NAMANYA JUGA USAHA: Hidup Lebih Sehat, Bijak, dan Bahagia


Memasuki umur 32 di tahun 2019 ini, gue sadari, gue yang pada dasarnya udah overthinking ini jadi orang yang semakin banyak (dan semakin sering) mikir. 

  • Have I managed my life right?
  • Apa ya yang bisa gue koreksi, perbaiki, kurangi, atau tingkatkan dari hidup gue?
  • Am I happy?
  • Apakah gue sehat fisik dan sehat finansial?
  • Kalo suatu saat ada apa-apa di hidup gue, apapun itu, gue bisa nggak ya ngatasinnya?
  • I know happiness is not forever, but can I at least live comfortably for the rest of my life?

oprah

My brain 24/7: nggak berhenti mikir.

Yah, pokoknya pertanyaan-pertanyaan orang dewasa lah, hahaha. Makin ke sini gue bisa liat, gila, ngurus hidup tuh nggak bisa asal-asalan, ya. Ada banyaaaaaak BANGET hal yang harus dipikirin, disiapin, dan dijaga kalau mau hidup kita sehat dan tentram untuk waktu yang lama.

 

MAKIN GENCAR “BELAJAR”

Tahun ini gue semakin banyak mempelajari berbagai hal. Sumber informasinya bisa didapat dari baca buku dan artikel, dengerin podcast, nonton video di Youtube, dan ngobrol sama temen-temen dari berbagai usia dan latar belakang, supaya cara pikir gue semakin “kaya.” Biasanya topik yang menarik minat gue adalah soal menjaga kesehatan, creating work life balance, financial management, cara mengatasi stress, cara mendisiplinkan diri, cara hidup lebih teratur, dan berbagai tips life hacks lainnya dari berbagai narasumber.

 

ALASAN MULAI HIDUP SEHAT (DAN “SEHAT”)

Kenapa (baru) sekarang gencar belajar sana sini, Tep?

Becauuuseee.. I don’t want to deal with (bad) surprises again later in life. I want to lead a good, healthy, happy, comfortable life. I want to travel the world and still maintain the lifestyle I am having right now until I’m old (hopefully it gets better!).

DSCF6403

Nggak mau nggak punya tabungan darurat, nggak mau sakit-sakitan, nggak mau males olahraga, nggak mau makan yang nggak sehat terus

 

Iya, gue tau idup nggak akan mulus terus, pasti ada aja masa-masa susahnya. Tapi gue pengen kalo suatu saat hal-hal itu terjadi, gue secara fisik sehat untuk menghadapinya, secara mental kuat untuk mikir dan mecahin masalah, daaan, secara finansial cukup, kalau masalah yang dihadapi di masa depan melibatkan uang. Nggak ada yang tau hidup ke depan akan kayak gimana, tapi yang jelas kita bisa jaga-jaga dan menata hidup lebih bijak dari sekarang. Udah nggak mau deh gue ngulang masa-masa nggak enak kayak dulu. 

 

BEBERAPA INSIGHT PENTING

Oh ya, minggu lalu kan gue sempet hadir ke acaranya Sun Life Indonesia di mana topik acaranya juga membahas soal hidup yang lebih baik dan lebih sehat baik secara fisik, mental, dan finansial. Di acara itu gue dapet informasi kalau menurut BPS (Badan Pusat Statistik), di tahun 2030 nanti (yang mana cuma 11 tahun aja dari sekarang!), kita akan mengalami bonus demografi, di mana jumlah penduduk dengan usia produktif akan mendominasi kira-kira 64% dari total populasi. Kebayang kan kalo manusia-manusia dalam prime age ini kondisi tubuh, mental, dan status finansialnya juga prima? Perekonomian kita bisa maju banget, karena kualitas sumber dayanya juga sehat dan bagus. There must be a lot of golden opportunities out there and I hope we’ll be in good condition to GRAB IT!

This slideshow requires JavaScript.

Ibu Elin Waty, Presiden Direktur Sun Life Indonesia ketika menjelaskan besarnya peluang bonus demografi di tahun 2030 termasuk kendala yang harus kita atasi di masa sekarang supaya bisa menyambut 2030 dengan baik.

Tapi faktanya sekarang nih, berdasarkan hasil riset Analisis Beban Penyakit Nasional dan Sub Nasional Indonesia Tahun 2017 (oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) bekerjasama dengan Institute For Health Metrics and Evaluation (IHME), 70% kematian dini di Indonesia disebabkan oleh penyakit tidak menular (PTM). Nah, ini tuh faktor utamanya apalagi kalau bukan kita jauh dari pola hidup sehat. Makan nggak bener, olahraga kurang pula. (waw ku serasa dipaksa ngaca)

Terus apalagi? Selain urusan kesehatan fisik, katanya baru 27% masyarakat usia produktif yang punya tabungan masa depan. (mulai panik, gue keitung di dalam 27% ini nggak ya?). Ini datanya dari hasil survei nasional literasi dan inklusi keuangan 2016 Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Masih ada lagi? MASIH, CEU. Dari data OJK 2017, penetrasi asuransi jiwa di Indonesia baru mencapai 7% (lo kaliin aja 7% sama 260 jutaan penduduknya Indonesia. Hasilnya? Alhamdulillah… DIKIT). #nangis

Udah cukup stress?

Eiiits… 

Masih ada lagi nestapa kita. Menurut Mbak Roslina Verauli, psikolog yang diundang ke acara Sun Life kemarin, masalah keuangan itu masuk kategori chronic stressor, alias penyebab stress berkepanjangan. Nih kalau kita modelan idupnya suka besar pasak daripada tiang, suka kebiasaan ngutang (yang akhirnya hidupnya cuma tambal sulam doang), nggak punya tabungan darurat, dan lain-lain, terancam bisa stress nih.

DSCF6405

DSCF6421

DSCF6416

 

Padukan gaya hidup yang nggak sehat + manajemen finansial buruk + mental stress karena idup rasanya “capek” terus, apa yang kita dapet? Hidup yang nggak hepi, dan amit-amit, nggak panjang. 

nesu

MISI YANG SEMOGA NGGAK AKAN PERNAH BASI

Sejak gue ulang tahun ke-30, gue udah bermisi, gue HARUS hidup lebih baik, sehat, dan bijak di dekade ini dan seterusnya. Apakah misi ini selalu bisa konsisten gue jalankan? Ya nggak juga, namanya juga manusia, kadang suka males, kadang suka moody, kadang suka nggak disiplin. Makanya tiap ulang tahun gue suka evaluasi ulang. 

Terus apa mission statement lo, Tep?

1. GUE MAU LEBIH RAJIN OLAHRAGA (walau sampai hari ini terkadang rajin, seringnya wacana, hahaha)

Masuk di rentang usia yang lebih “pasrah” ini, gue olahraga bukan lagi untuk niat langsing (ya kalo sekalian bisa langsingan sih SUKUR BANGET YA KAKAAAK), tapi supaya gue bisa menyalurkan stress/kesumpekan pikiran dan ngebiasain badan untuk bergerak. Terbukti ketika gue lagi nggak olahraga dalam jangka waktu yang lama, badan rasanya kayak “blehhhh.” Kayak berat gitu loh, terus mood nggak sebagus biasanya. 

granny

 

2. GUE HARUS KONTROL MAKANAN YANG MASUK KE BADAN GUE

Udah dua tahun belakangan gue berusaha mengganti beberapa jenis makanan dengan bahan yang lebih sehat. Misal, dulu ngurangin nasi putih, terus nasi putih diganti nasi merah/coklat, terus ganti lagi jadi nasi konnyaku yang rendah kalori, rendah karbo, rendah gula, bebas lemak, tapi tinggi serat. Mie instan sama cemilan juga gitu. Zaman udah serba gampang, pilihan makin banyak dan mesennya bisa online pula. Gue ganti deh semuanya jadi merk cemilan dan mie instan dari bahan yang lebih sehat.

Soal sayur dan buah, berhubung sebenernya gue nggak suka, jadi kalo nggak gue paksain makan, kadang gue ganti bentuknya jadi bentuk yang bisa gue konsumsi. Yaitu jus sayur dan buah murni yang tanpa gula. Kalo gue inget-inget lagi, dulu dari kecil sampe 20an awal, makanan apa aja juga gue sikat. Mau micin kek, gorengan kek, daging merah kek, mie instan, gula, pokoknya semua diterabas aja. You know when you’re younger you feel invincible? Nggak cuma metabolisme badan lagi oke-okenya, dulu (rasanya) makan segala macem nggak bakal kenapa-kenapa.

Yeah, wait until you got sick.

Umur 23 tahun dulu gue sempet operasi untuk ngangkat tumor payudara jinak. Terlepas ada faktor lain yang membentuk tumor tersebut (hormon, gen turunan), udah pasti ada pengaruh dari makanan yang gue makan juga. Nggak berarti gue bener-bener nggak makan yang enak-enak sih, cuma gue sekarang gue kurangin aja. Jadi misal dalam sebulan, 70%-80% makanan dan cemilan gue pilih yang bahannya sehat, sisanya ya kuota gue untuk makan “enak” atau “bandel.” Biar tetep menikmati hidup juga.

Oh, ya. Mulai tahun ini gue juga mendisiplinkan diri untuk melakukan medical check up tiap tahun supaya gue tau apa yang harus gue jaga atau perbaiki dari gaya hidup gue. 

This slideshow requires JavaScript.

Di sini Ibnu Jamil dan Kelly Tandiono sebagai brand ambassador Sun Life Indonesia bagi-bagi tips mereka menjaga kesehatan sekaligus visi pribadi. Ibnu Jamil bilang dia pengen fit terus supaya bisa nemenin anaknya sampe tua nanti (dan dalam kondisi yang sehat), bukan jadi beban buat anak di hari tua. Kelly bilang dulu pas kecil dia ngeliat alm. kakeknya suka sakit-sakitan dan akhirnya meninggal di usia relatif muda. Alasannya karena pola makan yang nggak sehat. Makanya Kelly juga ngejaga banget makanan dan gaya hidupnya supaya bisa punya waktu yang panjang, hidup bersama orang-orang terdekat. Video lengkapnya bisa kalian liat di sini.

 

3. GUE HARUS ISTIRAHAT CUKUP

Ini sih yang buat gue susah banget, terutama untuk orang “nggak bisa diem” dan nggak bisa berhenti mikir kayak gue (lebih parah lagi sekarang susah ye buat berhenti megang handphone). 

Gue dari dulu tuh suka susah tidur. Rasanya masa-masa hidup gue jauh lebih tenang pas teknologi (dan gadget) belum secanggih sekarang. Semenjak kerja, semenjak handphone berubah jadi smartphone yang udah bisa buat chat dan akses e-mail, dan semenjak media sosial muncul, praktis otak gue nggak berhenti mikir dan nggak berhenti terpapar ke smartphone. Entah masih mikirin kerjaan begitu sampe di rumah, entah terlalu asik liat Twitter, Instagram, Youtube, Facebook, dan sebagainya sampe berjam-jam, entah kepikiran masalah atau to do list yang belum kelar, yang jelas, susaaah banget untuk gue bisa ngantuk dan tidur di jam yang normal. Nggak sehat banget, deh.

medsos

Jadi gue terus menerus berusaha untuk bisa mendisiplinkan badan gue supaya bisa ngatur kapan harus mikirin kerjaan, kapan harus rileks, kapan harus berhenti megang hape mulu (sumpah sih, buka media sosial harus dikasih jam “buka tutup,” kalo nggak idup kayak masuk black hole), dan gue juga lakukan segala cara seperti olahraga sore biar badan cepet capek, tidur dengan minyak aromatherapy, baca sebelum tidur, dan tidur sambil dengerin sleeping stories di Youtube. Ini kadang berhasil kadang nggak, tapi ya harus diusahakan terus~

By the way, istirahat cukup ini juga mencakup mendisiplinkan diri, kalau waktunya cuti atau liburan, ya urusan kerjaan sebisa mungkin jangan disentuh-sentuh.

 

4. GUE PENGEN BISA MENGELOLA KEUANGAN DENGAN JAUH LEBIH BIJAK    

Masih dalam misi 30an tadi, dan karena sejak Januari lalu gue nggak ngantor lagi alias freelance, bulan Juni kemarin gue evaluasi pengeluaran gue enam bulan terakhir. Setelah ditelaah, gue menemukan beberapa pos yang bisa gue hemat. Mulainya dari hal-hal kecil aja sih, kayak gym membership yang tiap bulan dipotong sekian padahal gue suka jarang dateng, atau paket data handphone yang dikasih sekian banyak dengan budget tertentu, padahal tiap bulan nggak pernah habis, dan lain-lain. Budget makan, ngopi, dan ongkos transportasi juga gue liat. Pokoknya setelah gue utak atik dan riset ini itu, gue bisa menemukan opsi yang lebih murah untuk pos-pos pengeluaran ini, sehingga sisa pemasukan gue bisa gue tabung atau gue pake untuk naikin premi asuransi kesehatan, terlebih karena gue nggak ada asuransi dari kantor lagi kayak dulu. Selain asuransi kesehatan, gue juga mewajibkan diri untuk punya asuransi jiwa dan dana darurat sekian kali lipat dari pengeluaran bulanan, biar kalo ada apa-apa sampe nggak bisa kerja sementara waktu, hidup tetep bisa jalan. Paling yang lagi gue pikirin sekarang adalah berinvestasi di instrumen yang gue rasa paling tepat untuk gue, supaya nanti pas usia pensiun gue nggak melarat dan tetep bisa hidup nyaman.

Apalagi ya? Oh, gue berprinsip jangan sampe punya utang. Kalau bayar sesuatu pake kartu kredit, ya bayarnya harus full dan tepat waktu biar nggak kena bunga. Sekarang ini gue melarang diri gue untuk beli sesuatu pake sistem nyicil (biar 0% sekalipun), apalagi untuk hal-hal yang intangible kayak liburan. Kenapa? Nggak enak banget bok pulang liburan masih harus bayar cicilan. Pokoknya cita-cita hidup gue adalah gue hanya akan bayar sesuatu kalau gue punya duitnya, dan kalau abis bayar, gue nggak jadi sengsara, alias duit gue masih nyisa dan cukup untuk hidup.

Ini bukan sok bijaque ya pemirsa. Hasil evaluasi ini udah melalui berbagai pengalaman usia 20an di mana kemampuan manajemen keuangan gue acak adut dan bahkan sering idup dari gaji ke gaji aja. Ya selamet-selamet aja, sih, cuma ya itu, idup jadinya ngepas dan bergantung ke gaji banget. Terus nggak punya dana darurat. Cari penyakit kau, perempuan.

math

Aku setiap bulan: PUYENG

Yah… ini cuma beberapa aspek yang gue pikirin dalam kehidupan sebagai lajang sih. Untuk yang udah nikah atau berencana nikah, pasti juga perlu bikin perencanaan keuangan keluarga yang lebih mantep lagi, biar kalau nanti ada cicilan rumah, mobil, biaya untuk anak, sekolah anak, dan lain-lain, tetep bisa hidup nyaman dan berkecukupan. 

Intinya, gue berdoa semoga ke depannya gue bisa jauuuh lebih bijak ngelola keuangan biar kagak stress menyesali spending habit yang seharusnya bisa direm. Karena apakah arti finansial? Finansial adalah sumber sakit kepala… kalo ngurusnya nggak bener. Hahaha…

Jadi kira-kira begitu, pemirsaaa! Jangan lupa, di luar ini semua, biar isi kepala juga senantiasa “waras” dan hati pun tenang, punya support system yang baik juga perlu, lho. Kalau kalian ada masalah atau beban, jangan dipendam sendiri. Cerita ke sahabat, temen-temen yang udah lebih berpengalaman, atau ke tenaga profesional sekalian kayak psikolog misalnya, supaya sumber stress yang bikin hati dan kepala penat bisa segera kita atasi.

DSCF6446

Nah, kalau kalian sendiri gimana? Ada tips yang bisa dibagi nggak? Atau justru sama-sama lagi bikin misi kayak gue? Kalo ada, yuk  ikuti Live Healthier Lives Sun Life Vlog Competition. Pas gue baca syarat-syaratnya di sini, ternyata simple abis. Videonya aja maksimal semenit doang. Uploadnya bisa langsung ke Instagram pun. Hadiahnya lumayan, loh! Bisa jalan-jalan ke Hong Kong (trip sehat tentunya) dan uang tunai (mayan buat ditabung yekan, biar keuangan #LebihBaik). Baca langkah-langkah selengkapnya DI SINI.

Let’s live healthier lives for a happy and fulfilling future!

PS. Kalau mau cari tau lebih banyak soal Sunlife dan produk proteksi yang mereka sediakan, silakan klik DI SINI, ya!

3 comments

  1. I know happiness is not forever, but can I at least live comfortably for the rest of my life?

    SUKA BANGET SAMA KATA-KATA INI!

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s