Hae, gaes!
Kemarin film Bridezilla baru rilis, nih. Mungkin kalian juga udah sempet liat promonya berseliweran di timeline Twitter, terutama bagian Lucinta Luna gandengan sama Adriano Qolbi, jatuh, terus ngamuk-ngamuk. Intinya film ini sih mengangkat tema cewek yang kalo lagi nyiapin kawinannya level galaknya kayak PMS 12 bulan digabungin jadi satu: gampang mendidih, coy. Istilah kerennya: Bridezilla. Pengantin berjiwa Godzilla. Senggol bacok banget gitu lah.
Film ini tuh lumayan Jaksel, sih. Jaksel kelas ekonomi A sama B gitu yang selain ngobrolnya didominasi bahasa Inggris, dari gaya hidup juga keliatan, lah. Anyway, soal tema dan cerita filmnya sih menurut gue mah gapapa banget, bebas-bebas aja. Toh genre-nya juga selera. Banyak juga chick flick yang ceritanya biasa aja cenderung ngieeeeng, tapi eksekusinya cakep jadi kita nontonnya juga seneng. Misal modelan To All the Boys I’ve Loved Before, Sierra Burgess is a Loser, atau The Perfect Date di Netflix yang semuanya mengeksploitasi keindahan ilahi bernama Noah Centinio. Kurang cheesy, halu, dan nggak masuk akal apa nih pelm-pelm. Tapi karena eksekusinya bagus, kita mah seneng-seneng aja nontonnya. Nah, hal ini yang sayangnya nggak gue rasain di Bridezilla. Nonton film ini rasanya kayak makan nasi goreng yang semua bahan dan bumbunya premium dan spesial, tapi masaknya nggak sampe mateng bener, jadinya ya anyep-anyep, juga.
Sayang banget sih. Padahal sesuatu yang cheesy dan duniawi itu masih sangat bisa dinikmati. Gue dulu nonton film-film rom-com ah-elah-ini-mah-ketebak-banget aja masih mesem-mesem. Feel film ini masih sinetron Indonesia sekali. Dan kalaupun produk ini bukan film layar lebar, kan nggak salah juga ya bikin sinetron atau FTV yang kece. Di Youtube juga banyak series yang bagus dan pengemasannya matang. Yah… untung masih ada Lucinta Luna yang sayangnya scenenya kurang banyak. Gue nggak ngarep doi teriak-teriak terus sih sepanjang film, tapi mbaknya akting resenya maksimal, terus kayak nggak takut jelek/malu-maluin gitu. Ai laf. Selain itu yang terbaik si Sheila Dara sebagai Key, sih. Kalo Ibu Widyawati sih aktingnya selalu bagus ya, cuma entah kenapa karakter dia di sini buat gue rasanya mirip-mirip sama Miranda Priestly di The Devil Wears Prada. Tapi ya sudahlah.
Gue nggak mau bacot gue makin panjang, jadi kalian bisa liat review gue selanjutnya di video di bawah ini, ya!