Selamat pagi/siang/sore/malam, teman-teman semua!
Atas dasar rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa dan tekanan yang cukup donder dari netizen, saya hadir kembali dalam Movie Review Suka-Suka untuk membahas sebuah sekuel dari film yang fenomenal pada masanya, Ayat-Ayat Cinta (keluaran tahun 2008, dulu ditonton sama hampir 3,5 juta orang), yaitu Ayat-Ayat Cinta 2 yang juga tak kalah fenomenal…
…dalam menguji akal sehat penontonnya.
Kayak gimana tuh maksudnya, Tep?
Ohohoho…
BERSIAPLAH.
Disclaimer: ini akan jadi postingan yang panjang banget. Ngasih tau aja.
Alkisah Sabtu malam lalu, setelah sorenya giras ketawa-ketiwi kumpul sama temen-temen, gue dan Deedee lanjut nonton Ayat-Ayat Cinta 2 (AAC2) di Kemang Village. Hal ini sebenarnya udah kami rencanakan sebelum AAC2 rilis dalam rangka pengen review rame-rame secara trailernya kok kayak nggak meyakinkan. Lalu pada hari H cuma kami berdua yang bisa, ya udah tetep berangkat nontonlah gue sama Dee. Awalnya niat nonton ini dikira niat nonton yang serius sama salah satu teman kami.
Bahkan temen sendiri aja udah suudzon.
Tapi dasar niat jelek memang akan berbalas karma. Kami berdua terkena azab!
Azab cerita filmnya lebih nggilani daripada Azrax.
Emang sih gue udah liat dari trailer kalau film ini kayaknya kurang menjanjikan walau syutingnya di luar negeri. Tapi kirain kali aktor, aktris, dan soundtracknya yang diisi empat penyanyi papan atas Indonesia ini bakal nolong, yekan. Masih rada optimis gitu pas mau pergi nonton. Kira-kira begini kalau diadegankan:
Teppy & Deedee ngebut dari Cipete ke Kemvill 30 menit sebelum jadwal tayang
Teppy & Deedee akhirnya sampe tepat waktu dan dapet seat walau XXI super rame
Teppy & Deedee ketika film kelar
Dulu di review Azrax gue pernah nulis “It’s so bad, it’s good.” Nah untuk yang ini, “It is outwardly ‘deceiving’, it infuriates you.” atau seperti kata Cenayang Film: bikin ngamuk.
Waktu kami ceritakan ulang cerita film ini di grup, teman kami yang lain bertanya:
Jadi begini…
Sembilan tahun setelah AAC1, Fahri (Fedi Nuril) sekarang tinggal di Edinburgh, Skotlandia, dan jadi dosen Filologi di Edinburgh University. Sosok Fahri di film ini digambarkan sukses, kaya raya (selain jadi dosen dia juga business man minimart dan beberapa bisnis lain di Scotland), pinter udah pasti, super sholeh dan taat, ganteng, tinggi, penyabar, suka menolong, bekas gitaris Garasi dan digandrungi cewek-cewek lintas kampus, minimart, dan komplek. Pokoknya mendekati kesempurnaan yang halulah karakter Masnya ini.
Gambar dari sini.
Nggak cuma itu, Fahri juga digambarkan cinta banget sama istrinya, Aisha (Dewi Sandra), yang katanya udah hilang sekian lama semenjak jadi relawan di Palestina dan diduga udah meninggal, cuma semuanya masih belum jelas. Jadi statusnya Fahri ini duda nggak, beristri pun wallahu a’lam. Nggak jelaslah pokoknya… KARENA KAGAK DICARI JUGA AMA SI FAHRI.
HELAH.
Anyway, mari kita abaikan saja urusan itu. Pokoknya itungannya sih dia masih married man, ya. Untuk dicatat dan diingat sampai tulisan ini berakhir.
Film ini dibuka dengan scene Fahri sholat di depan kelas karena di kampus nggak tersedia mushola. Melihat adegan itu, mahasiswa dan mahasiswinya ada yang sinis (Nino Fernandez), ada juga yang lama-lama ngecengin (Millane Fernandez dan Jeihan Almira), dan sisanya yang mukenye bule-bule totok mah bengong doang…
…karena 90% dialog di kelas Edinburgh University dilakukan dalam bahasa Indonesia.
BAIK.
Awal-awal gue masih positive thinking, nih. Ya kali di Edinburgh Uni ini ada kelas khusus bahasa Indonesia ya kan. Tapi terus tibalah waktu Fahri pulang dari kampus dijemput sama Hulusi (Pandji Pragiwaksono), bekas preman di Turki yang dulu “diselametin” sama Fahri dan jadi kerja ngikut dia, jadi asisten sekaligus supirnya. Lagi-lagi gue berusaha positive thinking walau terpaksa, mungkin Hulusi dulu orang Jawa yang lahir dan gede di Turki kali ya, makanya mukenye nggak ada Turki-Turkinya acan terus lancar bahasa Indonesia…
…karena AGAAAIN mereka berdialog dalam bahasa Indonesia baku. Cuma segelintir-segelintir aja Bahasa Inggrisnya.
BAIQUE (2)
Lalu ketika Hulusi dan Fahri lagi di jalan pulang, tiba-tiba Fahri liat Keira (Chelsea Islan), tetangganya, di pinggir jalan kayak lagi nunggu bis. Fahri lalu nawarin Keira buat nebeng pulang. Keira ini emang dari awal udah angot banget, sih, ke Fahri. Kayak ada kebencian tersendiri, makanya dia nolak mulu waktu Fahri nawarin tumpangan beberapa kali sambil bentak-bentak. Awalnya pake bahasa Inggris, lalu lama-lama… pake bahasa Indonesia lagi.
WAW.
Luar biasa.
Apakah Scotland adalah parallel universe dari Indonesia di mana semua orang di sana berbicara pakai bahasa Indonesia dan kita di sini sebenernya bahasa Ibu-nya adalah bahasa Inggris?
MAYNFAK!
Paham sih gue, kali film ini mau memudahkan penonton aja karena AAC1 dibuat dengan teknik yang sama. Teknik parallel universe (orang-orang di Mesir tempat Fahri kuliah dulu mau apapun kebangsaannya ujung-ujungnya ngobrol pake Bahasa Indonesia). Beta pikir ya kali aja mereka mau niru teknik film Les Miserables atau Beauty and the Beast yang walau setting lokasi dan karakter orang-orangnya asal Perancis, tapi kebanyakan berdialog pake bahasa Inggris dengan logat British. Padahal mah gapapa juga kalau mereka mau ngomong pake bahasa asli sepanjang film biar otentik, toh kita tinggal baca aja dari teks terjemahan, itung-itung Kejar Paket A.
Apes.
UPDATE 2022: Belakangan setelah post ini dipublish di 2017 lalu, gue baru tahu kalau penggunaan bahasa kayak di atas (walau settingnya di negara lain) itu namanya code switching, tapi transisinya (katanya) harusnya lebih smooth.
Lalu gimana nasib Keira tadi? Setelah mere-mere, ternyata pada akhirnya dia ngeiyain tawaran Fahri karena ada dua preman yang mau gangguin dia. Padahal mobilnya Fahri sempet udah jalan, terus dia lari ngetok kacanya dan minta nebeng. Makanya, Mbak…
Hanya
Keira ini adalah tetangga seberang rumah Fahri. Dia punya adik cowok bernama Jason (Cole Gribble). Keira suka main biola, sama kayak Aisha bininya Fahri, Jason sukanya main bola. Abis turun dari mobil Fahri, si Keira langsung ngibrit ke rumah dengan muka nggak tau terima kasih, sementara Jason yang lagi di depan rumah kaget liat kakanya nebeng Fahri yang juga dia benci, hostile banget dah perlakuan dia ke Fahri.
Karakter Keira dan Jason juga lagi-lagi memberikan guncangan bagi otak hamba sebagai penonton di mana kedua kakak beradik ini berwujud blasteran Indo-Asia, namun kedua orang tua mereka baik yang dilihat secara langsung maupun di foto adalah bule totok. Yukate mata ai ni picek, hah? Tidak hanya itu, Keira ini berlogat Scottish sementara Jason bisa bahasa Inggris tapi logatnya Indonesia blasss.
Maynfakception.
Oke, kita simpan dulu Keira sama Jason, yah. Mari berpindah ke tetangga-tetangga berikutnya.
Ada siapa lagi tetangga di sekitar Fahri?
Ada Brenda (Nur Fazura), seorang lawyer berkebangsaan Malaysia yang suka pulang malem dalam kondisi mabok karena…
…dan kemudian ditolongin Fahri. Brendanya diselimutin di depan bangku rumahnya karena udah terlalu teler (ceritanya).
Ada juga Nenek/Oma Catarina yang diperankan Dewi Irawan. Seorang berkebangsaan tidak jelas, berwajah Indonesia, bernama Eropa, beragama Yahudi.
BAIQUE. (3)
Oh, dan semua tetangga satu jalan ini ngobrol ke satu sama lainnya tetep pake bahasa Indonesia dan Melayu lagi, bok. Monmaap, apakah komplek perumahan di Edinburgh ini setara Kampung Arab di Puncak yang sesama warganya berbicara dalam bahasa Ibu? Even bule tulen yang jadi manajer di minimart Fahri aja ngobrol ama Fahri pake bahasa Indonesia dengan aksen Indonesia yang super kental.
*yeap. still parallel universe*
Adapun baiknya kita tidak melupakan karakter utama dari seorang Fahri yaitu baik hati dan sempurna bagaikan malaikat. Kerjanya nolongin orang mulu. Nggak pamrih, nggak perhitungan, mungkin berasa bujangan lagi mentang-mentang sekarang keuangan udah kembali diurus sendiri. Gue paham sih nilai-nilai kebaikan yang ingin diajarkan di film ini. Nggak ada yang salah dengan ngajarin kebaikan, toleransi, ketulusan, dan sebagainya, cuma lebay banget aja eksekusinya.
1. Fahri nyelametin Hulusi dari kehidupan preman nggak jelas di Turki dan mempekerjakannya di Scotland.
2. Fahri nampung Misbah, teman lamanya yang dateng dari Indonesia, untuk tinggal di rumahnya (sesungguhnya ku tak tau Misbah ini kerjaannya apa di Scotland)
3. Keira dan Jason kehilangan (alm) ayahnya di London bombing. Karena pencari nafkah di keluarga cuma tinggal nyokap doang, Keira nggak bisa sekolah biola lagi dan Jason harus keluar dari sekolah bola. Sejak saat itu idup mereka jadi susah dan keluarga mereka jadi Islamophobic, ngelabel Fahri dan teman-teman muslimnya teroris… TAPI MARAHNYA SELALU CUMA KE FAHRI DOANG. Gimana, dah.
Jason yang ketauan nilep di minimart (dan suka milox mobil Fahri -bule kampung ni emang-) Fahri lalu DIBEBASIN sama Fahri untuk ambil apa aja dari minimart kalau dia butuh apa-apa GRATIS. Waw. Teori bisnis macam apa ini.
Keira yang selain angot mulu ke Fahri, juga ikut-ikutan adeknya milox mobil Fahri diem-diem. Ni bule-bule emang kaga sekolah, ye. (lah emang, Tep) Ekstrim amat. Suatu waktu Ibunya Keira marah-marah nyuruh Keira berhenti ngamen biola dan cari kerjaan yang menghasilkan. Keira mau kursus biola serius nggak punya duit, sementara dia cinta banget sama biola. Gimana, dong? Keira bingung.
Ia terjepit!
Bagaikan Atun dalam tanjidor…
*lagi-lagi joke sesuai KTP*
Dalam keadaan kalut karena B.U. tapi pengen kursus biola, Keira pun berpikir pendek. Dia “jual diri” secara online lewat sebuah situs bidding. Sebagai adik yang baik, Jason pun panik dan minta pertolongan Fahri. Tanpa sepengetahuan Jason, Fahri diam-diam MENYEWA TIGA AKTOR untuk pura-pura booking Keira dan bikin Keira eling kalau jadi perempuan bayaran itu menyeramkan sampe Keira tobat dan trauma, kabur dari mobil sang penyewa jasa dan lari ke rumah (yang jaraknya ternyata deket, kayak dari Sency ke FX :))).
Tidak cukup itu saja. Setelah kejadian itu tiba-tiba datenglah seorang guru kursus biola kelas kakap ke rumah Keira dan bilang kalo dia adalah kiriman seorang “guardian angel” yang akan ngajarin kursus biola gratis untuk Keira. Guardian angel ini tak lain dan tak bukan ya sape lagiiii selain hamba Allah easy money di seberang rumah Keira yang tak ingin diungkap namanya.
4. Fahri nolongin dan nampung Sabina. Sabina adalah seorang imigran gelap asal Eropa Timur, bercadar, dan mukanya rusak separuh kayak keloid sebelah muka gitu. Sabina ini ditampung dan direkrut jadi Asisten Rumah Tangga sama Fahri, Misbah, dan Hulusi. Sebelum tinggal di sana, dalam kesehariannya Sabina ini kerjanya dimarahin-marahin orang depan mesjid dan dikejar-kejar polisi karena
Taukah Mbak Sabina? Di dunia parallelmu sini justru kamu yang akan ngejar-ngejar polisi itu dan marah-marahin orang yang jalan lewat trotoar karena ganggu tempat dagangmu.
5. Oma Catarina. INI GONGNYA SIH. Jadi di suatu siang tiba-tiba ada suara ribut-ribut di depan rumah Oma Catarina (yang sebelahan rumah Brenda). Ternyata ada anak tirinya si Oma dateng (Bront Palarae a.k.a. Baruch a.k.a. #Daddy) dan ngusir Oma tiba-tiba. Si Omanya kayak udah jatuh di taman depan rumahnya gitu beserta barang-barangnya. Oma bilang si Baruch ini udah ngejual rumahnya ke orang lain. Tapi dasar Fahri adalah lelaki panutan segala bangsa, dia tanya lah ke Baruch:
“Berapa harga rumah ini?!”
Gambar dari sini
RUMAHNYA DIBELI BALIK BEGITU SAJA, TJOY.
Monmaap nih kalau boleh saya tau, ini omset minimart Mas Fahri per bulan di seantero Scotland berapa, ya, Mas? Apakah Mas memiliki aspirasi untuk menjadi Indonesian Tony Stark/Bruce Wayne apa gimana gitu?
Sebab aku hanya ingin mengingatkan Mas…
Oke, bagian Fahri dalam perannya sebagai Malaikat udah kelar, yah. Sekarang masuk ke bagian percintaan diselingi adegan-adegan maynfak lainnya!
Seperti yang gue tulis di bagian awal, Fahri ini karakternya dibuat ditaksir semua wanita, dan somehow pereunya tuh sama rata agresifnya. Yang di kampus (Millane Fernandez), sampe bikinin kue. Yang di minimart sampe masakin masakan Indonesia. Yang masih sodara (sepupunya Aisha), Hulya (Tatjana Saphira), kerjaannya nyamperin dan ngintilin mulu, mulai dari nelusup di kelas, nempel-nempel ngajak selfie, ngekor ke supermarket, nguntit ke perpustakaan, main ke rumah, masak buat Fahri, sampe nemenin Fahri belajar. Dalam bahasa Medan sikap Hulya ini bisa kita sebut MENTEL, alias : CENTIL.
Gambar dari sini
Padahal tidakkah khow-khow sadar bahwa yang ganteng di film ini tidak cuma Fedi Nuril? Memang gajah di pelupuk mata benar-benar suka tak nampak, ya. Aku sih kalau tau ada teman sekelasku mukanya cem Nino Fernandez pasti langsung kutakis! Inilah yang dinamakan over glorification of main character, padahal dia superhero pun bukan. #sabarbuk
Singkat kata, Hulya dan Fahri ini semakin dekat. Manalah itungannya masih kayak ipar jauh gitu nggak sih? Di sisi lain, buat yang merhatiin Sabina, YANG MANA GUE YAKIN SEMUA YANG NONTON PASTI TAU, SABINA INI YA AISHA.
……
…………
…………………
Jadi karena ada kejadian traumatis di Palestina di mana Aisha memilih untuk merusak sebelah mukanya sekaligus alat vitalnya ketika dipenjara sama Baruch dkk (Baruch bekas tentara Israel yang surprisingly tinggal sekota sama Fahri #BAIKLAH) daripada diperkosa rame-rame sama tentara sana. Aisha kemudian memutuskan untuk kembali ke Scotland dengan menyamar sebagai Sabina. Dia ingin tetap melayani Fahri tapi nggak sampai hati untuk mengakui kalau itu dia karena dia bukan wanita seutuhnya lagi. Yang Aisha inginkan hanya melihat Fahri bahagia (secara tidak langsung: dengan melihat Fahri menikahi wanita baru). Udah cukup buat dia buat liat Fahri bahagia dari jauh.
Sementara itu, Fahri yang saban malem mikirin Aisha, sholat, mempekerjakan Sabina, DAN NGELIATIN FOTO-FOTO LAMA DIA DAN AISHA DI DINDING YANG DARI AWAL KAWIN DULU UDAH PAKE CADAR…
…YA MASA KAGAK NYADAR KALAU SABINA ITU BININYA.
Noh satu lagi si Hulya yang katanya SEPUPU, kagak ngenalin juga! Sodara macem apa! Padahal tinggi badan, mata, sama body languagenya si Aisha ama Sabina ini kan sama persis, yah. Suara juga.
Memang bener kata orang kalau cinta itu buta…
Aisha yang cinta.
Fahri yang buta.
Akhirnya setelah rangkaian kesempurnaan Fahri yang mendekati tingkat kesempurnaan Nabi tadi, kita bisa menemukan kekurangannya.
Mas Fahri kekurangan Beta Carotene.
Pantes liat istri sendiri picek.
KESEL.
Ya udahlah ya tuh. Cuma Oma Catarina yang tau kalau Sabina itu sebenernya Aisha pas nggak sengaja lewatin kamar Sabina pas Sabina sholat sambil buka cadar. Akhirnya Oma janji nggak akan bocorin ini ke Fahri atas permintaan dan alasan Aisha yang tadi gue sebut di atas. Ya nggak perlu bocorin juga sih Oma. Suruh Fahri minum vitamin A aja banyak-banyak -_-
Btw, karena Sabina nggak mau ngaku kalau dia Aisha, jadi dia ngelak mulu ketika Brenda, lawyer tetangga Fahri yang diminta tolong Fahri untuk bantu urusan kelegalan status imigran Sabina, mau ngurus izin tinggalnya. Jadi waktu itu Sabina udah dijadwalin utk scan fingerprint. Karena nggak mau ketahuan, di hari H tau-tau semua jari tangannya dibebat sama perban. W kira dese akting dong, ya. Secara akting jadi Sabina aja smooth kagak ketauan, ya masa akting jari pura-pura kebakar aja nggak bisa.
Nggak dong, nyet.
DIA BENERAN BAKAR SEMUA JARINYA DI ATAS KOMPOR.
Gusti nu Agung…
Gue sampe beneran googling “cara menghilangkan sidik jari” tau nggak sebelum nulis ini, biar tau apakah ini ngada-ngada atau nggak. Mbuhlah. -_-
Setelah semua kegilaan-kegilaan di atas, scene demi scene satu per satu berlalu, tibalah kita ke satu adegan spektakuler lainnya. Satu waktu Fahri, Misbah, dan Hulusi lagi ngopi di cafe terus Brenda nyamperin ngajak ngobrol. Ehhh, lagi tengah-tengah ngobrol si Baruch tiba-tiba manggil ngajak ribut. Brenda dan temen-temen Fahri udah siap ngelawan, Brenda yang kesel bahkan udah sempet nyirem air segala ke muka Baruch, nggak takut kalau Baruch mau ngajak berantem.
Udahlah Empat Sekawan ini siap tempur ketika Baruch nyolot, eh si Baruch ini tiba-tiba Srimulat, coy.
“Kamu ngajar di Edinburgh University, kan? Saya punya kawan di situ. Bagaimana kalau kita LOMBA DEBAT SAJA!”
HAKDEZIG
Nggg… nganu, Mas. Nggak sekalian dance battle aja biar kita masuk Global TV?
#anaklama
Orang-orang modelan Baruch ini nih yang kalo ditampol sama orang pasti diem aja karena dia akan balas dengan karya!
Karya ilmiah.
SAMPIS LAH INI SEMUA.
Sementara itu… gue dan Deedee setelah melalui berbagai adegan hingga adegan barusan:
Lalu datanglah lomba debat yang tidak ditunggu-tunggu itu. Belajarnya udah semalam suntuk dengan berbagai buku bertumpuk, tamu bule petinggi kampusnya berderet (yang ujung-ujungnya cuma manggut-manggut doang karena lagi-lagi debatnya kearifan lokal: pake bahasa Endonesah), settingannya udah kayak sidang E-KTP, ehhh.. yang dibahas Fahri cuma SATU pedoman Syeikh sapaaa gitu sama SATU teori Huntington.
KAYANG JUGA NIH AING.
Abis itu timnya Baruch cuma bales argumen PAKE OPINI. ‘ra ono basis ilmiahnya blas, malah kayak lagi menghakimi orang. Karena ni debat udah kayak debat kusir dan malah kayak sidang, Oma Catarina yang udah gerah pun angkat bicara. Berikut rekapannya sesuai yang diceritakan ulang oleh Deedee di grup Whatsapp kami.
Akhirnya seperti sudah diduga, debat pun berakhir dengan kemenangan Fahri yang ditutup dengan adegan mengharu biru di mana Fahri berpelukan slo-mo dengan Oma Catarina.
Cerita yang nggak kelar-kelar ini lalu bergulir ketika Bapaknya Hulya dateng ke rumah Fahri untuk nyuruh Fahri ngawinin Hulya. “Mau sampai kapan kamu menunggu, Fahri?” YA EMANG AKAN TERUS NUNGGU OM KALO AISHANYA NGGAK DICARI! *dulek*
Mendengar ide Bapaknya, Hulya ragu. Bagaimana nasib kuliah S2 yang baru mau dimulainya? Fahri juga ragu karena Aisya belum jelas kabar beritanya. Besokannya abis sholat dan ngobrol sama Misbah, Fahri memantapkan hatinya untuk melamar Hulya dan Hulya yang kemarin masih mikirin S2nya tau-tau ngeiyain aja.
Hey Fahri~~~
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Suka sudah menjadi cinta. Suami sepupumu sendiri sekarang sudah menjadi suamimu, Hulya (lagi-lagi, MAYNFAK!). Di malam resepsi Fahri dan Hulya, Aisha tiba-tiba lari keluar nangis tak tertahankan.
Mmm… jadi gini, Mbak. Saya juga pernah jatuh cinta, ya. Saya pernah pun jatuh cinta sampe jadi bodoh luar biasa. Tapi ya nggak gini-gini amat juga, Mb. Ya salah siapa suami dan sepupumu yang sama-sama picek jadi ngawinin satu sama lain kalau KAMU NGGAK NGAKU KAMU ITU AISHAAA. Fahri kan udah kek malaikat. Ya masa tau kekurangan istrinya yang juga nggak minta dihadepin dengan situasi sulit itu bakal ditinggal gitu aja. Noh bule kampung sebrang rumah yang milox mobilnya aja dia bayarin kursus. -_- Pih.
Karena keki setengah mati sama film ini tapi pengen review gue ada basisnya, gue tonton ulanglah AAC1. Ya sama aja ternyata… di AAC1 si Aisha minta Fahri untuk nikahin Maria yang lagi koma, dengan harapan kalau Fahri bilang “I Love You” (yang menurut gue bisa diucapin tanpa harus dikawinin) sebagai suami, si Maria bisa bangun dan bisa jadi saksi di persidangan Fahri (yang kena fitnah perkosaan). Nah sama dah tuh, pas ijab kabul Aishanya lari juga ke lorong rumah sakit. Nangis. Fahrinya tadinya nggak mau loh bilang I love you dan nikahin Maria.
-_________-
Anyhoo, biarpun begitu, AAC1 masih jauh lebih bagus sih menurut gue kalau dibanding ini. Masih ada kalimat-kalimat yang mengena, lah. Fahrinya juga masih ada sisi manusiawinya. Masih marah saat difitnah. Masih tergoda ketika akhirnya udah sah nikah sama Maria dan bisa mesra-mesraan. Kalau di AAC2 kan doski udah manusia separuh dewa gini yekan…
…tapi disuruh kawin sama Hulya ujung-ujungnya mau juga.
Setelah Hulya dan Fahri kawin, mereka pindah ke Oxford. Nah, di Oxford ini si Hulya udah hamil gede, kayaknya udah 8 bulanan gitu. Pas mereka lagi nonton TV, tau-tau ada acaranya Starz of Britain (or something like that) di mana ada Keira yang udah sakses. Diwawancara lah doi abis main biola sama host acaranya tentang kesuksesannya ini.
ANJENG sebagai host:
Eling kau, Keira!
Besokannya pintu rumah Fahri dan Hulya dibel. Ada Keira di depan pintu. Katanya dateng karena dikasih alamat rumah mereka dari guru biola (yang ternyata atas permintaan Hulya). Seperti yang sudah diduga, takajuiklah si Keira karena selama ini guardian angelnya adalah tetangganya yang sering dia caci maki.
Lalu mereka pun masuk ke ruang tamu, dan Keira semakin menjadi. Udah cakep-cakep, jago main biola, udah sukses, lah masa mau bales jasa malah nawarin dirinya sendiri buat dikawininin, sih… Hambok lu bayar aja utang-utang kursus selama ini. Namun…
“Nikahi aku, Fahri. Aku mohon.”
Gambar dari sini
Hulya be like:
Melihat adegan ini, netizen pun semakin suudzon:
Untung Fahrinya langsung suruh Keira cabut janjinya di tempat. Hampir aja kita ngamuk kalo dese kawin lagi.
Udah kan tuh, problem solved. Tibalah kita saatnya menuju ending yang sudah kita tunggu-tunggu. Gue aja udah pegel banget ini nulisnyaaa. Setelah Keira sudah under control, terjadilah sebuah adegan pamungkas yang dapat mengundang berbagai reaksi. Gila sih yah, ini ending termangap yang pernah gue saksikan beberapa tahun terakhir. Dengan ini secara resmi kami tahbiskan AAC2 sebagai film terabsurd 2017.
Keluar dari bioskop gue sama Deedee tuh yang mindblown gitu, loh.
APAKAH TUJUAN DARI INI SEMUA?!
Karena aku sudah lelah ngetik, baiknya eke capture saja lanjutan chat kami agar khow-khow semua mengerti betapa frustrasinya kami. Silakan dibaca dengan seksama dan maafkan typonya~~~
Jadi tujuan dari Face Off ini adalah:
Hulya: “Aku ingin melihat wajahmu mulus kembali, Aisha.” (walau ku koit duluan -red)
Aisha: “Demi Umar (supaya bisa terus melihat Ibunya), aku ikhlas.” (tukeran muka-red).
SEBENTAR. Kalau sekadar Umar bisa liat Ibunya dari foto aja kali nggak? Secara emang belum pernah ketemu juga karena Ibunya keburu nggak ada?
Mind. Blown. (2)
Foto dari sini.
…………………
…………………………………..
…………………………………………………..
Begitulah saudara-saudara. Dalam sekejap saja kami yang sudah frustrasi dari awal hingga menjelang akhir akhirnya beneran NGAMUK pas sampe ending. Memang bener kata Mbah Cen. Rusak sudah makna cinta Aisha. Pointless sudah kisah cinta mereka yang sudah dipupuk sejak 2008, mana udah dua kali dimadu pula.
Sedih aku tuh…
Yah sudahlah, mari kita tutup postingan ini dengan dua pesan moral yang bisa kita tarik.
SATU, jikalau film ini justru akan makin laku karena review buruk di sana sini, paling nggak semoga penonton kita lama-lama bisa bedain mana film yang bagus, mana film yang jelek, dan mana film yang memicu penontonnya jadi anarkis.
SEPERTI FILM INI.
Sayang loh aktor, aktris, lokasi, production value, sinematografi, soundtrack dsb-nya udah bagus-bagus tapi ceritanya kayak gini. v_v
KEDUA, paling tidak dari semua kegilaan ini, selalu ada peluang usaha.
#SampaiJumpadiTokopedia
PS. Semua meme qasidahan di postingan ini diambil dari Qasidah Memes for All Occassions. *why do I know this*
PPS. Semoga apapun yang saya tulis dan saya upload di sini tidak menjadi tolok ukur penilaian ketika saya melamar kerja di tempat baru. #watir
WASSALAM, SKOTLANDIA!
Mungkin yang bikin sedih adalah terlalu banyak adegan tidak masuk akal.
Haahahha, ngakak parah ka Teeeppp. Mana si bu RT ngajakin nonton. Ku tak mauu
Jujur aku ngakak baca reviewnya. Terutama meme2 karaoke. Memang suka bnyk plot ajaib di film2 tertentu. Been there done that. Tapi salut keberanian mba nonton film yg modelnya (mgkn) krg disuka. Aku kl genrenya bkn preferensi sdh back off mundur teratur. Kalau dipaksakan sgt tdk baik bagi kesehatan jiwa…
“Sangat tdk baik bagi kesehatan jiwa” bener banget ini mah 😂😂
Been there done that tuh artinya apa ya?
Jambak rambut nonton ini
the fuck did i just read?!!!
jadi ingat waktu adegan “nikahi aku fahri” gw spontan ngakak gede banget, dan ngakak sendirian dikala suasana hening, celangak celinguk kok cuma gw doang yang ngakak 😂😂
Muahahahaha.. Ini review kedua yang gw baca tentang ni film absurd dan dua2nya jelas menulis ni film emang astagfirullah beut!
Emak gw kemarin sempat ajak nonton cuma gw, demi melihat nama Panji di sana, langsung “NGAPAAAIIINNN?” trus beli Wonder sama Susah Sinyal ajah. Wkwkwk.
i love you versi 2017 akhir : Nikahi Aku, Fahri
OKEYYFAIN..!! duh lah sebagai rakyat oma-o, ku baca BAIYK dan Mainfak itu dgn suaranya si nugget ayam yang kedinginan bak di freezer foodhall itu lah kakTep. HELP!!!
Baca reviewnya berasa baca novelnya. Btw terima kasih mbak, berkat review ini sayajadi gak pengin nonton AAC2 😂
Thank God, gue fix dari awal ogah bannget nonton ini. Ayo bangkitlah film indonesia!
Saya ga nonton filmnya, cuma baca review ini doang, tapi kok rasanya kesel banget ya 😥 Ceritanya absurd banget, apalagi akhirnya. Orang apaan yang bisa ganti wajah segampang itu? Sekte Faceless Men dari Braavos? Idih apaan banget dah.
Penokohan Fahrinya ini kayaknya jelek banget ya. Udah kayak Gary Stu tingkat alam semesta yang juga merupakan self-insert dari penulisnya.
Eh tapi dia ga sesempurna itu juga sih. Masa’ dia ga ngenalin Aisha, istrinya sendiri dan juga ga ada usaha buat nyari Aisha?
Kalah dong ama tokoh dari komik porno yang pernah saya baca, kekasihnya hilang 3 tahun dia tetep setia nyari 😥 Masa’ tokoh film yang harusnya jadi panutan kalah ama tokoh dari komik porno 😥
Aduh aku sampe dihampirin ibu gara-gara ketawa sendiri pas baca review (membayangkan kekesalan saat nonton)😄😄😄😄. Aku mau share ke temen yang serius banget mau nonton sama yg serius banget bilang filmnya ga masuk akal. Biar rame perangnya😄😄😄😄
Ga suka, terus milox mobil. Mungkin terinspirasi dari American Vandal mba
ini review of the year ini ! lebih membahana daripada azrax. temen gue buat status di WA dong postingan tiket nonton pelem nikahi aku inih lols ..terus pake tulisan ” I love it” ….. LAH PALA SITU PEYAAAANG.
Reblogged this on lintangsmom and commented:
Ngakak sampe terkentut2…no need to see the movie. Eman2 duitnya…😆
Mba kok lucu sih aku ngekek lg nongkrong di kamar mandi padahal..
Ha…hah….Teppy! Reviewnya manteppp seperti biasa. LOVE!
Bwahahhaaa… mata gue beraiirr bacanya! Lawak!
thumbs up lah buat reviewnya!
terngakak bacanya thx mba review yang sungguh jujur 🤣😂🤣😂
baru aku mau nanyain dimana kamu dapet meme qasidah :)) ternyata udah dicantumin sumbernya hahaha…
Hahaha, tadi aku juga pengen nanya ini 😂
Aq ga bisa berhenti ketawa 😂😂😂
Ngyahhahahahhahahahahahahahahaha!!! Udah, cuma mau nulis itu. :))))
NGAKAK!!
udah lama ga baca review film di blog, tp sumpah ini kocak bgt HAHAHA. gapernah tertarik nonton AAC dan film2 sebangsanya, tp ini gila bgt sih plotnya sengaco itu wkwkwk
Serius itu cerita AAC2 apaaaaaan bet dah.. hahaha tapi pas direviewnya kak teppy jadi seru dan bikin ngaqaq anjir… XD
Aslinya, pas mulai masuk nyeritain bagian ending film, gue pun ikut menduga-duga. Segila apa sih ending yang bisa gue bayangin. Daaaan, ternyata imajimasi gue gak sampe kl ada bagian face off kayak film Face/Off tahun 1997 gitu :”(
Maksa bgt face offnya, aya2 wae! Film drama ko jd ky mission imposible 😀
Ini review yang bisa bikin ngakak. Terima kasih untuk membantu menyadarkan dan mencerdaskan penonton Indonesia. Pada dasarnya saya setuju dengan semua poin pengamatannya, satu hal yang mengganggu saya di ulasan ini: penggunaan bahasa Indonesia di Skotlandia yang mengganggu Anda. Izinkan saya beri pemahaman sedikit supaya Anda bisa lebih bijak lagi dalam mengamati film dengan cara yang sudah cerdas ini. Dalam film (diambil dr ilmu bahasa) ada yg namanya “alih kode” (code-switching) yg artinya mengubah bahasa yang tidak sesuai dengan latar untuk keperluan penyesuaian target pendengar/penonton. Yang menjadi masalah di film AAC2 (dan AAC1 juga -mengulang kesalahan yang sama berarti- #LebihParahDariKeledai) adalah PAKE 2-2 BAHASANYA (Inggris dan Indonesia), harusnya konsisten pilih 1 bahasa aja, seperti yang Anda sebutkan macam Beauty and the Beast atau Les Misérables (contoh alih kode yang baik). Yang bisa tidak dialihkodekan adalah pelafalan nama orang/tempat atau sapaan/celetukan sehari-hari yang bisa dipahami penonton tanpa harus cari tahu artinya apa (bisa dikira-kira dari adegan), seperti “selamat pagi/malam, salam, terima kasih, maaf, dll”. Semoga Anda sedikit tidak terganggu lagi kl nonton film2 yang ada alih kodenya. Tapi, memang alih kode film AAC ini juga bikin emosi sebenarnya. Sekian tambahan dari saya, selebihnya terima kasih sudah menghibur dengan ulasan Anda.
nah iyaaa bener! yang bikin absurd karena kedua bahasa dipakai. terima kasih untuk tambahan informasinya, ya, mas! 😀
Seperti film valkyrie tom cruise, adegan pembuka tom narasi memakai bahasa jerman (memang tokohnya jerman dan settingnya PD2), setelah 2 kalimat, narasi berangsur2 berubah menjadi bahas inggris, menandakan kalau sebenarnya seluruh dialog film ini dalam bahasa jerman (based on true story) namun untuk kebutuhan audience dirubah menjadi bahasa inggris
yeap. that’s what my friends told me about Valkyrie
HAHAHAHAHAHAAHAHAHAHAHHAHAHAHHAHAHA … Teeep! This is your SUPER DUPER BEST YET!!!! Anjay, gue ngakak sambil scrolling. Elo terlalu rajin nyamain meme qasidah ama isi tiap paragraf. Sumpah, ini … Hahahahahaha! Loooveeee!
Nano nano rasanya. Kok aku geregetan yak sama filmnya, jadi pengen liat langsung sebsurd apa siihh 😂😂😂
Btw itu meme qasidahnya asli bikin ngekek. Wkwkwk
Pertama kali baca review mbaknya langsung jatuh cinta, jadi pengen dinikahin fahri juga
bahahahahahahahaa
Gambar nya sukaaaa
Udh ngerasa absurd ketika dulu baca novel AAC1, alur bahasanya yg lebih seperti story telling daripada novel (terbiasa sama novelnya Dan Brown n Sydney Sheldon, jadi berasa jomplang :D)..lebih aneh lagi pas dibikin filmnya…alamak, biaya mahal cuma buat bikin film kayak ini. Skrg ada sekuelnya dan baca review nya udh makin ilfill ajahhh. qiqiqi…
Sama, beli novel AAC1 gak selesai dibaca keburu bosen 🙂
I feel you mba Tep, sama gw juga marah-marah mulu karena semua karakter pada bloon ga bisa ngeliat itu Aisha dari awal. Huftness maksimal.
Panjang banget Mbak ceritanya haha..buat ukuran film yang cuman berapa jam doang itu jalan cerita udah kayak sinengtron tersanjung yang berjilid jilid itu 😀 . Ga mau rugi udah bayar pemain mahal-mahal makanya adegannya kayaknya buanyak bener hahaha
moonmaap, tujuan si anak tiri Oma Catarina marah2 terus ngajakin debat apa ya? masih penasaran disananya gw wkwkwkwk
nah ntu die. diambil kesimpulan pun nggak bisa! hadah :))))
Apalagi kehadiran si oma di kampus. Sampe bingung saya,Hubungannya apa yaaaa
hahahaha, iya bener juga ya. dipikir-pikir kenapa dia ikut namu yah lol
ya ampun baca bolak-balik dan nggak berhenti ketawa baca review-nya, ajaib! 😀 sayang banget ya, kisahnya jadi kompleks tapi pesan mengenai cinta murninya justru kabur. Dan btw Ton Stark yang kaya banget dan dermawan aja nggak sampai sebegitu murah hatinya kayak Fahri, dewa bener nih Fahri, too good too be true 😀
ya ampun baca bolak-balik dan nggak berhenti ketawa baca review-nya, ajaib! 😀 sayang banget ya, kisahnya jadi kompleks tapi pesan mengenai cinta murninya justru kabur. Dan btw Ton Stark yang kaya banget dan dermawan aja nggak sampai sebegitu murah hatinya kayak Fahri, dewa bener nih Fahri, too good too be true 😀
Ngakak gilaaa..poto kasidahannyaa..haha..
ngakak sekali
reviewnya lebih bagus dari filmnya..
Serius deh ya itu meme qosidah pas banget sama ceritanya. Gue betah baca sepanjang ini dan ketawa dari awal sampai akhir. Fachri baik, baik banget malah. Saking baiknya sampai gue khawatir pria jomblo di luar sana makin banyak karena para wanita berharap bertemu Fachri di dunia nyata. Ya kalo ada, gue juga mau sih. Dapet rumah, gitu!
dan dia juga lebih mudah untuk diputuskan dengan alasan “kamu terlalu baik untukku.”
Mewakili banget sih ini review. Orang macem fahri kayaknya 1juta 1 deh ya. Semua org susah dibayarin. Duuh lah ngimpi
Ngakak pol. Menghibur mbaaa bagi emak jyk sya yg gak bisa nonton gehara ad bocil. Hehrhehe
Seriously, i got booommm!! Haha apa yg mau gue utarakan dan semua penggemar aac1 udah diwakilkan. Goodjob mba, tengkyu untuk jempol pegel demi sebuah review ini. Haha making trending please #nikahiakufahri 😂😂😂
Sumpah ngakak poooool baca review ini jam 2 pagi hahahahahaa… Keren review nya drpd film nya
Harem Anime versi real life halal nya
Subuh subuh ngakak banget baca reviewnya. Keren dan mengena seperti biasa
Hanjir deh, ah. Dari pada gue stress mending gak usah nonton 😀
Ngakak sekaligus nangis sih bacanya , iya nangis baca keajaiban ceritanya hiks
Aduh, padahal baru mau nonton. Hahaha
Ancooor reviewnya hahahahaha…pagi2 sudah dapat santapan rohani.
Kalau saya bilang Ayat-Ayat Cinta itu Cinderella versi cowok.
Ngakak Poool, bacanya ga bosen meski artikelnya panjaa….. ng
Susah nahan ketawa sy mbak (bacanya sambil breastfeed) sumpah ini review terngakak 😂😂😂😂
Mewakili perasaaanku seribu persen soal film ini mbaaaaak, hahahahhaha. Untungnya aku nonton gratis, klo bayar pasti aku udah murka sih, hahahaha.
Gw suka gaya tulisan lu mba…menghibur dan bikin gw ngakak sendiri….
Keep it rock ya mba…
Edan tepp…spoiler abiiss😂😂😂
Tapi serius deh, gw kan blm pernah nonton azrax, serius ini lbh absurd dari azrax ya?
Bahkan dari adegan berantem pame acara cabut lampu kaya cabut Rumput ?
😂😂😂😂
OMG kocak banget deh. Untung ga jadi nonton. Udah ada feeling2 ga enak gt, padahal udh ngikut ngantri beli tiket ma temen gw. 😅
The BEST review I’ve ever read #ehhh.. Bahasa Keminggris eike udah bener blom?
Untung gw blm ke bioskop
Mbak tepp mnt kontak u donk, seru jg nih kyk nya bwt ngobrol2 soal review film hehe
Btw thx ya bwt ulasan nya dan tenaga nya bwt ngetik naskah nya 😇 Krn stlh baca ini aku ndk jd ngjak semeh ntn film ini, mending aku ajak ntn film Susah Sinyal aja yg bnr2 film COMEDY 😎
Salam dr anak Semarang
Ampuuun… Itu seriusan jalan ceritanya begitu? Kayak nonton FTV.
Anjerr gtu amat ya ceritanya. Yg saya bingungin gimana kabar anak Aisha? Dia kan hamil tuh di AAC1
Ya ampyuuun.. Baca ini langsung drop!!.😂😂
KENAPA MESTI ADA ATUN KEJEPIT TANJIDOR SIH KAK TEP?!
*nyembur*
Film ini berusaha meyakinkan kita bahwa nilai-nilai Islami yang ingin ditampilkan di sini adalah varian yang moderat (bukan ekstrimis) dengan cara memasukkan semua nilai-nilai itu ke dalam tokoh Fahri. Fahri tidak hanya muslm yang taat, hapal Quran, dermawan, penolong, jujur, sukses, kaya, tapi juga humanis, egaliter, anti-rasisme, dan tentunya Pancasilais (meskipun argumen debatnya gitu doang). Ia hendak dijadikan model seorang muslim Indonesia yang ideal di zaman modern. Semua pria ingin seperti Fahri, semua wanita INGIN MENIKAHI FAHRI.
Tapi nasib perempuan yang ingin dinikahi Fahri tampaknya nggak hoki-hoki banget. Jadi mungkin Fahri itu dibalik keberuntungan dan kesempurnaannya juga membawa kesialan.
Gw baca novelnya 😂
Misbah itu temennya Fachri yang mo ambil S3 juga di sana ceritanya..
Anak anak ge nonton pas premiere.. komennya cuma satu.. “aduh papa.. itu kaya sinetron indosiar”
((((SINETRON INDOSIAR)))) 😂😂
Ini Reviewnya kocak banget…
Terima kasih sudah menunjukkan kami jalan yang benar, hahaha.
Kok ngakakkkkk 😂😂😂
Cukup baca review nya ajah udah cukup menghibur… karena dari awal gak ada cita2 nonton… 😁
Sabar yaa.. Saya jg byk sabar pas nonton ini.. Hikss.. Tapi agak sedikit mengobat hati karna pas nonton ada mas Fedi Nuril.. Hehee
Huaah ini review menghibur banget.. Ngakak asliii gara2 meme nya.. 😀 Karena gak niat nonton aku baca beberapa review yang bilang bagus filmnya, nah pas ketemu tulisan ini jadi ada perspektif yang lain. Dan aku udah curiga sih ini filmnya kek yang ditulis ini.. 😀 Ah, dan gemeeezz sama masalah Bahasa ituuu
Resensi film paling menghibur. Meme qasidahnya sungguh epik.
Kocakkk dan jujur abis ini reviewnya, terima kasih kak teeep !
Muunmaap, gimana caranya sabina a.k.a aisha merusak alat vitalnya dan tetap bertahan idup? Fakta dalam film ini sungguh menghantui sanubari
Btw, reviewnya memberi pencerahan (untuk tidak menonton :)) dan penghiburan… Trima kasyih
Aduh gatau deh mesti ngomong apa, jd ngebayangin aja nonton pilem kayak senetron (yg kebentur tiba2 amnesia trs kebentur lg jd waras lagi, duhh) btw makasih review nya, unthng blm nonton, mending ta beliin siomay aja dah nih duit tiketnya wkwkwk
Asli saya ngakak mba nya bagi bagi memeh qasidah
Sesuatu banget lho yaa 💀
Fixed gak akan nonton film ini
Gak ada beda sama sinetron stripping di tipi 🧠💥
Ni review yg pling bikin tambah ngakak gegara meme qasidah nya..haha…
sy sepanjangan nonton kayak nya lbh banyak bengong sm ngernyitkan dahi.. Makanya agak heran, buku aac2 yg tebal nya mirip harry potter 5 knp kok film nya cm jadi satu stgh jam aja.. Mngkn krn sdh baca buku nya jd msh lumayan ngerti lah jalan cerita nya, knp kok begini begitu.. Cuma, syg banget emang, bnyk adegan penting di buku yg ditampilkan di film, cm di film nda ada alur cerita penjelasan adegan nya, jd kayak nampilin kesimpulan aja yg buat feel nya jd nggak dapet.. Emang jd absurd banget dan fix yg paling absurd mmng bagian ending nya.. Nda nyangka banget operasi transplantasi wajah nya bakal diperlihatkan seperti itu.. Dan yg gak masuk akal adalah, operasi sebesar itu, fahri bisa ngliatin prosesnya dr luar! Anyway, memang sulit mengubah novel jd naskah film, cuma untuk aac2 ini, hasil nya jd terlalu absurd.. Apalagi ekspektasi sy yg tinggi krn ada chelsea dn tatjana plus 4 penyanyi ost yg keren2, jatuh nya jadi kecewa banget habis nonton film nya.. Btw, pdhl dibuku di jelaskan proses panjang fahri mencari aisha, dan aisha selain rusak seluruh wajah, suara nya juga rusak, jd bener2 gak bisa dikenalin, justru yg bikin fahri makin terkenang aisha krn rasa dn cara masak sabina yg mirip sm aisha. Dn dr awal yg milox mobil itu mmng keira, bukan jason. Yg bikin zonk lagi krn nenek catrina ikut dlm debat ilmiah dn jd penutup kesimpulan baik nya akhlak nya fahri (pdhl di buku fahri di apresiasi dn menonjol dlm debat yaa krn argumen nya)..
Huhuuu,jd makin bandingin novel sm film nya ini.. Thanks buat review nya, menghibur banget setelah banyak bengong nonton film nya kemarin.hahaa…
Pesan moral dr novel dn film ini, kata penulis novel nya ttg sosok fahri yg bnyk yg bilang kyk malaikat, fahri ini nda ada apa2nya.. Masih bnyk diluar sana org yg lbh hebat dr fahri.. Mngkin kita yg kurang membaca, dan kita trllu bnyk dicekoki dg berita negatif, sehingga ketika sosok fahri muncul, kita melihat dia yg seperti sempurna skali.. So, buat yg msh jomblo, segera pesen kaos di review pling terakhir itu, tp nama nya di kosongin aja, ntar klo udah ktemu fahri yg lain, tnggl ditulis namanya, hahaa.. *maap kepanjangan
[…] Pilihan jatuh tentu jatuh ke Star Wars : The Last Jedi. Bukan karena sudah baca review AAC2 ala-ala mba Teppy dan Cenayang Film (baca reviewnya saja sudah menghibur, lol. Alasannya lebih karena I’m not […]
Selalu tersenyum, tertawa dan mudah mengikuti reviewmu.. mengalir, menghibur tapi tetap kritis. Terima kasih
Selalu tersenyum, tertawa dan mudah mengikuti reviewmu.. mengalir, menghibur tapi tetap kritis. Terima kasih
Hahahahahaha, disaat reviewnya lebih menghibur dibanding filmnya.
Aku ga nonton film ini baik dari seri pertamanya, Mbak. Baca review dirimu tambah ga niat lagi bahkan untuk liat trailernya. hahahahaha
Kalo Mbaknya udah review udah lah lebih seru ketimbang filmnya. 🙂
Bikin ngakak gak brenti2 baca reviewnya. Terima kasih sudah membuat ceria hariku karenanya, hahahaha…
Aduh Fahri nih yaa levelnya udah ngebalap mas Boy.. Mas Boy aja nggak sampai beliin rumah. Pdh dulu aku suka novel dan film aac1.. Tp begitu tau bahwa si Fahri disukai sama semua wanita kujadi mhalessss.. Oh, btw memenha juwaraaaakk 😂😂😂😂
Film ini berusaha meyakinkan kita bahwa nilai-nilai Islami yang ingin ditampilkan di sini adalah varian yang moderat (bukan ekstrimis) dengan cara memasukkan semua nilai-nilai itu ke dalam tokoh Fahri. Fahri tidak hanya muslm yang taat, hapal Quran, dermawan, penolong, jujur, sukses, kaya, tapi juga humanis, egaliter, anti-rasisme, dan tentunya Pancasilais (meskipun argumen debatnya gitu doang). Ia hendak dijadikan model seorang muslim Indonesia yang ideal di zaman modern. Semua pria ingin seperti Fahri, semua wanita INGIN MENIKAHI FAHRI.
Tapi nasib perempuan yang ingin dinikahi Fahri tampaknya nggak hoki-hoki banget. Jadi mungkin Fahri itu dibalik keberuntungan dan kesempurnaannya juga membawa kesialan.
Huahahahaha…kelar baca ini memberikan guncangan bagi otak hamba jugaaaaaaa
Menyesal terlambat baca riview ini sudah terlanjur nonton. Awalnya mo nangis karena nyesal, tapi jadi ketawa termehek-mehek lihat banyak penonton yang nangis bombay habis nonton, katanya sangat mengharukan #eh
Kocakkk bet ini sikkkk.. Bahaha..Untungg untung ga nonton, cukuplahh baca disini aja.. haha
Ini cuma gw aja yg ngerasa apa review ini tone nya negatif bgt?? Hehe keliatan ya mental2 judge org indonesia.. jd sedih.
hai mbak! saya cuma menulis berdasarkan kefrustrasian saya ketika nonton filmnya. biasanya kalau review film kalo bagus saya blg bagus, kalo parah banget saya blg parah. tapi gapapa kalo yang tersampaikannya jadinya negatif/judgmental, saya nggak bisa kontrol juga reaksi org2 yang baca. terima kasih sudah baca btw walau mbak ga suka tonenya 🙂
Setuju nih huhu 😦
You really have to see it for yourself. The movie is an insult of human’s intelligence 🙂
Ngakak ya loooorrdd *fix ikut ngumpulin meme qosidah*
Makasih banyak Tep reviewnya dan fix sudah gue bakal nonton pilem ini. Mending nonton Coco lagi lah
Buahahahahhaha… Gw langsung keluar rumah bawa pilox cari tetangga yang nama nya fahri dah…… Biar gw juga d cariin guru biola….
Vanggkeehhh…… Asli muantep tenan reviu nya…..
Semua sesuai dengan yg ada di pikiran selama nonton film ini, dan ini lbh menarik bikin ngakak abiez daripada pusing masih mikirin penjelasan atas keabsurban rangkaian filmnya. Yg lebih bingung pas nonton konser AACnya sang Produser mengisyaratkan dibagian2 akhir film ada adegan yg bisa bikin tertawa udah nungguin ampe akhir dimana yg bikin ketawanya (bela2in keluar paling akhir dr Studionya)
lah si mbak nya baru sekarang eneg, lah saya dua tahun yang lalu waktu baca bukunya langsung gelagepan saking klisenya
Saya ngakak baca review ini. Makasih banyak ya udah nulis review ini. Anda sudah turut mencerdaskan bangsa 😄 wkkk…
super banget, the best movie review seabad ini
Wow! It feels so shocking to know the fact how trashy the movie is. 😑😑😑😑😑 Grrr.. pantesan kok aku liat sliweran orang pada ngetwit ttg AAC2 & bilang kalo plot twist & endingnya nya GAK BGT. Lho pake plot twist? 🤔🤔🤔 Sempet mikir gt.. oh dan ternyatah.. 😌😌 Semakin tercerahkan hidupku setelah membaca full review ngehek nan informatif nan helpful inih! Hmm meanwhile di Instagram, beberapa hari ini aku liat sendiri di akun IG Mbak Sabine aka Dewi Sandra dan BUANYAAAK BANGET aselik BUANYAKKKK ampe ratusan yg pada nulis komen di salah satu foto postingan doi di lokasi syuting di Edinburgh bahwa film ini BAGUS BGT.. sampe banyak yg nangis, sampe berkaca2, sampe terharu, gt gt.. so I was thinking “wow! So the movie was that good?!”. Mungkin kalo aku yg nonton film ini juga bakalan nangis kali ya setelahnya.. Nangis karena uang & waktu yg dihabiskan utk menonton film ini tidak bisa dikembalikan. 🤣 anw.. makasih ya Mbak Tep sudah mau berbagi review ini. Semoga semakin banyak umat yg bisa diselamatkan karena membaca review ini. 😄
Oke FIX..liat di XXI onlen pun ku tak sangguppppp
Cukup ngakak2 disini
*scroll up ulang..ini drama apa comedy -__-
reviewnya sama banget ama yang saya pikirin pas terjebak bin terpaksa nonton filem ini gara-gara nemenin temen yang abis patah hati.
Reviewnya panjang bet…tapi ttep kebaca ampe bawah…
Siapa coba gamau poligami, kalo cewek2nya cem Tatjana Saphira, Chelsea Islan, Dewi Sandra (meski udah bopeng mukanya), Millane Fernandez, Pegawai minimart (yg paling biasa mukanya) tapi ane yakin buat para penonton masih oke2 aja buat dikawin. Ha!
Fahri mengeluarkan semacam pheromon gitu kali yak. Bikin cewek2 terkiwir2. Pengen dikawinin.
Nikahi aku, Fahriiii… *biar dapet rumah gituu hahahaha.
Kocak banget. Ditambah meme nya yang bikin ngakak. Baca review spoiler di blog sebelah katanya ceritanya bagus walaupun banyak kekonyolan. Tapi abis baca ini mah yakin kalo saya nonton di dalem bakalan inget meme di sini semua 😂😂😂
Teeeeepppp! Ngakaaaak pecaaaah pas liat meme ASUUUUU….. wkwkwkwkw…:
Ahaha samaaaaaa
Baca review ini bikin ku ingin mengucapkan kata2 tak layak yg bs bikin syok janin dalam kandunganku ini, hahahahaa. Untung kagak lgsg brojolan eke!
aku emang dari dulu ga suka AAC terlalu dipaksakan buat jadi layar lebar,,, batewe makasih reviewnya,, kaga jadi nonton.. hehehe
Teppyyyy, xumvah yaaaa, ini adalah salah satu review film ter-spoiler yang AKU SAMA SEKALI NGGAK MASALAH DI-SPOILER-IN.
“Spoiler-i aku, Fahri.”
Udah nggak perlu nonton lagi ini mah. Hahahha.
hahahaaa sumpah ini review film terlucu yg pernah saya baca, untung udah baca novelnya, jadi yaa sudah tau pasti film nya juga bakalan aneh secara novelnya tebel banget. Dan emang sosok si Fahri ini sempurna banget dahh, cari dimana yee laki kayak gitu 😅😅 Tapi saya pribadi sih tetep nyaranin baca novelnya, karena di novel itu detail cerita dapet dan lebih banyak faedahnya. Pesan yg mau disampaikan penulisnya lebih dapet sih kalau baca novelnya dibandingi nonton filmnya..
Iya… nggak semua tulisan bagus difilmin 🙂
NIKAHIN AKU FAHRI!!!!
Reviewnya bikin akohh banting otak
Jalan cerita novel AAC2 memang seperti itu, namun mungkin eksekusi film nya saja yang kurang bagus sehingga filmnya terkesan absurd. Jalannya debat Fahri yang terkesan hanya seperti debat kusir di film sebenarnya di novel banyak nilai edukasinya. Di novel juga diceritakan bahwa Fahri memiliki banyak usaha selain minimart, sedangkan di film hanya dilihatkan bahwa usaha Fahri adalah minimart saja sehingga memunculkan kesan absurd ketika Fahri membantu banyak orang dengan mengeluarkan banyak uang. Mungkin untuk AAC2 ini sebaiknya baca novelnya saja daripada nonton filmnya. Eksekusi film yang tidak bagus membuat jalan ceritanya menjadi absurd dan menghilangkan nilai2 yang terdapat di dalam novelnya.
Hahahahhaa jiancuk tenan reviewnya!
Jadi saya mesti nonton atau tidak? Setidaknya biar jadi alasan copas ini review yang qasidahable.
luar biasa. kayaknya ulasan film ini lebih bermutu deh dari filmnya sendiri. Begitulah kenyataan yg terjadi. Kadang kita takut untuk repot. Padahal repot itu perlu utk suatu kebaikan.Kenapa ngga direvisi saja film itu.Makanya sblm tayang, undang parakritikus untuk menyempurnakan film itu. Walau ahli sekalipun, kita butuh orang lain untuk melihat ketidaktelitian kita. Lucu aja klo bnyk kekonyolan2 dalam sebuah tayangan apalagi untuk dijual ke publik. Kesannya mau wah..,berbau barat segalalah.. tapi nyatanya konyol sekali. Malu2in. Observasi dulu sebelum berani menampilkan sesuatu.Akhirnya salam angkat topiuntuk penulis yg sdh sangat kritis menilai filmini. Tapi jgn salah sangka lho, film2 yg konyol belum tentu sepi penonton. Dan film yg ditonton orang banyak ternyata belum tentufilm yangbagus. Semangat untuk semua pihak.Hidup Indonesia.
Thank you so much. This made my day. Sekarang sakit perut kebanyakan ketawa. 😂😂😂
Ngga jadi nonton deh kakak, aku save money buat film lain ajaa.. 😭😪
terimakasih karena review ini makin memantapkan untuk tidak menontonya wkwkwk
dari awal sampe akhir ku gak berenti ketawa astaga xD
Udah Face/Off pun, tetep gak bisa ena-ena kan?
FAIL!
Sesungguhnya ini adalah usaha yang HQQ…. gagalnya….
Aduhhh ini yg paling bikin ngenessssss
Kisah cinta terngenes
Ya Allah ngakak so hard Tep bacanya 😂😂😂 untung bumil satu ini gak keburu latah ikut antri di cinemaxx yg baru dibuka pula kan nanti kampret moment yang ada bisa2 gue berojol di bioskop liat alur filmnya cem ini
Line, “kalo dia perempuan aku jadikan sodara, kalo laki2 akan aku jadikan suami/aku nikahi.”
Ini line copy paste banget dr serial korea Descendant of the Sun, cm yg ngomong pemeran cowoknya. “Kalo dia laki2 akan aku jadikan sodara, klo perempuan akan aku nikahi.”
Bah, bayar loyalty gk neh penulis naskahnya ke orang korea???? 🤣🤣🤣🤣🤣
Sebelom descendent kata2 begini dr taun80 an udh diomongin di komik petruk gareng
Betul!
juga diomongin sama Dayang Sumbi di Sangkuriang wkwkwk
Kalau Dayang Sumbi yg dapat malah anjingnya 😁
Ini kalimat udah dr jaman dulu kok. Tp seringnya diplesetin menjadi: “Kalo dia perempuan, akan kujadikan pembantu. Klo laki, jadikan supir. Klo lakinya ganteng, jadikan suami,”
Rasanya mau pelukin Teppiiiiii sampe nangis bombay ngakak kegirangan.. beneran lo udah mewakili perasaan ini saat nonton aac2 mulai dari pertengah pelem gue ngakak muluk. Kaga ada sedih2nya hahahha.. sampe dibilang berisik sama temen yang lain saking ngikik ga ketulungan.
makin mendekati akhir film kok ya makin ketebak gimana endingnya, parah parah parah parah *gaya ngomongnya anak2 jaman now*
kalo gue boleh tambahin moral dari pelem aac2: siapkanlah mental dan hati yang kuat buat nerima kehaluan HQQ. pisss ;P
Ngakak aku bacanya mba Teeep. Kocak habis ^^
Mbaknya baca novelnya ga? Klo dibandingin novelnya, filmnya ni mnurutku byk adegan2 yg hilang yang bikin kok antar adegan jadi kurang mulus. Contohnya, kl di novel, pembaca sdh lumayan ngeh klo si fahri ini udh nyari tapi gak ketemu juga. Kalo ga salah, versi novel si sabina ini selain rusak mukanya, suaranya juga. Dia jg ngaku suaminya udh meninggal. Harusnya itu mayan bikin fahri ga ngenalin aisha ya wajar. Trs soal baruch ngajak debat dan adegan debatnya, di film memang terkesan gitu aja. Kl di novel lumayan panjang adegannya dan ga cuma debat dua orang aja. Pake referensi pula.
.
Hehe kalau udah baca novelnya mungkin makin kecewa wkwk
halo! nggak aku gak baca novelnya jadi mereview berdasarkan cerita yang diterima di film aja. susah memang karena kalo kebentur durasi jadi banyak adegan yang ga bisa diceritakan dengan jelas, tp kalo dipaksa dijejelin semua tp penjelasan mungkin emang jadinya konyol yak
Kalau menurutku sih, novel dan film berbasis novel harusnya tetap jadi karya seni yg berdiri sendiri-sendiri. Krn nggak semua yg nonton filmnya baca bukunya atau yg baca bukunya akan nonton filmnya 😉
Setuju pake banget 🙂
gue gila sendiri sampe bolak balik baca karena slalu pikir tatjana sama chelsea islan org yang sama
Baca review ini bagaikan oase di tengah-tengah magabut tapi gak bisa cabut karena ada meeting siangnya… *maaf jadi curcol*
Ngakak2 di cubicle sendirian… terutama bagian Fachri beliin rumah buat si Oma… yowoooh… bener deh serasa Bruce Wayne… cuma ya gak sekaya Bruce Wayne karena klo Bruce pasti beli bank-nya sekalian…
Kalau baca dari review2, kayaknya film ini gak akan sesuai dengan paham-paham feminisme, ya… si Aisha cuma bisa nangis pas mau dimadu itu kayak degradding banget… padahal dia berani banget ngerusak muka dan vagina-nya untuk menjaga kesucian, nah pas mau dimadu keberanian itu raib ke maneeee???
Dan, tentang Face/Off… marilah berpikir positip klo penulis skenario nya terlalu ngepens sama Game of Thrones, jadilah dia buat face off ala ala Faceless Man (tau ini karena liat rekaman ending scene di Instagram).
Setuju mbake sama pendapat kenapa si Aisha degrading bgt karakternya. Cuma ya kan apalah arti perempuan bagi suaminya kalau badannya sudah tidak sempurna lagi *sarkas*
ini adalah tulisan yang kampretos. ha ha ha. dalam artian yang *TERBAIK* lho. di tengah2 kesibukan saya, ini tulisan saya baca *SAMPAI HABIS* sambil tertawa sendirian. di pojok. untung pada sibuk semua sehingga tidak ada yang menyangka saya gila. di kepala saya … “duuuh, kasihan banget yang nonton”. ha ha ha.
[kebali sibuk bekerja. lumayan sudah ada hiburan.]
at least, something good came out of this movie. that is, this review. HA HA HA
Ga jadi nonton ah.. Dah tahu semua ceritanya 😂😂
MAYGAAAATTT…..DEMI APAH INIY GUWE NGAKAK-SENGAKAK-NGAKAK NYA BACA REVIEW DIRIMUW!!!
jd penasaran khan se-absurd apah ntu pelem AAC2,, mana emak nyak dah ngojok2 bwt nonton ntu pelem dr pas release -___-
ceritanya pilemnya panjangggg…. sempet mau menyerah bacanya tapi penasaran sama ending nih pilem haduuh kalau nonton nambah dosa nihh … dosa maki-maki pilem nya
Duh lagi nenenin anak ngakak abis liat qasidahan wkwkwkwk
Ya ampunnn.. gak habis ketawa baca satu tulisan ini 😀
Ditambah meme-memenya yang aduhai. Wkwkwkwk..
memenya prek tenan iki 😂
pas nonton film ini saya ketawa2 juga, sampe mengganggu istri saya. sampai pas bagian ketika disebutkan bahwa: “Amal ibadah dan perbuatan kita apabila selain untuk Allah, hanya untuk lari dari duka, maka sia2lah amal ibadah tersebut, dan hanya akan menimbulkan kerusakan” oleh Misbah. barulah saya sadar bahwa film ini sebenarnya adalah tentang dealing with grief, coping up with loss. dan satu2nya cara mengatasi hal tersebut adalah kembali kepada Allah.
semua kebaikan fahri yang agak berlebihan selama act 1 dan 2 adalah caranya lari dari duka kehilangan aisha, aisha menjadi relawan ke palestina hanya untuk melupakan 2 kali kegugurannya dan tidak bs hamil lagi, dan malu menghadapi suaminya, keira dan jason saya rasa sudah cukup jelas. dan semua tindakan tersebut justru menimbulkan kerusakan bagi diri mereka masing-masing.
filmnya tetap saja sih ga bagus, but i appreciate the movie a lot better after seeing it differently.
suka dengan perspektifnya.
OK saia puas dengan review ini. Sambil kerja sambil baca, nahan ketawa bolak balik ke toilet. Trus dengan meme ajib & dankdut mentelnya. Setelah baca saia langsung wa si teman, sorry guys..novel dalam bentuk pdf blm gw baca trus baca review langsung pengen pipis ditempat, gw ga jadi nemenin. silahkan cari yang lain ya. salam kenal ya Tep.
Filmnya ternyata film lawak yaaaa :)))
Reviewnya juga lawak banget inih. Satu juta orang jadi saksi kelawakan film AAC2
Sampe skrg saya ga yakin klo Sabina itu Aisha…karena Aisha asli itu Rianty Cartwright bukan Dewi Sandra !!
HAHAHAHAHHAHAHAAHAHHAHAHAHHAHAHAAHHAHAHA
Ikut hahahahaaaa juga
Mas nya lucu
Kocak baca reviewnya to deh ulasannya. Aq jadi ga usah nonton lagi deg. Cerita AAC2 ini mirip cerita light novel Jepang yang protagonis cowonya punya banyak harem cewe :p
Masih terbengong-bengong belum bisa komentar abis baca ini… tergoda mau baca review yang lain…
Review tergokil yang pernah gw baca…. receh but bikin ngakak (ampe pipis dikit di celana.. Sorry TMI). FIX GA AKAN NONTON (walopyun sblmnya jg ga tertarik sih gara2 liat trailernya GEJE tapi masih penasaran2 manjah)..thanks to your -Hillarious-GOKILS-Receh-FullOfQosidahMemeTaek- review…Mayan hemat duit 60rebu sama waktu berharga gw (lebay)
Faceless women (gantinya Arya) Kalo yg nonton Game of thrns pasti tau 😂😂
akhirnyaaaa, setelah aku nonton filmnya,, dan menahan segala isi dihati karna ngak mau spoiler n takut kena tampol temen yng belom nontonn.. baca review ini jadi ngakak banget, ternyata bukan aku aja yang ngerasain hahhaha… sayang banget padahal AAC 1 itu kereennn bangett di tahun 2008 dan ini malah jadi absurdddd hikss..
Ini salah satu bukti bahwa buku lebih bagus dari film, dan equel umumnya lebih parah dari aslinya. Tapi review ini mengena banget. Lucu dan tepat sasaran.
Dari awal emang gak tertarik sama film ginian sih…
Tapi review mba Teppy ini juara bikin ngakak 😂😂😂
All of the qasidah memes dan Atun terjebak di tanjidor LOL
Thank you for this funny review!
review susah sinyal dong please :D, krn mnrt gue diisi doang yg reviewnya jujur dan kocak aseli >.< 😀
Kalau nge kritik doang emang gampang sih ;p
iyah makanya aku hanya berakhir menjadi penonton dan bukan filmmaker 😀
Tapi kritikannya mewakili bgt perasaan berjuta2 umat…lanjutkan terus Teppyyyyy
well, penonton pun berhak untuk bikin kritik, review, bahkan hinaan ke film yang dianggap jelek. Pernah denger “freedom of speech”??
Hahahahahahahahah.. Monmaap nih bang Fahri.. Saya satujuh sm penulis.. Ini filmnya absurd pisan. Udah lumayanlah ceritanya, eh.. Endingnya bikin siyok dan emosi jiwa. Ancur. Hahahahahha.. Untunglah kmaren nonton gratis. Jd gak rugi. Rugi waktu doang nonton film absurd.
bentar2 ..
“Jadi karena ada kejadian traumatis di Palestina di mana Aisha memilih untuk merusak sebelah mukanya sekaligus alat vitalnya”.
Terus yg dioperasi cuman mukenya doang ?
dari adegannya sih ga diceritain sih alat vitalnya dibenerin jg atau gak karena fokeuuus ke muka
BAHAHAHHAAAHA YANG SELALU DITUNGGU-TUNGGU AKHIRNYA BACA REVIEW LAGIK.
GILA KAU KAK! XD
selera humor yang luar biasa, review yang lebih menghibur daripada filmnya dengan budget mahal itu. Siapapun yang menulis blog ini, kalau laki-laki akan kujadikan saudara, kalau wanita akan kujadikan istri, marry me…. please….
Film susah sinyal dong
Sungguh ngakak yang sangat paripurna
Untung gk terlalu berminat. Kalo gk nyesel deh jauh2 ke kota buat nonton film AAC2.
Mksh ya review nya.😃
Maaf nih, kok aku nggak tahu kalau Aisha ini suka main biola ya? Di AAC1 juga nggak ada adegan Aisha main biola (apakah aku yg lupa?). Apa di AAC2 Aisha main biola? Mungkin hobi baru Aisha ya?
Ini si Hulya minta guru les biola ngasih tahu Keira siapa guardian angelnya? Ini Aisha kedua ya yang rela melihat suaminya disukai perempuan lain dan malah memberikan lampu hijau. Apa emang gen keturunannya seperti itu ya? Eh, tapi darimana si Hulya tahu kalau yang bayarin les itu Fahri? Masa si Fahri cerita? Aku pikir Fahri bukan orang yang suka pamer kan dia berhati malaikat dan selalu mencari ridha Allah.
makasih ya Tep ,, gw berhasil ngakak jengkang sore ini baca review lo.
*ketcup basah*
wah saya nonton film nya baru baca review olok2an ini, speechless..
padahal pas nonton kayaknya menikmati2 dan paham2 aja, gak sampai kepikiran buat bisa sampe jadi bahan tulisan olok2an dan lucu2an separah ini..hahahaa..
Setuju sama tama, saya rasa sampe sekarang gak ada yg konyol dari film ini. Mungkin ada sepotong adegan yang membuat ambigu dan terkesan dicepatkan. Tapi gak sampai keseluruhan. Dan walaupun saya sudah menonton film ini dan membaca review kocak ini (hampir sekocak @awreceh), saya gak merasa menyesal udh menontonnya. Malah nambah penasaran dengan kisah” sebelumnya pada AAC 1, belum sempet nonton nih, wkwkw
Mungkin tingkat intelligentsia mb dan mas aja kali yg beda. Jd bisa nikmatin filmnya. Nah pertanyaannya, tingkatan nya yg mana dulu nih ? Hahahahahaha.
Ps : jgn kebanyakan ntn sinetron or ftv
Nggak dong, nyet.
DIA BENERAN BAKAR SEMUA JARINYA DI ATAS KOMPOR.
Gusti nu Agung…
ini lucu banget :D:D:D:D
Yang bikin aku suka di film ini cuma viewnya, gambarnya, sama efek 3D di akhir ituuu duh.. jadi lupa kalau film sebenarnya absurd hahaha.. maklum daku anak disain gitu deh #eh
INI TERBAIKS SIH!! Gue ampe nangis (gara2 ketawa) bacanya😂😂😂
Kemana rianti ,carissa, melanie dan zaskia ?
Hai kak. I’m usually a silent reader of your blog, but I can’t stand it anymore. Thank you buat review yang ku pastikan menjadi salah satu maha karya literatur Indonesia. I died laughing reading this review. You’re a savior for humanity. You save our innocent and poor soul for torturing our brain.
Betapa aku ingin memeluk Fedi Nuril, Tatjana, Chelsi dan segenap pemain kondang lainnya karena betapa tangguhnya hati dan pikiran mereka krn bisa menyelesaikan proses syuting sampe kelar. Kuharap tim medis selalu siap dgn paracetamol ya kak takut takut ada yg demam saking kepikirannya.
Thank you sekali lagi kak! Ditunggu masterpiece lainnya di film yang (semoga) lebih menarik!
chelsea islan is a tsundere!
Mbak Teppy,
selama ini saya selalu suka dengan review2 Mbak di blog ini,
saya selalu bisa ketawa ngakak sampe akhir tulisan,
tapi baru di tulisan ini saya ga bisa menyelesaikan sampai akhir mbak,
saya ga sanggup, Sumpah!
I really know this experience.
Saya juga tempo hari nonton film ini, saya beranikan diri nonton film ini demi Istri tercinta–yang merupakan fans AAC1–yang pengen banget nonton film ini.
Saya masuk studio bioskop dengan tekad bulat, berharap ngga akan memaki-maki di dalem studio.
1 jam nonton, perut saya bergejolak,
mulai kentat kentut…
Sampai di ending film ini, perut tak tertahan lagi…
saya sukses mencret….
Sekeluarnya dari bioskop, saya pegang tangan Istri,
saya tatap dalam wajahnya, sambil coba tersenyum paling manis yang pernah saya lakukan.
Saya bilang ke dia, “Sayang, aku beli entrostop dulu ya.”
tawa ngakak waktu Lihat meme kosidahan itu… ya tuhaaan nemu saja sampean mbak.. jadi penasaran pengen baca novelnya
waduuuhh…. ngakak bener2 ini, jd ngak pengen nonton dah hahahha
Allah ka lakh lakh shukr hai (in Hindi means Ratusan ribu syukur kpd Allah) bahwa aq adalah penggemar film India. Seperti biasanya, akhir tahun pun tetap nonton film India di bioskop. Bersyukur banget di bioskop aq ikut antre utk nonton TIGER ZINDA HAI walau di kanan & kiri, depan & belakang org” beli tiket AAC 2.
FYI, TIGER ZINDA HAI intinya adalah kontribusi inteligen India (Salman Khan) & inteligen Pakistan (Katrina Kaif) yg bersatu menumpas ISIS (di film diubah jd ISC) di sarangnya nun jauh di Irak sana. Masya Allah, filmnya itu udah persis film Hollywood. Semuanya ada Bpk/Ibu:
-Cinta”an (without kissing) CHECKED
-Lokasi” indah CHECKED
-Lagu” bagus CHECKED
-Tembak”an dgn pistol, senapan, dll CHECKED
-Ledakan CHECKED
-Serangan udara dari heli & drone CHECKED
-Suspense & surprise CHECKED
Biarpun 3 jam & keluarin duit Rp 95.000 but WORTH IT.
Keluar dari bioskop kami begitu bersemangat, ceria & optimistis menghadapi Tahun Baru. (Walau pulangnya kena macet dari Bundaran HI – Thamrin)
So bagi yg masih tersiksa secara batin stlh nonton AAC 2, obatilah dgn menonton TIGER ZINDA HAI hanya di CGV.
Fakkkkkk 😂😂😂
HAHAH ngakak pisan bacanya yalord 😂 bener2 apa yang kurasa selama nonton HAHAHAH review terjuara dah inih!
Betewe bagus uga kalau kaosnya dibikin, apa w bikin kaosnya aja ya 😂
Itulah mengapa film Indonesia ngak bisa maju lebih jauh, krn penonton yg kayak gini, suka mencela…. Pdhl dia sendiri buat tulisan aja berantakan, palagi disuruh buat film… ya klo ngak suka, ya jgn ditonton lahhh
Film Indonesia nggak bisa maju lebih jauh kok nyalahin penontonnya sih? Yang buat filmnya lah mas…..
namanya jg review mz 🙂
Uceet. Gimana caranya tau suka / gak kalo ga ditonton….. Ga logis bgt statement “kalo ga suka jgn ditonton”…. Coba deh baca blog2 Mba Teppy ttg review film. Film Posesif dia puji2 kok. Jd ya saya rasa Mba Teppy cukup objektif. Justru film Indonesia ga akan bisa maju kalo ga ada orang yang kritik. Coba deh sekali2 baca review film Hollywood. Itu bule2 yg review juga sadis2 lho kalo emg filmnya sampah.
Pernah di ajarin cara kritik ga si? Kok jadi malah so soan pinter gt.Lu aja coba bikin pilem,gua liatin.gimana caranya jadi anak bangsa yang cerdas kalo cara kritik aja kek anak yang ga punya sopan santun,ga menghargai karya orang ya kek gini.
ya karena ada tulisan gini bisa MAJU harusnya tong, kalo ga diginiin nyaman2 aja ngegoblokin pemirsa WKWKW
Inilah mengapa film Indonesia tak pernah maju, dicela untuk perbaikan tak mau
fans berat nya AAC2 muncul wkwkwkwkw
Tapi asli…nonton deh…jangan ngejudge dulu…
Review nya asli sama kayak yg gw bahas sama temen gw abis nonton 🤣🤣🤣
We ladalah, kalau udah bilang nggak suka sebelum nonton itu namanya Anda baperan mas, ya begini yang bikin orag nggak maju, nggak mau dikritik.
Tenang2 ga semua dikasih kemampuan berpikir yg sama, mungkin mereka cuma keseringan nyemil micin ama nonton sinetron. Jadi anggap film indonesia bisa maju tanpa kritik. Buat fans AAC2 : Pak bu, micin bukan buat cemilan.
kocal bgt sih mbaknya sangat menghibur 😀
Diambil nilai positifnya ajalah kak, smuanya ga ada yg sempurna.. mungkin durasi waktu yg membuat film ini tidak bisa tersampaikan semua alur ceritanya.. saya sudah nonton, dan saya bs ambil segi positifnya itu : menolong orang tidak perlu melihat dari perbedaan agama, ras, atau apapun.. saya malah byk ambil nilai positifnya dr film itu..
Haruskah kubawa pilem ini ke porum nuyok??
Mending baca aja deh bisa guling2 ngakak, kalo nonton ndiri ntar malah butuh aspirin 😂
Tep, lu nonton film Indo “Suatu Hari Nanti” salah satu filmnya Adinia Wirasti yg menurut gw fail bgt! Sayang gw gak pinter bikin tulisan kek lo, tp gw penasaran bgt, apakah review lo akan sama dengan isi otak gw sih?! Hahaha.. Keep reviewing tep!
Ketawa malam2 baca ripiu ini. Dari gak pengen nonton, jadi makin gak pengen nonton
Sejak lihat iklan dan trailer di TV, saya memang tidak berminat sama sekali nonton film aac2, karena belum apa-apa udah males ngeliat deretan pemainnya yang membosankan, ditambah ada Panji Pragiwaksono (soalnya kalo lihat dia inget pilkada DKI yang absurd). Tapi ulasan atau review film ini sangat-sangat menghibur, saya membacanya dari awal sampai akhir dengan perasaan geli, dan tak bisa menahan tawa. Terimakasih untuk postingan yang sangat menghibur.
Keur mah teu hayang nongton katambah deui aya carita kieu beuki weh hoream…tapi kayanya ketawanya mesti ditahan dulu sampe ada stasiun TV swasta yang dengan masiv ngiklanin “PERTAMA TAYANG DI LAYAR KACA”. btw thanks buat kerenyahan reviewnya Teh Tep.
Aduh ngakak banget baca ini. Hahah.Setelah ada banyak film bagus tahun ini, ternyata ditutup dengan film absurd ya. hmm..
Jadi penasaran pingin lit filmnya secara langsung. Heheh
Kacau sih terngaqaq malah penasaran mau nonton filmnya hahahahaha -Mutiara.
Ngakak Juara ! Review tetep on point but ngakak!
Kok ya seruan baca review ini drpd nonton filmnya LMAO untuuuungggg gajadi nonton tuh film. Gak tertarik walaupun dipaksa deh daripada mataku dan pikiranku ternodai oleh kepintaran para penulis script
Mbaaaa aku setuju banget. pengen ketemu dan ngakak bareng… sency ke fx ya mba hahaha
ane nagis bacanya… ampe sakit perut wakowakowako
OMAGAH.. THANK YOU FOR WRITTING THIS! Gw nonton premiere nya, dengan undangan yg mambo jumbo gemerlapan, I thought the movie’s gonna be ok (I knew it won’t be good). Gw sebioskop sama para ulama yg diundang Manoj utk premiere ini. I feel insulted watching this movie! Penghinaan terhadap akal sehat bermodalkan jualan kata2 bijak (ceritanya not even Islami) dan sok sok menguras air mata dengan adegan2 ala Oh Mama Oh Papa 😄. Kasian tokoh2 agama disuruh nonton film ini, jam 8 pula mulainya. Sampe rumah gw harus nonton film lain dulu sebelum tidur. Sangat traumatis!! Besoknya gw sampe telp sahabat gw di Jogja buat berbagi trauma 🤢
Sumpah aku ketawa ngakak dan menangis baca review ini. Pasalnya aku kemarin dipaksa teman juga nonton AAC 2. Rugi bangett. Setiap adegannya bikin ‘bunuh diri’ aja wkwkwk. Gak masuk akal. Fahri kayak james Bond Islami yang selalu menang. OMG, kok bisa sih film gini ada yang bilang bagus bangett. jelas tidak masuk akal.
Anehnya, pas aku nonton, banyak penonton lain di kiri kananku termasuk temanku sendiri sampe nangis-nangis lihat salah satu adegannya. Penderitaanku belum selesai juga. Usai nonton, temanku masih komentar soal kekagumannya pada Fahri OMG. hehehe
WHuaaa absurd banget, kayaknya aku pun akan mencak-mencak kalau nonton, heuuu
Ya Allah nahan ngakak jam segini biar anak ga kebangun gara2 baca postingan kak Teppy itu SUSAH BANGET YHA :)))))
Oh why harus ada face off. WHY????
AAC 1 sama yang kedua ini bagai langit dan bumi. Udah Feeling sih.. Penulisnya Alim Sudio yang filmnya jelek jelek semua, dia cocoknya nulis sinetron deh kayaknya. Kagak usah maksain deh mass. Atau perlu Upgrade lagi deh skillnya. . Konflik dan Plotnya maksa semua, kayak bikin skenario film jadi dalam satu malam. Itulah hasil dari AAC ini.
Sutradaranya juga bukan Hanung lagi malainkan Guntur Soerharyanto yang bikin 99 Cahaya di Langit Eropa. Makanya pemain dan ceritanya malah jadi nyamain film itu.
Paling memuakkan dalam AAC2 ini adalah dialog “Nikahi Aku Fahri” Wuekkk maksa banget ! DI Novel nggak ada kayak gituhhhhh dan ini maksain biar ada kemiripan dengan yang pertama. Padahal Blassssss beda jauh mas.
Alim Sudio vs Salman Aristo Bagusan Salman Aristo kemana mana. Salman Aristo skor 9 Alim Sudio cuma 2. Nyadar diri dehh. Mending Pensiun dulu bikin film daripada ngerusak Perfilman Indonesia.
Sutradarnya juga kayaknya butuh Istirahat, Filmnya yang gue suka cuma Tampan Taylor, selebihnya jelek dan Maksa semua.
Haung dapat 8, Guntur maaf cuma 5
tengkiu mas infonya, sekarang gw ngerti kenapa cetek banget penerjemahan ke skenarionya 😀
Review terbaik tahun ini. Makasih ya, jadi makin manteb ga nonton film AAC2. Duluuu banget pernah nyoba baca buku AAC, tapi ga sanggup kelarin. Saking nggak sesuai dengan frekuensi pikiran. Makanya nggak pernah nonton film AAC1 meski saat itu heboh dipuji-puji. Bahkan saat bolak balik ditayangin gratis di televisi nasional, tetap gak minat nonton.
Dan kali ini, baca review epik ini duluan, yang bikin ngikik tiada henti,macam orang kurang sajen. Mantaplah hati untuk ga buang duit dan buang waktu demi nonton film AAC2. Juga demi menjaga kewarasan otak saya. Dan yang paling utama, menghindari perbuatan dosa yaitu: mengumpat tiada henti sepanjang film. Hahaha
Superlol!
Omg thanks for making me cry plus the silent laugh
Definitely gonna watch this movie from atun’s perspective
hahaha, liat trailernya aja udah gak minat nontonnya juga
Karena kesetiakawananlah saya jadinya beli tiket pilm aac2 ini.. hiksssss hiksss.. teman2 mah nangis karena adegan2 filmya.. aku mah sedih karena ga suka sama filmnya.. tapi yasudahlah unek2nya dikeluarin disini ajaaa.. percis cis cis unek2 otak sama dg review diatas.. hahaha.. kasian sama perasaan temen2..
baca tulisan ini malam malam ama suami sumpah ngakak sengakak ngakaknya. I love you mba Teppy! 🙂
Film ini kan based on novel yang memang ceritanya padat, penuh konflik, tapi tetap terjaga logika dan alur ceritanya. Masalah muncul ketika diterjemahkan ke dalam film yg berdurasi 2 jam, mau ga mau banyak alur cerita yg di modifikasi dan terkesan dipaksakan/ga nyambung. Tapi klo udah baca novelnya, ga masalah koq dengan cerita versi filmnya. Film AAC 1 yg katanya fenomenal juga beda jauh koq sama versi novelnya. Btw udh baca bukunya sebelum nonton? Biar kritikan agak nyambung gitu lho, ga asal kayak gini
Untuk menikmati sebuah film, seharusnya penonton gak perlu baca bukunya untuk mengerti film tersebut. Sutradara dan penulis naskah harus bisa bikin penonton masuk ke dunia tsb tanpa perlu baca bukunya.
iya menurutku juga udah jadi masing2 karya yang berdiri sendiri walau ada benang merah cerita.
Hahaha… Kocak abis reviewnya… thank’s… 😀
Coba dipelajarin dulu agama Islam tu gimana baru komen 😊
ya elah mbak…review film g usah bawa2 agama segala…
review suka2 dibawa serius amat..
Review ini nggak ada hubungannya sama agama lho, Dwi. Coba dibaca runut dulu sebelum komen.
Another Bani Micin yg hubungin review film ama agama.
Baru ptama liat review begini..ngakakk abiss..
Kdg suka ga logis emang..mending nntn bajaj bajuri..
Reblogged this on liveinserenity and commented:
the best movie review ever!! jujur, apa adanya, dan komennya itu lohh sangat menohok & menghibur & tetap mencerdaskan!! thanks mba yang udah mau luangin waktunya walau ujung2nya ngamuk untuk nonton film ini dan pegel2 buat buat nulis review ini.. this post made my dayy!! LOL
Berkali2 baca ini dan tetap ngakak. Thank you mbak tep ! Ditunggu review berikutnya 😄
Makasi mbak atas reviewnya. Tetep dukung film Indonesia MAJU. Kekurangan itu biasa, kelebihannya juga banyak dalam film AAC2. Banyak nilai positif dalam film ini, ini yang kurang “digali” dalam review mbak. Bisa jadi TARGET penonton AAC2 ini masyarakat biasa, remaja bahkan emak2 aja pada nonton. BAYANGKAN, kalau semua adegan berbahasa Inggris cape lah kita lihat teks dibawah. Nilai Keberagaman yang cukup menonjol, cinta kasih pada sesama tanpa membeda2 kan suku, agama. Satu kata yg gue suka “Pancasila itu dihati, Bhineneka Tunggal Ika itu dimana2, ngenaa bangets-yang belum nonton-nonton dulu deh baru komen positip
woles we meureun~
beneran mba itu ending nya lebih lawak dr yg aku kirain huahahaha face off ya allah aku jadi ingat si arya stark di game of thrones, itu ilmu keahlian dia kenapa skrg jadi ilmu mba aisha…semoga ini yg terakhir dr ayat ayat cinta… akan jd apa jika film ini terbang ke negara tetangga /plak
Atun kejebak tanjidor. Gokil.
Ampyuuuuunnn…. Ngakak ga brenti2 nih dek Tep… Sebenernya kejadian yg dek Tep alami sama bingiiiits sm pengalaman akooh & sohib2 pas abis nongton pelem ntu… Akooh sm sohib2 merasa terhina dina…krn dianggap orang super bodoh yg bisa dibodohin abis abisan sebubuknya… Tobaaaaaat Gustiiiiiii….
Tp alhamdulillaaaah sesdh baca review dr dek Tep ini, rasa itu (rasa yg pernah tercabik & terkoyak serta terhina dina mariana) seakan hilang (walo sesaat) tergantikan oleh ocehan dek Tep yg bikin ngakak dr awal sampe akhir…
Gile lu Ndrooooo….. Nemu ajjaaaa ya bahasa n meme nya… Good job dek… Lanjutkaaaan kegokilanmooh yaaa… Hahahahhaahahhahaa… Eniwey baswey, tengkiuuuuuw adek2 manis nan kocak sdh menghibur mbak/teteh ato tantemooh ini
Ketawa g kelar kelar 😂😂😂😂
Fahri setelah operasi:
“Lah mukanya cantikk, mekinya burik?”
Hahaha bangke comment terasyuuuu
Parahh! Ngakak banget bacanyaa >.< mana lagi dikantor.. Ga ikut nonton, (makin) ga pengen nonton, tapi ikutan stress! XD
mohon maaf saya bukan pecinta ayat2 cinta tapi saya merasa sangat keberatan dengan apa yang anda tuturkan. selama ini saya selalu menjadi silent reader blog anda tp untuk saat ini saya benar2 merasa apa yang anda bicarakan kurang pantas untuk orang berpendidikan. ada baiknya jika memberi saran yang membangun, kalau seperti ini anda bukan memberi review justru menjelek2an film tersebut. apa salahnya seorang islam menolong sesama? itu yang diajarkan oleh Rasul kami tp di blog ini malah anda jadikan sebagai bahan lelucon yang menurut saya sama sekali tidak lucu. membuat film itu susah, tidak semua orang bisa melakukannya. apa rasanya jik anda memberikan sebuh karya namun malah ditertawakan dan malah diejek2. ada baiknya jika kita tidak menyukai diam saja utk menghargai jgn malah mengolok2 menggunakan perkataan kasar seperti ini. terima kasih, maaf bukan bermaksud mengajari hanya berpendapat
Hai mbak nurul, terima kasih banyak untuk pendapatnya! 🙂 Seperti yang saya tulis, memang tidak ada yg salah dengan nilai2 kebaikan yang diajarkan, saya jg suka dengan pembelaan fahri di depan sinagoga utk nggak ngejudge/nyalahin org2 yahudi (tp zionismenya). Saya hanya membahas dari POV saya sebagai seorang penonton karena menurut saya eksekusinya berlebihan sekali. Tapi emang sah-sah aja kok mau bercerita atau membuat film seperti itu, dan saya tau memang buat karya apa pun gak gampang. Makanya saya tulis, production valuenya, pemain, soundtrack dsb sudah bagus, tapi ceritanya yang nggak bisa saya digest.
Menurut saya karena film ini dilempar ke publik, pasti penonton punya beragam pemikiran, maka itu saya tuliskan di judul kalau review ini memang suka-suka, karena gaya menulis saya memang seperti ini. Nggak papa kok mbak saya nggak merasa diajari, sah-sah aja kita berbeda pendapat. yang jelas tidak ada maksud saya mengomentari apalagi menyinggung soal agama di sini, hanya ceritanya yang di luar nalar, mengesampingkan nalar penonton (menurut saya).
Terima kasih sekali lagi 🙂
Setuju sih sama kritikan Mbak Nurul Ismi.
Ketika umpatan kasar dan caci maki pake bahasa binatang dimaklumi dan dipuji2.
OMG
Siapa sih role model nya?
Siapa panutannya?
Hmmmm….
Ga apa2 ngomong kasar ya? Yang penting ga korupsi.
Wakakaka…
KEIRA HULIYA, mungkin role modelnya yg kabur ke arab karena chat porno atau yg role modelnya teriak2 bunuh orang kali yak atau mungkin yg rasis kali yah hahahaha.
Hahahaha. Gile penulisnya. Absurd banget. Gue jempol seribu 😘😘😘😘😘😘
haha..refreshing sekali reviewnya..seperti yang saya sudah duga..
saya ga pernah suka dengan AAC bahkan sejak novelnya diterbitkan di republika karena tokoh utama yang absurd..apalagi setelah novel n film keluar yang membuat para wanita pada berlomba2 cari remaja masjid yang klo bisa seperti bang fahri ini..(curhatan jomblo yang ga taat..lol)..
dan AAC2 ini sekali lagi mengeksploitasi keabsurdan si bang fahri ini lebih jauh dengan membuat dia seperti oprah winfrey yang bagi2 harta tanpa ada dampaknya..OK, ngasih barang di mini mart dan biarin mobil dicoret2 masih “make sense” (walo itu setting di scotland, bukan di bronx ato jakarta yang org2nya jelas taat hukum dan tindakan tersebut masuk kategori vandalisme yang pasti tidak bisa dibiarkan begitu saja krn bisa jadi preseden jelek bagi petugas kota di scotland..) tapi beli rumah di scotland seperti beli kacang goreng??ini WNA, beli rumah di scotland yang wilayahnya kecil…harganya pasti selangit..mgkn tindakannya tersebut baik.. tpi plg ga ksi deh reprekusinya..misalnya dia harus jual cabang minimartnya ato apalah..keep it a little real, plz..
tpi whteverla..dri awal sampe akhir suda saya duga akan seperti ini lagi cerita AAC ini, tapi jujur aja..endingnya bnr2 menakjubkan!!
i mean.. facelift?? really????WTF is this?? tersanjung movie??apa karena ini juga bikinan punjabi jadi tren facelift mo diinkan lagi di jaman now??THAT is the shallowest of the shallow!! it’s an INSULT!!segala pesan yang “tadinya” ada (walo saya ga nangkep) jadi buyar krn ini!! no inner beauty, no sacrifice, dll..
btw..knapa ga sekalian alat vital lift aja sekalian..biar sekalian maknyus maynfaknya..
Yang sangat saya sayangkan kenapa harus tebar spoiler sampe segitu detailnya.
Mengkritik sebuah film sah-sah saja. Malah dulu banyak blogger yang parah2 kritikannya. Terutama untuk film2 karya KKD atau Nayato, dan lain-lain. Tapi separah apapun kritikan dan hujatan, mereka tetap jaga kode etik ga kasih spoiler secara detail kaya gini.
Kayanya baru kali ini saya baca review tapi isi nya spoiler semua. Walau sudah ada di judul review nya. Tapi tetap saja tidak etis mengingat film ini baru tayang seminggu. Apalagi banyak beredar link review ini di berbagai sosmed.
Sorry to say, ini yang saya sebut kurang menghargai karya orang.
Saya sudah sering baca review yang parah bahkan lebih parah dari ini.
Bikin saya ngakak.
Tapi review ini malah bikin saya mengerutkan dahi karena spoiler nya ini.
Thanks
elah mz di title udah ada tulisan spoiler semua masih dibaca juga :))))))
INI MANSPLAINING YHA
Hahahahaa Mba kenapa lo kocak banget sihhh!! Gw terpingkal pingkal dari Purworejo ampe Yogyakarta!! Thanks for complementing the trip with LOLssssss
lo bahadur yg nusuk aisha di aac2 yah? ga terima yah mas? wkwkwk
Iya mbak. Saya Bahadur.
Orang saya meng kritik tulisan mbak teppy kok situ bilang ga terima sih mbak lala karmela?
Iya, udah ditulis spoiler semua, masih baca, mengerutkan kening sendiri. Aku jadi bingung! LOL
Saya sih udah nonton mbak sabina. jadi ga masalah. Maksud saya buat orang lain yang belum nonton dan langsung klik link yang tersebar di medsos.
Sepaham sama komen ini.
Bukan protes karena spoiler (karena emang di di warning) tp tetep aja, too much. Jadinya kesan kritikannya terlalu di lebih lebihkan.
Tp terbantu sangat dengan gaya penulisan yang renyah
cara dia mereview memang seperti ituuuu, liat postingannya sebelum ayat2 cinta II ini deh mass….kan juga gaya bahasanya hampir mirip, ..
dan di judul udah dibilang spoiler semua, jadi kalau orang mau nonton ya jangan baca spoiler dong.. susah amat sih menghindar dari web ini kalau ga pgn baca…
Ini yang bagian face off kayaknya yg bikin kebanyakan nonton Game of Thrones jadi ngikutin faceless men….bhahahaaaa. Pacar gw yg dokter merasa sekolahnya sia-sia pas gw kasih tau ada adegan face off macem itu…LOL
hahahahahaha… aku pun yang nggak kuliah kedokteran aja pusing liatnya. dulu udah pernah operasi pas sakit 2x, kayaknya ga gini2 amat. taruhlah tukeran muka, nggak ada darahnya blas :)))
ini ceritanya fachri-sama jadi manusia perfect gitu ya, jauh banget lah sama yang pertama
makasih kak paling ngga jadi ga buang2 uit gara2 pilem cem gini
ngakak bagian screenshot lagu Qosidahannya toloongg dikondisikan 🤣🤣🤣
terimakasih atas pencerahannya.. seriusan gue ngakak ye sepanjang baca review ini ;V
bhangkeee.. dulu nonton aac1 okelah. baca ini ngkakakkk.. review terbaiyck! ads penceted 😀 :v
review yg aneh sih,, nge klaim pinter ternyata ga pinter juga
Ngakak bacanya apalagi yg pas ending “apes bener Aisa”
SELALU SUKA AMA REVIEWNYA KAK TEP… Semaqin gak niat nonton dirique 👻👻👻
Why are you so funny i can’t breath. 😂
Wwkwkkw aseli ngakak bangettt, baca ripiu udah serasa nonton.. Makasih sangaattt
thank you for qasidah meme nya. bener2 good for all occasion
Masalahin gegara wajah indo sama ngomong pake bahasa indo mulu..pdhl udh tau tujuannya…ttp az dibahas…gebleg…intinya lo minta org2 yg maennya pake org eropa n arab asli y spy ngmgnya pas…ckck…ga smart…cm bisa comment tp ga secara cerdas…
Mas nya keliatan gak baca sampai akhir 🙂
Kalau soal bahasa, penulis mencoba men-justify hal ini tsb apakah film yang AAC2 ini juga mengikuti AAC1, atau seperti film Les Miserables yang setting Prancis tapi pakai bahasa Inggris.
Yang lebih ditekanin sama Teppy nya (kalau mas nya baca sampai akhir ya) kan lebih ke AN INSULT TO OUR COMMON SENSE, dari mulai yang masalah teknik facelift, ataupun yang Aisha menjadi Sabina dan semua orang gak mengenali, padahal penonton aja dengan gampangnya mengenali.
Hal-hal tsb yang saya setuju sekali dengan Teppy disini, menganggap penonton bodoh, dan sama sekali gak mendidik.
Justru menurut saya, penulis disini sangat cerdas, dengan menyinggung seluruh kebodohan (dan kurang research yang ditampilkan di film ini) dalam bentuk gaya bahasa yang humoris, sehingga tetap menghibur pembaca nya.
Hasil review Teppy disini, JAUHHHHH LEBIH MENGHIBUR daripada menonton film nya 🙂
Bukan hrs pake artis luar jg kalik. Seenggaknya krn di LN pengen nya tuh sebagian besar dialog pake b.inggris kan lumayan tuh buat belajar dn tau aksen scotland nya. Begitu. Slow aja mas/mbak ^^
salut untuk proses kreatif menulisnya, mulai dari menuangkan ide/gagasan yang sebegitu banyaknya ditambah meme/gambar yang mendukung.
terima kasih, raja! 😀
Thanks juga buat kerja keras buat nulis dan risetnya, Teppy.
Kemungkinan waktu, dan konsentrasi yang diperluin buat riset ngubek2 meme qasidahan lebih lama dan lebih serius dibandingin waktu buat nonton filmnya. Klo pikiran sih, jelas lebih capek buat nahan2 sambil mikir “film macam apa ini?” 😂😂😂
PS: i got a strange hunch that somewhere, someone was saying “Fahri ga hanya ada di film. Kita juga bisa jadi Fahri-Fahri di kehidupan nyata.” Let’s hope that I’m wrong.
Sy juga nonton aac2 (karena panggilan temen, soalnya mau dibedah filmnya). Tp sumpah,, keluar bioskop kerasa jdi awkward aja sama ceritanya. Yg lucunya, yg tdinya tu film mau dibedah, tbtb temn gue bilanh ” udah ganti film aja T_T”
salut deh ama ide nulisnya … kayak film pearl harbor… film cinta dibungkus setting perang
Wajir…. jadi g semangat yg mau nonton
Ajaib banget ya filmnya. Dan lebih ajaib pas bagian face offnya, buset dah segampang itukah ngerubah wajah jadi mirip seseorang.
Malah makin penasaran sama filmnya karena setiap dapet spoiler beda pendapatnya haha. Aku tim menunggu link. Semoga ga lupa wkwk
Alhamdulillah berarti aku misih waras.
Gak pernah suka AAC dari yg 1 maupun novelnya.
Khayalan priahalu yg ngarep dikejar2 semua Wanita.
NGAKAKAKAKAAKA… face off nyaaaaa.. hahahahahaa… mau ikutin topeng2an mission imposibellll ituuhhh……. sakit perut inihhh baca review sambil makan burger segede ultraman gaia.. belepotan.. ngakak2 dewekk.
ok NEXT… SUSAH SINYAL MOVIE dooooong…. itu pelem bagus benerrr.. tolong lah di reviewww.. xie xie.!!
Sukak banget sama cara lo yg apa adanya bikin riviu ini! Sumpah nggak berhenti ngakak, hahahahaha
Yg kagak setuju ama riviu lo kudunya kagak usah baca ampe abis ye kan..
Ya owohhh ngakak guling2 baca reviewnya… Superb!!.. lumayan ngemat goban hahaha
Hell to the yeah. You are so hillarious!!
AYAT-AYAT CINTA 2 DAN CACI YANG DIALAMATKAN PADANYA
Ditulis oleh Fissilmi Hamida (@fissilmihamida)
Hari ini cukup terkejut dan mengernyitkan dahi mendapati sebuah review tentang film Ayat-Ayat Cinta 2. Bahasanya luar biasa. Penuh dengan caci maki, kata-kata kasar hingga anjing yang yang tak menonton film Ayat Ayat Cinta saja terus disebut sebutnya. Ia juga menyertakan screenshot obrolan dengan teman-temannya yang bahkan sampai menyebut bahwa target market dari film ini bukanlah orang pintar (Duh, BJ. Habibie nonton loh. Beliau kurang pinter apa coba?) Ironisnya, banyak yang kemudian mengamini cara mereview yang seperti ini dengan ikut membagikannya dengan caption-caption yang turut menghina.
Rasa-rasanya semakin menguatkan bahwa semakin banyak orang tidak bisa membedakan mana kritikan, mana hinaan.
Allahu Rabbi…
So lemme write mine ya.
_____________________________
1. SETTING DI SKOTLANDIA & UNIVERSITY OF EDINBURGH : PEMBOHONGAN PUBLIC?
Menurutku yang awam ini, AAC 2 sukses menyajikan keindahan khas Skotlandia yang membuatku baper luar biasa mengingat aku begitu jatuh cinta pada tanah ini. Tanah yang kuimpikan sejak usiaku masih belia yang membuatku menangis tersedu saat berhasil menjejaknya.
“Itu kan University of Glasgow. Bukan University of Edinburgh! Kenapa ceritanya itu di University of Edinburgh? Pembohongan ini!” begitu kata beberapa.
Hmmm… chill, man. Namanya juga film. Mungkin memang akan lebih terasa feel nya jika settingnya di The Old College University of Edinburgh mengingat Fahri dikisahkan menjadi pengajar disana. Terutama bagi yang pernah berkunjung ke kampus itu. Tapi, tentu ada alasannya mengapa tidak disana, bisa jadi alasan ijin salah satunya. Film-film lainpun banyak yang demikian. Film Habibie Ainun, misalnya. Ada salah satu scene di kampus RWTH yang sebetulnya itu di Rektorat Universitas Gadjah Mada. Penggemar karya Jane Austen pasti familiar dengan film Pride and Prejudice yang diangkat dari novel berjudul sama. Ada satu scene bersetting di Chatsworth House di Derbyshire. Tapi di film diceritakan sebagai Pemberley House. Bukan Chatsworth House, dan masih banyak contoh lainnya.
Jika masih ada yang kekeuh penggambaran setting harus sesuai aslinya, kisah Cinderella bisa mendadak berubah jadi kisah Queen Victoria atau mungkin Queen Elizabeth dong karena settingnya ada yang di Windsor Castle 😅
_____________________________
2. PANCASILA ITU DI HATI. BHINNEKA TUNGGAL IKA ADA DIMANA-MANA.
Ini salah satu hal yang menurutku patut diacungi jempol dari film ini. Sebuah pesan mengenai unity in diversity, sebuah pesan yang mengisyaratkan bahwa dimanapun kita berada (terutama bagi muslim), mari tunjukkan keindahan Islam pada dunia. Tidakkah kau apresiasi ini? Di tengah maraknya tuduhan Islam adalah teroris penghancur dunia, ada film yang mencoba menunjukkan bagaimana indahnya Islam sesungguhnya. Kalimat Fahri yang paling mengena : “Pancasila itu di sini (hati). Bhinneka Tunggal Ika ada dimana-mana.” Meski memang, beberapa terkesan cukup berlebihan, seperti saat Fahri membeli kembali rumah Nenek Catarina.
By the way, aku menangis saat sampai di beberapa scene di film ini. Bukan, bukan lantaran baper ingin kembali ke Skotlandia, melainkan karena aku mengalami beberapa hal yang dialami Fahri, saat menjadi muslim di negeri asing bernama Britania Raya.
Kisah Fahri dengan Nenek Catarina (yang disebut oleh salah satu mbak reviewer sebagai seorang berkebangsaan tidak jelas, berwajah Indonesia, bernama Eropa, beragama Yahudi hanya karena diperankan oleh artis Dewi Irawan) di Synagogue mengingatkanku pada seorang nenek tua yang sering berpakaian seperti gaya pakaian Queen Elizabeth yang beberapakali aku antar ke Gereja St. Marks. Sebuah gereja tua yang dibangun sekitar th 1920 yang kebetulan gedung flat tempat tinggalku ada di belakangnya. Hari itu beberapa pemuda dengan skateboard menabraknya yang baru saja keluar membeli jeruk dari TESCO, tak jauh dari gereja, hingga jeruknya berjatuhan dan sang nenek hampir tumbang. Bukannya memintamaaf, pemuda pemuda itu justru terbahak menertawakannya. Membuatku naik pitam dan menarik tas salah satu dari mereka sambil mengancam akan melaporkan mereka ke polisi jika mereka tidak meminta maaf. Setelah memunguti jeruknya, aku memapah nenek itu ke gereja. Beberapa pasang mata terlihat tak suka melihatku yang berhijab memasuki area gereja. Tapi semua berubah saat sang nenek menceritakan bahwa aku baru saja menolongnya.
Kisah Fahri dengan Keira yang membencinya juga sama. Mengingatkanku pada seorang penjual majalah Big Issue yang sangat membenciku, yang tak pernah tersenyum padaku dan bahkan selalu berpaling, seperti merasa jijik tiapkali melihatku meski betapa kerasnya aku menyapanya. Juga mengingatkanku saat seorang driver bus no 53 menolakku naik busnya dengan dalih : “I dont take muslim passenger” saat aku akan menuju Lamb Street. Padahal saat itu sudah hampir pukul 10 malam dengan suhu di bawah 0°. Sama seperti Fahri yang sering dianggap teroris, akupun beberapa kali dianggap demikian. Saat Brexit, beberapakali aku diteriaki : “Go home, you Middle East terrorist!”
Yup, kejadian semacam ini nyata, saudara-saudara. Dan AAC 2 sukses menggambarkannya. Yang pernah menjadi muslim minoritas di UK pasti bisa merasakannya.
____________________________
3. SETTING DI SKOTLANDIA KOK PAKAI BAHASA INDONESIA?
Jujur, gemes, ngenes, mules rasanya membaca statement ini. You know what I mean, right? Terlalu sulitkah memahami mengapa dialognya kebanyakan berbahasa Indonesia? Hanya karena dialog filmnya berbahasa Indonesia dialog Bahasa Inggrisnya hanya sebentar saja) bukan berarti percakapan semua mahasiswa di Edinburgh atau percakapan semua orang di Skotlandia berbahasa Indonesia. Gampangnya, ya pura-puranya itu berbahasa Inggris. Hanya saja untuk memudahkan pemahaman penonton, tentu didominasi dialog Bahasa Indonesia, dengan tetap ada dialog Bahasa Inggris untuk menciptakan taste Skotlandianya. Memang, tentu saja akan lebih terasa feel nya jika keseluruhan dialog menggunakan Bahasa Inggris. Tapi seriously. Bukan perkara mudah loh membuat film Indonesia dengan dialog Bahasa Inggris 100%. Film Habibie Ainun juga nggak melulu paka Bahasa Jerman kan? Just enjoy, mate.
___________________________
4. FAHRI, KAMU MANUSIA ATAU NABI?
Jujur aku geli membaca salah satu reviewer yang mengatakan “… Masya Allah. Nikahi aku, Fahri, nikahi aku! Aku siap jadi pendampingmu. Aku tak masalah jika engkau tidak memberikanku nafkah badan. Sumpah. Kamu menikahiku tapi bercumbu dengan yang lain, aku ikhlas. Yang penting, nikahi aku Fahri.” Untuk mengomentari sosok Fahri yang dinilai terlalu sempurna.
Menurut hematku, benar sosok Fahri memang digambarkan begitu sempurna disini. Banyak yang menginginkan sosoknya lebih manusiawi. Tapi kemudian apakah salah membuat sosok fiksi yang demikian? Apalagi film ini berdasarkan sebuah novel yang memang disana Fahri digambarkan demikian. Masa’ di novelnya digambarkan sebagai sosok sempurna, tapi di film ujug ujug alias tiba tiba jadi sosok belingsatan nggak karuan? Kan jadi nggak sesuai novelnya dong. Bisa didemo sama yang sudah membaca novelnya 😅 Meski memang tak ada sosok manusia yang sempurna, hei, nikmati saja. Fahri hanya tokoh fiktif, layaknya Mr. Grey yang juga tak ada di kehidupan nyata.
__________________________________
5. DEBAT FAHRI YANG TIDAK ILMIAH
Bagi yang sudah membaca novel AAC2, pasti tahu bahwa ada banyak scene di novel yang tidak ada/ dipotong adegannya di film. Salah satunya saat Fahri diundang untuk debat ilmiah. Aku sendiri cukup kecewa melihat debatnya tidak seseru di novelnya. Sama halnya dengan yang aku rasakan saat melihat film Laskar Pelangi dimana scene Lintang yang mendebat jurinya saat cerdas cermat tidak se wow di novelnya. Tapi… durasi film itu terbatas, Sayang. Yakali mau bikin film 2 jam isinya debat semua 😅 Jadi cukup beralasan kenapa scene debatnya hanya sebentar. Berbeda dengan novel yang tak terbatas durasi, sehingga semua adegan bisa terekam rapi dan imajinasi kita bisa berkelana sesuka hati. Inilah mengapa seringkali film adaptasi novel tak sebagus novelnya, karena di novel, imajinasi kita bebas berkeliaran disana. Misalnya, membayangkan sosok Fahri seperti apa semau kita. Namun di film, tentu saja tidak bisa.
Anyway, scene debat ini mengingatkanku saat aku berdebat komentar di Bristol Post. Saat itu Bristol Post menyajikan sebuah survey yang menyatakan bahwa 1 dari 5 muslim Bristol adalah ekstremis (mereka menyebutnya jihadis), membuat beberapa langsung memojokkan Islam. Membuatku tak bisa diam melihat agamaku begitu dilecehkan. Aku memboom komentar, sembari menjawab beberapa pertanyaan (lebih tepatnya fitnah keji) yang ditujukan pada Islam. Kesaksian Nenek Catarina atas Fahri mengingatkanku akan beberapa orang yang kemudian membelaku dengan cara bersaksi, membagikan kisah mereka bersama teman/tetangga mereka yang muslim. Bahkan pada akhirnya Bristol Post mengangkat pendapatku (dan juga salah satu brother dar Easton) dengan headline “Bristol Muslims Have Nothing To Do With Teror Organisation ISIS”.
______________________________
6. KENAPA FAHRI NGGAK BEGINI? KENAPA FAHRI NGGAK BEGITU?
Ini sama saja dengan beberapa netizen yang sampai membuat teori bahwa sebetulnya Jack di film Titanic bisa selamat. Sampai dijawab sendiri oleh Pak sutradara James Cameron yang intinya mengatakan ya di script jalan ceritanya harus mati ya mati. Begitu juga dengan kisah si Fahri.
Kenapa Fahri dan Hulya nggak ngenalin Aisha? Ya karena emang jalan ceritanya gitu. Lha maunya gimana? Fahri langsung ngenalin kalau itu Aisha gitu? Langsung bubar dong ceritanya. Atau Aisha langsung datang ngomong : “Hai, Mas. Ini aku Aisha,” terus ngajak Fahri ganterin dia operasi plastik di Korea karena mereka kaya raya biar Aisha kembali mulus paripurna? Settingnya jadi di Korea dong. Nggak sekalian masukin Oppa Oppa Korea disitu? Juga Kimbab yumminya itu 😅 Nah kan ngelantur. So please just enjoy.
_______________________________
7. ENDING FACE OFF YANG KURANG MENGENA.
Hmm, to some extents, yes. Ending face off ini memang jadi gimana gitu karena teknik face off yang ditampilkan justru membuat penonton mengernyitkan dahi : “apa ini? Betulkah prosesnya seperti ini?”. Mungkin akan lebih baik jika teknik face off ini melibatkan/dikonsultasikan dengan pihak yang memang tahu bagaimana proses face off sebenarnya dalam pembuatan scene-nya sehingga scene proses face off di film ini yang oleh beberapa orang dianggap : “an insult to medical world” tidak perlu ada. 🙏
__________________________________
8. HANYA KARENA ITU BUKAN GENRE PILIHAN KITA, BUKAN BERARTI SEBUAH FILM JADI JELEK KARENANYA.
Listen, darling. Hanya karena tidak sesuai genre film preferensi kita, bukan berarti film itu kemudian menjadi jelek. Aku misalnya. Aku tidak suka menonton film bergenre superhero. Justice League, Wonder Woman, Star Wars, dan yang sejenisnya, bukan berarti film-film itu jelek. Hanya saja film-film itu bukan genre pilihanku. Begitu juga dengan Ayat-Ayat Cinta 2 ini.
____________________________
Well, sebetulnya banyak yang mau aku tulis. Tapi segini dulu saja, ya.
Intinya, aku cuma berharap mereview novel/buku/film itu boleh. Tapi lakukan dengan cara elegan, bukan dengan cara nyampah hinan dan cacian. Juga menghimbau pada penikmat film, review boleh boleh saja, tapi tetap waraskan logika agar tak sedikit sedikit kenapa dia begini? Seharusnya kan dia begitu? Jangan sampai seperti penikmat film Titanic yang sampai stres sendiri bikin teori begini dan begitu bahwa seharusnya Jack bisa selamat.
In short, namanya juga film. Nikmati saja jalan ceritanya. Tidak bisa kita memaksa jalan cerita sebuah film harus sesuai keinginan kita 😊 Mereview? Boleh dan malah harus kan. Agar kedepannya ada perbaikan bagi industri perfilman. Tapi tetap sampaikan dengan cara elegan, sopan, dan menunjukkan bahwa pemberi review adalah sosok yang berpendidikan. Kenapa cara penyampaian harus diperhatikan? Sebab jika tidak, alih
Alih jadi masukan, malah terasa sebagai penghinaan 😊
Akhir kata, tonton saja Ayat Ayat Cinta 2. Ada banyak pelajaran yang bisa kita petik disana 💙
____________________________
Ribet bnget sih nulis panjang2 erni. Disisipin crta ttg lu (mboh bener mboh ga)
Hahaha tipikal humble bragging banget ya. Jijay sih komen2 yang nyaranin review dengan cara2 santun lah, wtf. Apalagi sampe nyangkut2in dengan agama. Apa sih. Pada butthurt banget nih orang2 yang baperan sama AAC2. Chill out dikit lah.
Buat mbak Teppy, tetep semangat dan kocak yes!
mbak halu orang dalem kah sampe segitunya hahha. yg mau nonton biar nonton yg ga mah ya biar ga mau. maksa amat. kl ga suka review begini baca aja review positif yg lain, sayang 🙄
Wah terimakasih atas pembelaannya..saya jd bs tidur nyenyak malam ini..
Namanya juga review, gak bisa memaksakan review orang sesuai kehendak kita. Gitu?
Apalagi judul ya udah jelas review SUKA-SUKA bukan review ELEGAN. Gak sesuai selera kok dibaca? Jedig!
Namanya juga review suka suka, ya suka suka penulis dong mbak ah. Kalo mau review yang keren silahkan berharap sama Rotten Tomatoes atau IMDB.
#BanyakinBergaulMbak
To mbaknya: in short, namanya juga review (suka-suka), nikmati aja isinya. Tidak bisa kita memaksa review orang sesuai dengan pendapat kita ttg film itu.
Jadi mbaknya, kalau mau bikin review beda ttg film ini bolelohhh.. kokya malah review orang yg di review? Kan mubadzir mba, pemborosan review ini namanya.. #apasih
To penulis: etapi gue penasaran beneran, itu kan ditulis yg rusak wajah sama alat vitalnya Aisha tuh, makanya doi ga mau ngaku. Lah terus yg di face off cm mukanya doank??
hai, Bingung! nah itu, kalo di adegan operasi yg ajaib itu sih cuma mukanya aja. makanya gue bener2 gagal paham dg endingnya 😅
Apa sih ni orang nyampah aja ga tau malu. Buat blog sendiri woy!
Mba,yg jelas ya :
1. Film ini risetnya kurang
2. Film ini pasarnya siapa? Perempuan2 yang punya gambaran ideal utk hidup dalam perlindungan laki2 ideal tanpa cela. Tipikal film dg sasaran pasar ini ciri2nya cukup jelas : (a) sosok wanita tidak bisa menyelesaikan masalahnya sendiri tanpa bantuan sang laki2 superhero, (b) BANYAK AIR MATA BERJATUHAN dari tokoh2 perempuan, (c) Tokoh laki2 superhero selalu digambarkan kuat secara finansial
Saya setuju kalo film ini ga bisa dibilang buat orang yg pintar/ga pintar. Lebih tepatnya film ini ditujukan utk orang yg kurang cerdas dibandingkan orang cerdas.
Fyi, Pak Habibie nonton itu karena diundang,mbake.
~cheers!
Poin nomor 8 yang sampeyan tulis mending sampeyan resapi sendiri deh. “Hanya karena ada review yg mengkritik bukan berarti film itu jelek karenanya”.
Gitu aja kok repot. Bagi saya, review Mba Teppy ini adalah hiburan 🙂
halah bacot qntl
Dear Mba Erni,
Kenapa gw 2 tahun di UK sbg minoritas tp ga merasa diperlakukan gimana gimana yak? Malah nyaman bgt.. btw gw 2 tahun di Norwich, 1 thn di UEA. Katanya si penulis mimi mimi ini pny temen kritikus film yg lg kuliah Phd di UEA kan? Coba deh tanya dia, gmn perlakuan org sana sama Muslim? Kayanya bae bae aja deh. Gw sholat di mesjid kampus, puasa ok, naik bus biasa aja mau jam brp, tmn2 gw yg moslim mau dr Afrika, Arab, Malaysia jg biasa aja kayanya ga gmn2.. (kenapa gwnya jd panjang jg ya commentnya, abisan gw sebel aja sih bacanya kenapa jg harus bawa2 minoritas muslim di UK, jelas2 mayor of Londonnya aja a moslem 😅
mbak kan ceritanya muslimah banget trus elegant terus sopan, kl mau bandingin fahri sama mas boy catatan si boy dong ah.. yg sama2 muslim dan alim. tapi bandinginnya kok malah sama mr grey 50 shades of grey.. suka yg sado masochist juga ya mba .. 😂 sungguh elegant
Erni or @fissilmihamida or siapa lah khow itu intinya “ngereview” reviewnya mba teppy (review film kok di review lagi?) butttt ujung2nya mau promot buku neh?. Lah. -_-
Kalo review mba teppy pure “review suka suka” dari judulnya aja udah jelas. Dan banyak yang terhibur!
Makasih mba Teppy
Ps: atun tetap dihati 🙂
Oke mbak to the point terhadap komen mba.
-ini review ga sekedar hinaan menurut saya, karena banyak commonsense nya. di balik sarkasme, ada pikiran yg kritis. Di balik kata kasar, ada kekecewaan yang ga tergambarkan dengan kata2 yg manis. Elegan itu menurut saya bukan di bahasa aja, tapi lebih penting di logika. penyampaian itu kulit aja.
-kurang lebih statement mba bernada “ya nama nya juga film begini, ya biarin aja begini” kalau kaya gitu terus kita bakal terus2an mewajarkan bolong bolong di film indonesia mba. ada alasannya kenapa kita harus kritis. gimane bakal progres mba kalo smuanya serba diwajarin “yyyyaaah namanya juga film.” kritik itu baik kalo emg mau berkembang. “nikmati saja jalan ceritanya gabisa sesuai keinginan kita.” ya emang gabisa diubah ayat2 cinta 2 udah jadi bubur, tapi nikmat juga gabisa dipaksain. Kalo gak resonate semua, ada yg perlu diselidiki. Budayakan kritis harusnya kalo mba belajar di luar negeri, tau dong pentingnya kritis.
– statement ini lucu bgt, “Kenapa Fahri dan Hulya nggak ngenalin Aisha? Ya karena emang jalan ceritanya gitu. Lha maunya gimana? Fahri langsung ngenalin kalau itu Aisha gitu? Langsung bubar dong ceritanya.” saya ga perlu kasih argumen orang tau apa yg lucu dari ini. :”) kecewa aq sama yang udah jauh kuliah di luar negeri.
Ini mau pamer apa ngapain sih?! Isi ma judul/sub judul kagak nyambung. Ngaku alumna Skotlandia (padahal nggak ada yg nanya) tapi nulis nggak nyambung. Hii Skotlandia halu, Pak Habibie tuh nonton karena diundang. Lagian emang lo tahu, kalau setelah nonton Bwliay kwcewa jg ma filmnya?!
Ini mau pamer apa ngapain sih?! Isi ma judul/sub judul kagak nyambung. Ngaku alumna Skotlandia (padahal nggak ada yg nanya) tapi nulis nggak nyambung. Hii Skotlandia halu, Pak Habibie tuh nonton karena diundang. Lagian emang lo tahu, kalau setelah nonton Bwliay kwcewa jg ma filmnya?!
Yang review goblok…orang ndeso!!! Sok kritikus film padahal spoiler..wakak
tau deh.. iya deh.. yang suka film murahan ga make sense yang pinter.. yang waras ngalah ya mba teppy
lha sampeyan baca judul tulisan ini apa nggak wkwk
Lah kan di judulnya aja udah ditulis Spoiler semua Malih!
baca judul mas SUKA SUKA tolong lebih dipake otaknya sebelum bicara.
Kamu yang lebih goblok dan ndeso. Udah jelas-jelas ada bacaan kalo review ini isinya spoiler, tapi tetep dibaca. Kalo nggak mau kena spoiler, ya nggak usah dibaca. As simple as that.
kan udah ditulis juga dijudulnyee itu “SPOILER SEMUA”
.
anda ini termasuk tipikal manusia yang tanya di OL shop “harga berapa?” padahal harga udah terpampang nyata …
Wah saya rasa saya jatuh cinta sama anda. Luar biasa lucu nya. Ga mau jadi komedian aja.
terima kasih banyak, rahmanata 😀 nggg… nggak mau krn saya nggak yakin kalo saya bs nyampein komedi secara verbal dg baik dg efek humor yg sama dg tulisan. 🙃🙃🙃
Nicely done. What a great satirical review with spoilers! Kalo menurut saya sih, satirical review seperti ini fine2 aja. Im amazed on how many memes collections teppy’s have. Ada karya yg dihasilkan pasti akan ada reaksi. I had a great laugh, walau sampe harus nahan karena disamping anak gw yg lagi tidur. Sampe harus gigit pipi dalam & cubit paha. Thank you for a great time i read this! Kutunggu review yg lain ya..
Teppy, cantik ya . . .
Erni : ribet looo mau cerita ttg diri lo aja ndadak nulis panjang2 lo mau crta ttg kehidupan lu di sct ya buat blog aja sndri. Aneh bgt ngritik ripiiiu ini tapi nyisipin cerita lu biar apa? Biar smua orang tau kehidupan lu kek fahri?? Basi luuuu
@erni
Yahelah, dibaca atuh itu judunya “Movie Review Suka-suka”, jadi mau bahasanya santun ato banyak meme-nya atau isinya umpatan juga terserah penulis atuh. Namanya juga sekedar membagi opini pribadi di kolom maya milik pribadi. Sebagai seorang penonton filmnya semua orang bolehlah punya pendapat pribadi, seperti Anda punya pendapat pribadi mengenai filmnya.
Take a chill pill. Just because someone doesn’t like what you like doesn’t mean that you gotta be all defensive to the point that you’re calling others “inelegant, uncivilized and uneducated”
belom ninggalin jejak disini baru di IG hahaha. teruskan mbaa nge review filmnyaa 🙂
[…] baca postingan mba Teppy yang maha dasyat itu, sampe bikin saya ngikik pas bangun tidur jadi tergerak buat nulis yang emang […]
Review-nya epic banget, super duper menghibur! 😀 Bikin tambah penasaran pengen nonton AAC2, tapi takut jadi anarkis :D… Aku baca novel AAC1 aja sampe tengah2 udah gak sanggup lagi, ternyata masih gak ada apa2nya sama AAC2 yaa… tapi herannya temen2ku banyak yang suka… apa aku harus memutuskan hubungan pertemanan? 😀 Malah ada yang cerita sampe nangis2 pas nonton film ini… ya mungkin nangis karena nyesel nonton… hahaa….
gx kookk… tonton ajh.. klo dari sisi kualitas emang beneerr.. ehehe.. makna nya bagus sih, tapi klo dirimu focus ke kualitas, dont expect to much, menyesal pasti.. tapi kalau makna yg di cari.. film ini masih layak di recomendasiin
Aq ngikutin dari Novel dan Film AAC 1 , jadi pas liat yang main, sudah siap dengan kemungkinan terburuk, makanya gx terlalu kecewa… hehe
Parah sih ini setujuuu bgtbgtbgt. Dan ngakak sejadi jadinya. Akhirnya semua kekesalan gw sudah tersampaikan lewat blog ini mbaakkkk!!!! Sangat sukaa!!! Terlebih bahasannya sih lawak bgt bikin ngakak selama baca reviewnya! Gw kira cuma gw aja yg ngerasain film aac2 ini ga bgt. Trnyata bnyk jg!! Hahahahha
Review yang super sekali .. I love it .. ngakak abisss .. kreatif bangedd .. lanjutkannn
Kritikan yang tidak mutu, saya tahu siapa yang menulis ini dengan tujuan apa
kritikan tidak mutu memang orang namanya review suka suka. tujuannya bukan buat bermutu. trus abis situ baca ceritanya masih berasa ini film faceoff bermutu ? ya iyalah situ tau siapa ini yg nulis orang ada biografinya tercantum.. sungguh smart anda layak dapet puyer BINTANG toedjoeh
Karena judulnya review suka-suka
Ya jangan salahkan kalau ada komentar yang suka-suka juga dong Mbak Ngaki Islan saphira…
Buat Mbak Teppy: Entah saya yang tidak se positif thinking Fahri kali ya.
Saya mikirmya kok ada ujung2 nya seperti penggiringan opini untuk nonton film pesaingnya : SS
Apalagi sebelumnya ada juga seorang penulis yang bikin review jelek juga
Dan penulis tersebut kayanya berteman baik dengan director SS
Maaf, kalau salah
Salam Face Off
kalo ini saya bisa jamin salah sih, karena saya review film2 lain juga terlepas siapa yg bikin.
Iya. Saya juga mulai agak curiga sama tujuannya.
Maaf kalau keliru. Ditambah lagi yang pro review itu kebanyakan adalah……..(tau sendiri lah)
Semoga saya salah. Tapi rata2 memang dari golongan tertentu yang anti pula sama golongan tertentu.
Apa mungkin kebetulan ya?
Buktinya liat aja comment2 disini dan di twitter
Saya kemaren2 lagi kurang kerjaan jadi ngecek satu2 timeline mereka.
Dan…..kecurigaan aku makin beralasan ketika…
Banyak yang ga objektif dan nyinyir2 bawa2 hal lain diluar film ini.
Seperti masih menyimpan dendam pada pihak yang berseberangan.
Plus kata2 kasar yang super nyolot menanggapi yang kontra
Ngakunya lebih cerdas karena ga nonton film selera rendahan
Tapi kok bahasanya itu lho macam orang tak berpendidikan
Bingung aku
Maaf ya Mbak Teppy atas bentuk kejujuran aku.
Salam Nikahi Aku Fahri…
Hai mbak/mas! nggak papa kok, silakan aja nyampein pendapat di sini. Yang jelas saya emang udah sering nulis review suka-suka model begini dari 2012 dulu, jadi emang ga ada agenda apa-apa dari saya pribadi (terlepas asumsi yang mbak/mas tangkep, yah). Murni karena saya suka nulis satir seperti ini aja sih, dan lebih seperti menceritakan ulang, nggak persis ngulas sebenernya. Karena saya nggak tau akan seviral ini dan jadinya viral banget, pasti akan ada orang-orang yang nggak suka dengan cara menulis saya terlebih lagi kotennya, ya gapapa juga. Saya cuma nyampein apa yang saya alami dan saya pikirkan aja setelah menonton karena logika jalan ceritanya nggak bisa saya cerna aja. Makanya saya tulis movie reviewnya suka-suka. Thanks for stopping by! 🙂
Liat traillernya di TV ud ga nafsu… Alhamdulillah dpt penjelasan setelah baca ini
pas baca review ini sempet mikir.. ini blognya reza chandhika bukan siy… wwkkwkwkwkwk
sesungguhnya dia adalah panutanku. aku sampe mendedikasikan 1 blogpost hanya utk memujanya 😂
iyaaa…akhirnya aku baca baca blogmu mbak…dan terjawablah sudah
Sebenernya pertanyaan saya cuma 1, dulu di aac1 aisha kan lg hamil, nah trus anaknya kemana ya skrg? Serius nanya ni 😂
itu jg pertanyaanku krn di ending AAC1 ga diblg, cuma diblg kandungannya lemah *lah apal* apa dijelasin di AAC2 kali ya, aku missed mungkin
Mungkin nanti ada aac3 mba, di mana ternyata anaknya fahri dan aisha ternyata pernah lahir, tapi trus diculik pas bayi, trus selama bertahun2 hilang ga ketemu, trus nanti baru ketemu lagi pas udah gede, mirip bgt mukanya sama ibunya, tapi naksir bapaknya sendiri, tapi bapaknya wise bgt menahan godaan dan bijaksana menyadarkan anak remaja itu sampai akhirnya mereka semua sadar bahwa anak tsb adalah anak mereka dan semuanya berpelukan sambil bertangisan. End of story. Barangkali yaaa 🤣🤣🤣
Ada tuh di awal AAC dua, Aishanya keguguran dua kalu lalu kata dokter engga bisa hamil lagi.. makanya dy depressed dan pergi ke Yordania lalu ke Palestina krn diajak her Jordanian friend itu..
makasih Tiaraaa!
Wakakakaka… Andai karakter fahri ada. Dan bisa d cloning. Musnah lah para zomblo saat ini 😆😆😆
Eh jangan salah,banyak jomblo yang ogah dipoligami. Jadi kloningan cem si fahri ini ga laku deh. Hihihi
Tapi kalau soal dibelikan rumah, dibayarin sekolah, diberi kerjaan mentereng, nah itu diterima. Itung-itung bantuin kloningan Fahri masuk surga, berkat amal ibadahnya yang “rela menolong dan tabah” #dasadarmapramuka.
Ya Allah, hiburan banget baca review ini, wakakaja
Koentji sukses Fahri ini apa ya? Apa Cinta Aisha lah yg ikhlas jadi penyebabnya?
Kebayang pd keluar dr bioskop dan bengong
Great review! Saya cape kerja di film dengan reviewer yg rata2 cuma bisa bikin masukan bagus2 mulu,engga objektif karena GA ENAK SAMA YG BIKIN FILM.
Karya seni baru bisa dibilang karya kalo ada penontonnya. Penilaiannya? BEBAS! Bagus ya bagus… JELEK YA JELEK.
Butuh masukan yg beragam buat bikin perfilman Indonesia maju.
Anyway nice review! Biar pembuat2 film “disentil” bahwa penonton sudah mampu berpikir. Ga melulu apa2 kudu digiring pikirnya.
terima kasih banyak, mbak 🤗 glad to hear you found this article useful for the industry ❤
Kasian Mas/ Mbak nya cape kerja di film tapi mungkin filmnya ga laku ya?
Hihihi…
Maaf just kidding
Ini soal selera mas/mbak
Jangan menganggap penggiringan opini
Hargai lah selera orang
Kita ga mungkin memaksa semua orang suka karya Christopher Nolan, James Cameron, Michael Bay, Joko Anwar, dll.
Film Transformers saja yang dapet review negatif tetap laris kan diseluruh dunia?
Apa sampeyan akan bilang penonton nya bodoh ?
Saya termasuk yang tidak percaya bahwa film bisa membodohi penonton
Film itu cuma hiburan
Kalau pada dasarnya pinter, nonton film konyol bukan lantas jadi bodoh
Bersyukur lah ada 10 film nasional tahun ini yang mencapai jutaan penonton
Apapun genre nya
Tetap didukung lah
Jangan menganggap sebelah mata
Belajar dari pengalaman tahun 2011
Dimana film nasional ga ada satupun yang dapet 1 juta penonton
Paling tinggi cuma film SURAT KECIL UNTUK TUHAN yang mencapai 700 an ribu
Maaf Mbak Teppy, kalau saya kepanjangan nyampah dimari
Salam Nikahi Aku Fahri
gapapa 😀
Salut.. review yang memuaskan pembacanya.. Sangat menghibur, jauh berbeda dg film yang direview…
Artikelnya terlalu melebih2kan. Indeed aac2 menurut pendapatku mengecewakan, ada slot yg terkesan maksa bnget di pas2in di bikin nyambung, yg dri scene satu ke yg lain itu kya loncat jauh, g halus. Aktingnya juga kaku, kurang dpet karakter setip tokohnya, jdi lebay gitu dapetnya. Apalagi di tambah endingnya yang apa banget. Yg aku pribadi mending pilih oplas dri pada donor muka😅😅😅.
Tpi klo msalnya di kritik mslah pemilihan pemain indo pdhal disitunya turki, pemain yg ngmg indo pdhal itu latarnya di luar. Itu g layak d kritisi. Logikanya, ini film indonesia, dibuat dari oleh untuk org indo. Wjar aja klo ngmg indo, emg mau ntn film indonesia tpi full dialognya bahasa inggris arab atau lainnya. Yg ada ntr dibully g cinta bahasa indonesia.
hai mbak icha! iyah mbak kmrn2 ada yg komen jg di post ini menjelaskan. jd ada teknik alih bahasa di film yg “mensahkan” penggunaan 1 bahasa (walau bukan bahasa negara tsb) dlm sebuah film utk kemudahan dicerna penonton. katanya istilahnya: “code switching” cuma emang yg bener itu 1 bahasa aja. jd kalo indo, indo semua, kalo inggris, inggris semua. misal kayak Les Mirables atau Beauty & the Beast itu. kalo aku bingung aja sbnrnya sbg penonton awam krn film ini campur2 indo inggris.
siapa elu nentuin mana yg layak untuk dikritisi apa ngga? rajanya film? 😦
Agree!!!!
Penasaran durasi film nya berapa lama. Kalo dari baca review nya kayaknya kira kira 5 jam ya film nya..m
kira2 2 jam armaaan
Makin penasaran sm film ini haha – salam dr Belgia! Sangat menghiburkan!
Hahaha Aswiiiin kamu baca2 ini jugaa. Senewen bgt ga sih padahal br baca baca reviewnya, kebayang deh.. kalau kata orang-orang nonton film-nya bisa jadi anarkis hahahaha
aac dibikin novel lanjutannya aja udah kesalahan sih, niat amat milkingnya :))
Sumpeh…ini semua review yg menawan krn mbuat aku ketawa2 sampe ngeluarin airmata
Tp ni yah aku bilang…aku emang sg5 gak suka film indonesia zaman 10 thn terakhir….rata2 memaksa pemikiran kita dibawah rata2…klo tetap diatas rata2 kitanya yg stresss..wkkkk
Ngga bisa berhenti ngakak apalagi setelah lihat yang bagian atun kejepit tanjidor (disertai gambar dr cuplikan adegan yang bersangkutan) 😂😂
itu adegan memorable yg takkan pernah ku lupakan sejak SD 😂😂😂😂
Ha ha ini reviw sudah kemana mana. Salam kenal Mbak Teppy. Sayanjuga buat review, tapinverai halusnya di http://www.sundarimardjuki.com.
halo mbak sundari! salam kenal juga 😀 aku udah baca 😀 menarik terutama referensi buku dan youtubenya, nanti mau kubaca lbh lanjut. aku setuju produksinya rapi, sayang aja (menurutku) ceritanya gak semua bs aku cerna dg nalar, walau di luar itu ttp ada nilai2 positifnya.
gara-gara baca review ini gw malah buka youtube nonton qasidah2 dan adeganAtun kejepit tanjidor.. :))..
ayat ayat cinta ganti aja jadi FILM DOKUMENTER😂😂
Jadi ga napsoeeeennngggg :v
🤣😂🤣😂🤣🤣😂🤣😂
Udah nggak bisa ngomong nih, wetengku kaku ngguyu terus !!!
hahahahahahaah 💋
Ngakakkk hahahahah tapi gaya tulisannya Reza Chandika banget ya. Pasti bisa kok lebih lucu dari Reza tanpa hrs ikutin hehee
hahahaha emang dia panutanku lol
Halo teppy salam kenal. Akhirnya aku baca juga review ini dan memutuskan utk tkdak menonton aac2. Suka banget sama reviewnya. Ngakak bacanya. Sering2 yak review pelem. Hihihi.
Halo teppy.. salam kenal.. kirain cuma aku yg ngerasa jengkel ama aac2 ini… terutama sama sosok fahri yg BODOHHH nyaaa ampuun!!!
#srimulat lucu tapi gak bodoh!! Sosok aisha juga knapa gak ngaku aja LEMEESS benneeerrr menjengkelkan!! Dimana ketulusan cinta mereka berdua TIDAK TAMPAK SAMA. SKALI DLM FILM INI…. tapedeeee
dahsyat! ini seru sekali reviewnya.. jujur to the max, lugas dan apa adanya.. attention to the details yang luar biasa!! story is the king, and you definitely understand it! kreatif dan lucuuu as the greatest bonus inside your review(s)! semoga suatu hari karya film saya bisa direview non teppy.. tentunya dengan tingkat kejujuran yang sama! salam sinema 🙂
Yang bikin jelek filmnya itu penulis, sutradara, jalan cerita film atau produsernya ya?
Gaungnya heboh. Artisnya pilihan. OST nya dari penyanyi2 terbaik. Emaneeee.
Ngakak parah 😂😂😂😂
Mungkin dokter face off nya anggota faceless man nya game of throne 😂😂
Eksekusi ahirnya parah, serasa jadi nonton film fiksi gaes ada face offnya segala wkwkwk
Hahaha… Dari awal emang Agak gak excited nonton film ini sampe akhirnya mba di rumah ngajak nonton.. Pas dia nonton sih dia terbawa suasana karena ya elaaahhhhh.. Fahreyyyyyy cuco binggo.. Keyong reyong baik gila..tapi kenapa oh why?? Malah jadi kayak dongeng banget ceritanya?? Ini sih emang pengen bikin cerita toleransi yang juara, tapi jatuhnya malah cerita yang mengada-ada dari awal mula sampe ending..
Poor Aac2 😦
Nggak ada iklannya mbak? Siapa tau pas di minimarket Fahri jual produk2 Indonesia krn laku keras, salah satunya Indomie~seleraaaakuuu~ 😂😂
Trims sudah kasih tau link qasidahan jaman now yang unik2 itu liriknya..hahaha
Dan aku akhirnya baca spoilernya dulu sebelum nonton filmnya :””’)
Dan aku akhirnya baca spoilernya dulu sebelum nonton filmnya :””’)
Dan aku akhirnya baca spoilernya dulu sebelum nonton filmnya :””’)
Gegara baca reviewnya mba teppy jadi makin sama filmnya. Karena quote bilang “dont judge if you dont know the whole story.” Dan akhirnya nonton juga. Selama nonton menetralkan pikiran dari review suka2 ini. Dan tbh gue sangat menikmati filmnya. Terlepas dari kejanggalan2 yang ada, buat gue termaafkan. Karena banyak dialog dan scene yang ngena banget dan buat merinding. Ga ada yang perlu di debatkan tentang bagus atau ga nya filmnya. Tergantung point of view dan taste masing2 aja (ga ada hubungannya sama pinter dan ga pinter) Sesuai review mba Teppy….Yah namanya juga SUKA-SUKA. suka-suka gue dan suka-suka lo aja berpendapat. Dan karena ini fiksi yah suka2 yang bikin novel lah maunya Fahri dibikin sesempurna apa. Ambil baiknya, anehnya buat di seru2in aja. Buat gue key message dari film AAC1 dan AAC2 yah sebenernya seperti kutipan dialog maria di AAC1 “Kamu percaya jodoh Fahri? // Ya.setiap orang memiliki….// jodohnya masing-masing, itu yang selalu kamu bilang.Aku rasa Sungai Nil dan Mesir itu jodoh.Kalau ga ada Sungai Nil pasti ga ada Mesir..ga ada peradaban, yang ada hanya Gurun Pasir.Inshaallah Kamu sudah mendapatkan jodoh Kamu, Fahri.” dan yang di gandeng Aisha. Di AAC2 pun Fahri bersatu lagi dengan Aisha. Yaaah intinya kalo jodoh ga kemana. Mau ilang di Gaza, ngumpet2 dari suami, kalo jodoh akhirnya disatukan juga. Tuhan punya banyak cara menyatukan yang berjodoh 🙂 .itulah mungkin kenapa dipake tagline “(sekian juta orang) jadi saksi cinta fahri.” Yah intinya cinta fahri dan aisha. Hehehe.
Maap yah nyampah di sini Mba Teppy. Salam damai. Dan tetap cintai produk-produk indonesia 😀
ga nyampah kok, mbak yuaaan! kan emang masalah selera aja. cheers, mbak 🤗
Aku malah ikut suting film nya mbaa ke scotland..waktu baca skenario yaaaa..gitu deehh..no komen kalo sama produser indiahe mah..yang penting jalan2 gretong ke UK..hi hi.. tengkyu review nya mba reply ..Mau terhibur. Sampe sekarang belom nonton film nya juga karena ga dateng ke premiere..hihii..
wah seru amat, mbak ke sanaaa! iya ngerti sih aku (mungkin) tim produksinya mah nurutin keputusan atasan aja/keputusan komersil. dan produksinya menurutku bagus, rapi. cuma faktor cerita aja. salam kenal ya, mbak. 🤗🤗🤗
Mbak RUMAHAZIZA ikut shooting?
Jangan2 ,mbak e ini Chelsea Islan, Tatjana Saphira, Dewi Sandra, atau Dewi Irawan ya?
Penasaran lho aku
Dari awal emang ga mau ntn, trus baca review-spoiler ini, ya… tetep ga mau ntn. Ada yg komentar tentang : cintai karya Indonesia. Hm…. jadi kalo film buatan Indo ga boleh dibilang jelek, gitu? Apa gimana? Ngga ngerti.
Soal face off. Ada kasus perempuan yg disiram air keras oleh suaminya, di Surabaya. Namanya Siti Nurjazilah, atau Lisa. Ini kasus dari Surabaya. Team dokter bedah plastik berjuang keras memperbaikinya, lewat oprasi yg berkali-kali! Sampai hari ini wajah bu Lisa masih belum “manusia beneran”. Semoga kasus Siti Nurjazilah ini bukan karena team bedah plastik Indonesia yg kalah jauuuuhhh dengan team bedah plastik Britania raya, ya??
iyah. aku dulu sering nonton cerita org2 yg bedah plastik krn kena air keras/kebakar, emang butuh bertahun2 dan ttp hasilnya ga bs 100% sempurna atau balik ke asal. makanya setres liat face off -_- andai aja genre film ini sci-fi atau fantasy, i wouldn’t write this review in the first place.
If i remember correctly, AAC1 juga nggak sebegitu ngenanya buat saya, makanya AAC2 heboh juga ga tergerak buat nonton.. tapi, hikmah film ini mungkin salah satunya adalah melahirkan hiburan berbentuk review suka suka yang lucu banget ini 😆.
hahahahaha… makasiih. AAC1 jg ga mengena buatku tp masih mendingan lol
Kynya inspirasinya emang batman/bruce wayne sm joker mb
Ku jd ingin segera nonton
Mungkin bakal nyambung ke dceu justice league ❤️
Ngeri muka smpe di streples gituh
Salam kenal mbaaak. Almost 2018 and people need to chill… Anw I loove your review especially the atun meme and the now famousss qasidah meme for all occasion part mbak! Sudah sya like di FB too hahahaha
Buat yang kritik, well this is her blog. Have a little sense of humor 😉 saya malah jadi oenasaran loh bener ga sih kritik2an ini hihi. Well at least they are making money out of the movie. Keep up the good work mbak 🙂
Duh, jadi pengen nonton film AAC2. Apa sih yang gak mungkin di dunia ini. Happy new year
Huwwaaahhh… Thank you reviewnyaa..saya pun terselamatkan dr hal yg bkin kesel..
Ya ampuun, jd heran sm tmenku yg bilang “bagus dh, awal2nya bosen tp lama2 bagus”..
kl menurut saya sis, oke sy setuju emosi jiwa waktu nntn film ini. baru setengah jalan udah mo keluar aja dari studio, karena ceritanya ga masuk akal. ga masuk akal karena masih aja pake judul ayat-ayat cinta dua. padahal ceritanya udah jatuh dari sejak cerita hulya masuk kedalam lingkungan hidupnya. saya lebih setuju kalau film ini ganti judul aja, jadi istri untuk suamiku *( kaya judul sineron jadul. sy sih yakin ya nanti bakalan ada yang ketiganya. hihihihiiii…
ayo yakin ga bakalan ada ayat-ayat cinta 3 ?
Jadi ga kepemgen nonton….aselik reviewnya mantab
Sorry Mbak Teps terpaksa ikutan komen. Kalau dibilang masalah selera sih, Aiy yang terpaksa nonton cuma bisa bilang, “gue nggak sebego itu kali! Di suguhin cerita sok menginspiratif dan setingan ciamik, terus logika melayang?” Kalau pelemnya gratis sih, nggak apa-apa, lah ini gue bayar 100 rebu dikasih pelem micin!!!
Bahkan agent Ethan Hawk sekalipun bakal takjub dengan kemampuan trasplantasi wajah dan menghilangkan sidik jari…LMAO…ini udah micin plus samvvvahhhhh
Yang patut diacungi jempol adalah, kemampuan lo untuk mengubah review negatif pelem micin ini menjadi sebuah komedi satire. Kalau kelewat jujur takutnya rumah nanti didemo ama 7 juta orang…LMAO
hahahaha, kok sorry walley. gapapa bgt kok komen, kan kolomnya tersediaaa. terima kasih yaaah! 🤗
Hampir saja ingin nonton film ini untuk mengetahui apakah ekspetasi nya akan seperti AADC 2 atau Critical Eleven. Terima kasih sudah menyelamatkan kami dari kebodohan dalam film rasa sinetron ini.
For ******* sake…. High level of stupidity…. I wish Susah Sinyal would overtake AAC 2 in the number of Spectators.
hai mba teppy, keknya ada 1 yg kurang dibahas deh yang pas aku ntn cukup mengganjal luar biasa, yaitu tentang KENAPA AISHA UDAH CAKEP CAKEP RIANTI C. MALAH DIGANTI DEWI SANDRA. ya paham sih mungkin ga berhasil nego ama rianti, atokah mungkin karna sponsornya wardah. but why? aisha kan bercadar ya, jadi yg paling diliat org ya matanya doang kan yang ceritanya dr awal bagus banget itu. mbok ya carinya yg matanya mirip ya kann… masa mata kebule2an yg bgs bgt tiba2 balik dr yordan jd mata indo banget. mba dewi sandra bagus sih aktingnya, tapi kan bisa dong pilih yg agak miripan gt. si Chelsea Islan gt mungkin, drpd jd keira yang ga penting perannya, mending jadi aisha. atauuu mungkin si tatjana gt jadi aisha. atauuu lebih maknyus lagi sih kalo rianti nya lahhh main lagi di AAC2, lagian kesel bgt mosok AAC2 cuma fahri tok yang orang lama, sisanya blas baru semua.
sekian aja deh, makasii
Tapi yang review part bahasa indonesia agak kurang setuju sih, itu kan dibuat“seolah-olah” ngomong bahasa inggris. Apa iya ini film indonesia sepanjang film pake bahasa inggris. Terus si nenek dan chelsea islan pasti ceritanya orang bule asli tapi apa iya harus pake actor bule asli. Plus di ayat ayat cinta 1 (dan juga di buku) Aisha dan Maria kan orang Mesir asli, tapi kan ngga mungkin sepanjang film ngomong Arab. Hehehe. Jadi mungkin biar dibayangin aja.
Lainnya review ini sangat menghibur dan bikin ngakak.
No hate ya
none taken. thanks fazistooo
Mungkin komen ini tidak sekedar terkait dg film. Mengenai kebaikan yg dilakukan fahri sama sekali bukan yg berlebihan bagi mereka yang sedang merasakan kehilangan yang begitu dalam dan berharap agar kebaikan yg mereka lakukan dapat menjadi jalan terkabulnya harapan mereka. Justru itu adalah ikhtiar langit yg dilakukan karena ikhtiar bumi sudah mentok. Di dalam bukunya dijelaskan bahwa fahri sudah berikhtiar mencari Aisha tetapi menemui kebuntuan. Semua hasil mengarah pada kesimpulan Aisha sudah meninggal. Tetapi jasad (maupun potongannya) tidak juga ditemukan. Inilah yg membuat harapan fahri terus hidup (meskipun bahkan keluarga Aisha pun sdh menganggapnya tewas) dan ini yg membuat fahri sadar bahwa satu2nya jalan untuk menemukan aisha atau agar Aisha tetap dalam perlindungan-Nya adalah dengan mengetuk pintu langit. Sang penguasa jiwa. Dan pintu langit akan terbuka lebih lebar jika doa2 dan ibadah yg sifatnya habluminallah jg dibarengi dg melakukan berbagai kebaikan ke makhluk2-Nya. Siapa yg membantu menunaikan hajat makhluk-Nya maka IA akan tunaikan hajat org tersebut. Kira2 itu motives rasional di balik semua kebaikan yg tampak irrasional.
Dan penjelasan dari aspek ilmiahnya…studies say that human is irrational. Ketika hatinya didominasi rasa maka segala tindakan dan perilakunya akan dipengaruhi oleh hati. Itulah mengapa di negara manapun citra adalah alat politik yg paling ampuh. Dan statistic says harga bursa umumnya terbentuk dari sentimen pasar.
Semoga jd lbh sound ya sekarang
yah namanya juga film pasti ada lebay2nya dan gak masuk akal sama spt pahlawan superhero spirdermen gara2 digigit laba2, atau hulk karena kena radiasi sinar gamma, atau flas yang gara2 kena halilintar di lab kimia (padahal aslinya kalo kesamber petir malah jadi gosong wong kena strum 220 volt ajah kejang2). Perlu diketahui, orang baik seperti fachri itu ada di dunia nyata. cuma karena gak mau dianggap riya maka media tidak mengetahuinya.. hanya Allah SWT yang tahu. saya sih melihat unsur pendidikan didalamnya terlepas ini adalah review suka2. didalamnya bilang bahwa pancasila itu ada dalam hati bukan cuma slogan yang bilang SAYA INDONESIA, SAYA PANCASILA. dan Bhineka tunggal ika itu ada di mana2. disini mengajarkan bagaimana seorang muslim seharusnya bersikap. Membantu orang dalam kondisi apapun walaupun beda agama demi kemanusiaan. Tidak dendam walau disakiti atau difitnah bahkan dituduh teroris, selalu dekat dengan Allah sang Maha Pencipta, dan setia kepada pasangannya. Anyway baguslah ada yang bahas kejanggalan2 di dalam film ini apa yang dirasakan pembuat review yang kita rasakan juga. Namun ya namanya juga hiburan tentu saja semoga film ini bukan hanya tontonan tapi juga tuntunan. lebih gak masuk akal film Saur sepuh di indoesiar yang mendatangkan Joker dan Batman dalam salah satuscenenya. Bahkan sinteron JODOH WASIAT BAPAK yang menggabungkan unsur percintaan, azab2an, sampai dunia ghaib lebih parah kejanggalannya tetap banyak peminatnya di ANTV….
Spiderman, Hulk, itu genrenya fiksi fantasi. Kalau ini drama, jadi kurang tepat seperti itu. Superhero kayak Batman aja digambarkan suka baper, gampang ketipu, biar menunjukan kalau superhero itu manusiawi. Lha ini, orang biasa tapi digambarkan superhero.
Jodoh wasiat bapak itu sinetron, kalau Ayat-Ayat Cinta mau pakai formula seperti itu, bikin aja sinetron atau FTV, lebih baik tidak dijadikan film.
oh ya dimana letak menggambarkan fachri itu superhero? apa hanya karena membantu sesama beberapa orang disekitarnya dan tidak melawan atau emosi saat dimarahi, dicaci maki? . begitu? …. kalau memang orangnya kaya banget suka2 dialah mau bantuin orang seratus pun.. bukan super hero. kejanggalan yang saya maksud dibandingkan kejanggalan yang bener2 fiksi… anyway kan ini juga fiksi. tapi ngapain juga debat. anda tidak suka filmnya gak masalah, terganggu karena banyak kejanggaln juga nggak masalah. Just enjoy … and watch… kejanggalan juga banyak kita lihat di film2 dramkor bahkan di film2 drama amerika sekalipun.
dari uraian di atas, soal bahasa dan logika alur cerita saya lebih baik tunggu pembuktian film Turah di Piala Oscar Maret mendatang walau menggunakan bahasa Ngapak Tegalan.
iya kata orang2 baguuus! sayang saya blm sempet nonton
Yach, TURAH tidak lolos ke tahap selanjutnya. (infonya sudah lama menyebar)
hahahaha.. ini lucu parah sih mbaa..
aku ngakak berulang kali baca ini.
review susah sinyal juga dong mba. kata temanku yg udah nonton sih lucu.. bahkan 1 bioskop sampai tepuk tangan pas diakhir film.. hehehehe
tapi tetep aku gak penasaran mau nonton, mau baca review para penontonnya ajah. hehehehe
Untuk bahasa Indonesia yang digunakan its like “silahkan dibayangin pake bahasa Inggris”. Aku pikir juga tidak berlebihan, karena beberapa film hollywood bisa menggunakan kondisi “dibayangin” seperti ini. Tp memang ini lebih parah, tapi yap mungkin banyak factor yang mempengaruhi, seperti terkait keterbatasan waktu, durasi film, dan budget.
Klo focus nya mbak tadi dari sisi kualitas saya setuju. Tapi klo saya pribadi merekomendasikan film ini, karena makna yang ada di dalamnya. Kualitas yang minus itu tidak mengurangi sama sekali makna, pesan yang disampaikan.
Nah tinggal penonton bebas deh, apa yang mau di cari, kualitas atau Makna…
Kasian banyak yang gak dukung film2 indonesia terutama ya film seperti ini. Saya kebetulan baca novelnya dan menurut saya 90 persen sama lah. Endingnya yang Sabina operasi wajah ganti jadi wajah Hulya kan memang sesuai novel, tapi memang penjelasan di novel lebih panjang dan masuk akal jadinya bisa dimengerti kenapa harus operasi wajah. Kalau di film kan durasi singkat jadi gak bisa se detail itu menjelaskannya, penulisnya juga udah bilang kok waktu press conference bahwa dia lebih suka cerita AAC 2 ini ketimbang AAC1 yang melencengnya jauh banget terutama mesir palsu itu. Pemilihan pemain juga pas, termasuk sutradaranya mas guntur. Tapi ini soal selera sih ya dan pendapat pun boleh pro dan kontra termasuk soal film ini. Tapi intinya sih saya suka karena banyak sekali pelajaran yang diambil dari film ini.
Dan terbukti udah 2 juta penonton kan dalam 10 hari itu berarti semakin banyak orang yang katanya mengkritik, semakin banyak deh yang nonton LOL!
please buat yang belom nonton mending nonton dulu.
gue udah nonton, dan parah setuju banget sama review ini T.T
tapi yang belom nonton, gue saranin nonton ya , karena kalo gak nonton dulu gak berasa gregetnya film ini.
gue asli kecewa banget abis nonton T.T
[…] blog ini, gw jadi suka iseng pakai Qasidah Meme for Any Occasion. Sampai kemarin gw ngobrol ama Mr. […]
ngakak sama reviewnya
jd ah sudahlah…
nonton yg lain aja ..
Salam kenal mba, review-nya mewakilkan perasaan saya selama nonton film ini, pure cringe-fest. Masalah terbesarnya adalah banyak konflik yang ingin disampaikan dalam film, tapi semuanya dipaksa biar bisa muat dua jam. Bad writing. Sederhananya AAC2 kumpulan dari short stories, dan menurut saya dibanding bikin film lebih cocok kalau dibikin sinetron aja. Kalau mau dibikin film-nya ya seharusnya disesuaikan isinya, jangan maksa mau ceritain seluruh isi novel.
[…] the 2018 with movie review! Sebenernya useless sih karena situs http://www.thefreakyteppy.com udah kasih review yang SUPER BENER. Astaga. Hahaha. Ngakak banget. Tapi setelah kubaca-baca lagi, mohon maaf mbak Teppy, saya punya […]
ekspektasi saya terhadap film ini sangat tinggi..
tapi pas baca review ini jadi kecewa berat, hiks
gapapa mas, tonton aja dulu? kan selera orang beda-beda. kalo aku cuma ga bisa cerna ceritanya sih (tapi kata orang-orang dari bukunya ya jg gitu dan mungkin filmnya ngikutin plek-plek –> kali yah, aku ga tau), tapi dari segi produksi, akting, soundtrack dsb sih bagus-bagus aja
dan mayoritas pemain adalah model brand wardah!!! sungguh review ini mewakili kegelisahaan ku.
Mbak mau nambahin. Aku juga bawel pas nonton HAHA tanya temenku. 1 lagi “emang fahri dan hulya SAMA BAPAKNYA ga ngenalin suara aisha???” Trs masa ga ada contact batin antara aisha bapaknya /aisha fahri????? Masa bener2 ga sadar sm sejali sih???atau hulya aisha?? Duh ku bingung. Ya itu sih suara. Emg bisa ya diubah suaranya??? Dan bodohnya ngapain AISHA MANGGIL DI YG JAHAT DI AAC 1 ITU NGAPAINNN ASTAGAAA. Hhhh
Aku bener2 bingung NGAPAIN AWAL2 PAKE BAHASA INGGRIS SI FAHRI KALO UJUNG2NYA BAHASA INDONESIA. TRS SI HULYA JG NELFON BAPAKNYA PAKE B INGRIS AWALNYA TERNYATA BAPAKNYA KAN BISA BINDO JG DAN LALU PAKE BINDO. INTINYA AKU JG MEMPERMASALAHKAN BAHASA YG MEREKA PAKAI AKU TUH BINGUNG HIKS. Knp semua org bisa bahasa indonesia.
mungkin dari bukunya begitu kali ya, entahlah…
Masi untung lho aisha (dewi sandra) face off jadi Hulya (tatjana saphira).
Bakal lebih absurb lagi kalo tiba2 malah jadi muka aisha AAC1 (rianty cartwright)
🤣🤣🤣🤣🤣
Bahkan produsernya aja ikut main yaaa 🤣🤣🤣🤣🤣
Teppy,
Review ini brilian dan sangat lucu…kebayang lebih menarik dan lucu dari filmnya 😀
PS: apa kabar? long time no see
terima kasih, tom 🙂 i’m very sorry, when was the last time we met?
ya oloh mas, sekarang aku ingeeet! thank you once again for reading!
Hi Mba Teppy salam kenal…
resmi aku ngakak parah baca review ini, sampai diliatin orang sekantor..
ahahah, salam kenal juga mbaknya 😀 terima kasih ❤
I love you Kak Teppy..
Di tengah kantor yang sepi bagai kuburan, blog mu seperti bulan diatas kembang kamboja bersinar *lavv
ahahaha, makasih dwi! 🙂
[…] kurasi pengalaman personal. Kalau ingin mencari movie review, lebih baik Anda membaca ini […]
[…] kurasi pengalaman personal. Kalau ingin mencari movie review, lebih baik Anda membaca ini […]
Mbak Tep, makasih udah mampir dan likes posting di blogku. I’m so inspired by you dan yes, mbak Tep sudah mengutarakan kegelisahanku. Aku cuma mengutarakan lagi kegelisahanku yg lain yang belom mbak tep ceritakan di review mbak. Jadi semoga berkenan yaaa aku bikin review macam itu. Hehehe. Mbak tep panutanque sekali ❤
sama-sama, wita! nggak masalah dong, kan bebas-bebas aja nulis untuk blog pribadi 😀 terima kasih banyak, ya! sukses utk skripsi kamu 🙂
Yaay asique~ Makasih juga mbak ❤ Aku jadi stalking banyak movie review suka suka-nya mbak Tep hahaha…
Blogger kayaknya harus baca sejarah islam lagi deh. Baca tentang kisah rasulullah, salahudin al ayubi dan sederet pahlawan islam yg sejuta kali lebih perpect dr fahri. Fahri hanya mau nunjukkan agama melalui akhlak. Betapa banyak asma allah disebut betapa banyak ayat dr al quran tersirat dalam film ini. Mungkin blogger kyk anda harus banyak baca tentang islam dan tafsir al quran nya ya. Kalau gak, coba deh bikin novel kayak kang abik bisa gak. Comment mah gampang, semudah makan kacang.
Baca review ini, saya makin pengen nonton AAC 2.
Thank u Tep, ini review sih sukses bikin ngakak ampe nangis. Ampe bekep2 mulut pake bantal takut dsangka mbak kunti cekikikan malem2.
Klo ada info2 ntuh penulis dpt referensi drmn bikin proses face off info2 yaa…aku jg mau ganti muka jd Ha Ji Won atau Song Hye Kyo ahh 🤣🤣
hahaha, sama-sama ivon! sumpah kalo bisa gue jg dari dulu pengen tukeran muka sih ama DiSas LOL
Mba nya gimana sih? Jelas2 fahri dan keluarganya nyari.
Bpknya Hulya kan blg “kita semua sdh brusaha mncri tp ga ada kabar.”
Klo bca novelnya itu jelas bgt. Semua masuk akal.
NANGIS bacanya nahan ketawa di tengah2 seminar, cekikikan sendiri gara2 baca review ini :((
eniwei, malah jadi penasaran deh sama AAC2, jadi pengen nonton, siapa tau bisa ketawa ngakak gara2 habis baca review trus di transpose ke filmnya :)))
Lebih menarik baca ini ketimbang novel sm film aac 😀
makasih mbak teppy, dengan reviewmu ini, setidaknya engkau telah menyelamatkan dompet hamba yang keuangannya udah kayak kontrakan yg gak dihuni selama 2 windu. coba yg punya kontrakan kenal fahri, pasti langsung dibeli #eh
Gue suka reviewnya. Bagus, menjelaskan setiap hal secara gamlang yang emang pengen gue keluarin pas selesai nonton. Heleuuuh nih film kok kiciwi ya gue nontonya. Tapi its okaylah. Emang beberapa hal harus di lurusin dulu juga sih. Kalau sudah baca bukunya, ya kata gue sih fine2an aja. Tapi yg blm pasti banyak bingungnya. Kalau org yg nonton pinter ya. Bukan cuma nonton ambil hikmahnya doank. Nah, karena gue baca bukunya dulu baru nonton filmnya ya jadinya buat gue fine2 aja filmnya walau masih ada yang kurang pas alias cacat. Dan gue cuma bisa kasih bintang 2 dari 5. Maaf banget ini film selain mengajarkan kebajikan sisanya …. fine yg lain bisa nilai sendiri deh.
Kocak banget reviewnya, turut pengen ngamuk haha. Request buat review Dilan dong kak, itu kayaknya juga bakal jadi film yang menyedihkan banget. Terus langsung ngebayangin kalau kakak yang review pasti kocak. Sayang banget padahal novel Dilan bagus :”
Saya belum nonton sih. Tapi Kang Abik perlu meluruskan cerita yg baik…
Saya nonton yg AAC1, belum nonton AAC2. Tapi stlh baca IG Nenek Caterina (Dewi Irawan) lalu ngintip review blog Teppy, kesimpulan saya gak ada yg aneh.
Teppy menulis review sbg cerita pengalaman penonton film. Bahasanya aja memang vulgar. Bahkan cendrung kasar, dan konyol. Sama kalau blogger nulis review atau reportase. Bukan kritik film. Nenek Dewi aja yg erosi eh emosi. Masak utk menulis review film hrs sekolah film dulu? Ibaratnya, kalau mau nulis kuliner, masak hrs pintar masak dulu? Jadi Dewi Irawan gak usah erosi. Tingkatkan terus aktingnya, aktris hebat hrs tahan kritik.
Koq ngenes dan nyesal ya ga baca ini dulu baru nonton.. hft film nya udah keluar jalur sist kekeh jatohnya
Waaaa ramai banget nijh, ku baru sempet baca mbak Tep.. Dr awal udah nggak penasaran blaaas sih, mending tidur di ruma drpd ntn film nggak rasional gini, haha *ups
Kalo menurut gue sih filmnya bagus banyak ngajarin tentang ke bhinekaan, mungkin krn ini yg review non muslim yaa jd ngerasa aac2 kurang bagus😊
Halo, D! Yang saya review di sini jalan ceritanya yang menurut saya banyak yang tidak masuk akal. Seperti yang saya bilang, saya setuju dengan nilai-nilai kebaikan yang diangkat, walau menurut saya eksekusinya terlalu berlebihan di sekian banyak adegan, although I got the point. Review saya tidak ada sangkut pautnya dengan agama karena menurut saya semua agama/paham di dunia ini mengajarkan kebaikan, dan nilai-nilai baik adalah hal yang umum diaplikasin di kehidupan sehari-hari terlepas apapun agama orang tersebut. Tapi kalau kesan yang kamu terima dari artikel ini seperti itu, saya nggak kontrol itu. But at least you hear from my side. Cheers!
gue aja yg muslim nonton ini absurd banget jalan ceritanya.
terus aku nonton film ini nyesel “balikin uangku”, mau terik gitu kak 😀
[…] mau ngasih spoiler habis-habisan. Tetapi sebelumnya mohon maaf, review saya gak bisa se-fun review Ayat-Ayat Cinta-nya Mbak Teppy. Saya ingin menyelipkan memes qasidahan disini, namun film yang saya review ini terlalu […]
sumpan ngakak hiburan mamak , cara ngereviewnya juga lucu. semoga yg salah paham dgn cara review mudeng ini review film bukan review sararat
terima kasih yah 🙂
Maaf maaf nih ya, bagi para mastah mastah dan empunya web. Disini saya cuma mau kritika aja nih. Ada hal mendasar yang salah dari review ini. Namanya film, itu kan fiktif, dan untuk hiburan semata, trus ngapain kita kritisin pake akal sehat? Oke, disini saya tidak sempet mempermasalahkan ttg penggunaan akal, it’s okay it’s okay. Tapi bukan dipakai untuk kritisi film. Karena ujung2nya kita gak Akan menikmati filmnya. Contoh, kita nonton stand up, banyak yg gak masuk akal kan? Trus kita kritisin, bakal lucu gak? Engga.
So, karena ini hanyalah film yang cukup kita terima dan nikmati saja, tidak perlulah dikritisin sebegitunya. Makasih. Mohon maaf sekali lagi
Tertipu banyaknya penonton, eh penonton banyak yang tertipu hahaha. Keren total emang marketingnya mas mas kasir alpamart di inggris. Edaaannn
dari awal baca sampe abis ngakak banget menghilangkan stress dari pekerjaan apalagi pss. kocak banget sebagai tolak ukur penilaian melamar kerja ditempat baru, kacau sih ini, thanks mba spoilernya dan gue semakin bersyukur tidak jadi nonton haha
thanks for reading, mbak Devy! 🙂
[…] penasaran, kamu bisa langsung mengunjungi bioskop-bioskop yang masih memutarnya. Tapi kalau tidak, review yang satu ini mungkin bisa […]
kok ngakak ya hahahhahha….
tp paling hamsyong tuh pas transplantasi wajah yg super hitzz ituh….
hmmm…..tetep saya suka dgn Fahri AAC 1 yg sederhana dan apa adanya…..
ngakak, saran buat next time review pakai koleksi meme lagu anak2 di page ini..
https://web.facebook.com/S-e-m-i-o-t-i-k-a-lagu-anak-191314684939604/
HAHAHAHAHAHAHA… wah gila harta karun baru, nih! makasih yaaaa
Kak please review filmnya sering2 yaa 😆😆 luv bgt sama tulisan kakak yg macem gini. Menghibur banget 😆👍💕
hahaha, mudah-mudahan, ya Laaa! terima kasih banyak 🙂
Ini keempat kalinya gua baca/revisit review ini..
Klo gue lagi bete, gue baca review ini
Klo gue lagi senewen, gue baca review ini
Klo gue lagi nunggu orang, gue baca review ini
Intinya.. klo gue lagi pengen ketawa ngakak, gue akan baca review ini lagi.. hahaha.. thanks for the laugh!
terima kasih, Mae! glad to hear this, means a lot 🙂 cheers!
[…] Fedi Nuril sekali lagi membuktikan dirinya sebagai pemuas fantasi self-insert abang-abang pesantren yang ilmu agamanya matang dan juga digilai banyak perempuan. Sang Kirito-nya film drama religi ini berhasil membawa sekuel dari film trendsetter ini meraih 2.832.310 penonton dan duduk di posisi 3 film Indonesia terlaris 2017. Apa jumlah penonton besar berbanding dengan kualitas ceritanya? Bahkan film sekelas Ayat-ayat Cinta 2 ini pun tak luput dari kritik, salah satunya bisa bro sis lihat di review yang penuh dengan meme qasidahan ini. […]
Mbak Teppy… tolong review Dilan 1990 dong… please…
lagi butuh tertawa dan terhibur banget.
Kami siap menunggu Mbak Teppy.
Go mbak teppy go!
ahahaha, sip aureeel! emang mau direview kok. ditunggu yaaa 😉
Jeng Teppy ini reza chandika versi perempuan, sahabat sepermainan, sodara apa gimana dah? Bahasanya rakyat ciputat abis dah tuh
aku mengidolakannya
Kak Tep, nggak mau review Dilan? Ayolah.. kepo dirikuu :p
loh, udah kok tadi?
paraahh bener banget lu kak…jijaay nonton film ini dudul paraaahhhh bgtss
[…] Ah sudahlah, ga usah dibahas lebih jauh. Tapi kalau mau baca review yang bikin puas ngakak, klik ini aja. […]
baca review-an ini udah bikin gue migrain.
entah udah berapa kali gue bolak balik ke kamar mandi gegara mules antara perut yang kram kebanyakan ketawa sampe kepengen pipis.
but, congratz lah yaa karena (sepertinya) review ini lebih menghibur dan lebih menarik daripada film yang di review.. hags .. hags .. hags …
suka kali lah aku baca review ini. kita merasakan kebingungan yang sama. kalo aku sih kalo pelem endonesah emang nolak buat nonton (kecuali dibayarin, sebagai upah shock aku) soalnya selalu tekanan batin kalo ceritanya gak sesuai ekspektasi , bikin kesel n kejang2.
tapi semua temen2 ku suka film ini… jadi aku merasa aneh sendiri. tapi review ini sehati sama aku. aku gak merasa aneh sendiri lagi. tq.
[…] dengan film yang kedua ini. Apalagi setelah melihat review sana-sini terutama review dari Teppy di sini, saya jadi semakin tergerak untuk menonton […]
Aduh ngakak baca review nya, aku baru nonton skrng sih mba krn ada kuota gratisan video gtu, awal awal sih senyum” sndiri nonton ini, tapi pas ada sabrina dan endingnya jadi , meruntuhkan arti film ini. Hehe thx mba atas review nya asli gw ngakak bacanya
Kak Teppyyyyyy, ini aku lagi nonton AAC2 di SCTV dan, Gusti nu Ageng! Adegan pertamanya aja (Fahri sholat di kelas) udah bikin gue gregetan. Di Indonesia aja, nggak pernah ada guru atau dosen gue sholat di kelas, guru agama sekalipun. Ya nggak heran kalo ada mahasiswa ngatain dia tukang pamer, I would do the same. Terus sholat kan butuh wudhu, wudhu kan lepas alas kaki, harus ke toilet dulu. Ya sama aja dengan nyari space sendiri buat sholat.
Terus habis itu cewek2 pada tergila-gila sama dia. Excuse me, tapi cowok idaman mayoritas gadis di sana itu tipe-tipe badass, bukan pemuda santun nan relijius. Ada yang suka cowok kayak Fahri, tapi cuma cewek2 tertentu, itupun butuh proses pengenalan, nggak lantas sejak pandangan pertama.
Ku tak sanggup melanjutkannya dan langsung ganti channel.
Oh boy, I really enjoyed reading your review! Hahaha
Review ini udah menyuarakan pendapat keseluruhan gue ttg film ini. Berasa nonton sinetron. Paling ga suka gue sama karakter yg sempurna bgt kek gitu, jijay lah
[…] yang Mas Fahri […]
Ya allah LOL bgt dahh ni film, nggak ada masuk akalnya dehh…
Btw dulu pas AAC1 bukannya Aisha sma Fahri mau punya anak ya terus tu anaknya kemana ? Lha terus Fahri pernah nggak inget anknya itu ?
Atau gimana ?
Soalnya dr review ini Fahri “sering” ingat Aisha tpi nggak pernah nyinggung anaknya yg pertama deh, seriusan nanya
gue bacanya sambil ngakak njir😭😭😭
Sudut pandang setiap orang berbeda-beda begitupun dengan cara orang memahami isi dari film tersebut, ada alasan yang kita tidak ketahui dibalik semua hal / scene yang membuat kita bingung di film tersebut. Hargailah karya orang. Thanks sudah mensupport perfilman indonesia. Terima Kasih juga sudah memberikan review terhadapat film AAC2. Thanks and apologize in advance guys 🙂
[…] Pilihan tentu jatuh ke Star Wars : The Last Jedi. Bukan karena sudah baca review AAC2 ala-ala mba Teppy dan Cenayang Film (baca reviewnya saja sudah menghibur, lol. Alasannya lebih karena I’m not […]
Ngakak, please kolab ma cine crib dong!
[…] satu akun yang saya rindukan kicauannya di Twitter walau belum pernah bersua ya Teppy. Dimulai dari ulasan filmnya yang membuat saya terbahak-bahak di era tahun yang mana saya bis sedikit-dikit nangis, saya […]