapet ni film!! bikin geregetan.
    dan gue nunggu endingnya sambil ngebatin mulu
    “awas aja lu balikan”
    “sumpah yaaaa kalo lu balikan. bego seumur idup”
    “sumpah lu tu wasting time!!”
    gitu trs sampe bubar.
    trs ga balikan dong.

    Alhamdulillah

    legha gue ky abis boker.

  11. Pernah kejebak sosok yg kayak yudhis. Gt pacaran sampai 3th. No temen lain jenis harus d hapus. Ngobrol ma lawan jenis gak boleh. Bahkan mudik naik bis, duduk sebelahan ma lawan jenis gak boleh.
    Kalo berantem, salah satu sampek yg berdarah, baru berhenti.
    But, jadi kenangan sendiri sih

  12. gue cuma penasaran… waktu lo ngetik review itu kepikiran masukin gambar Ultraman nyebor air seember dari mana? Dan pas banget sih 😆 thank you review-mya tep, telat memang gue bacanya tapi superb as always.. (bikin gue ngakak di cafe itu kurang superb apa cobak)

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s