Sabtu 9 Februari 2013 lalu, gue dateng ke acara Stand Up Comedy Special “Ernest Prakasa & The Oriental Bandits” sendirian. #ForeverAloneLevel99.  Ini adalah stand up show lokal pertama yang tiketnya gue beli dengan niatnya. Sebelumnya, kerjaan gue cuma nontonin Russell Peters di Youtube karena dia satu-satunya komika favorit gue.

Anyway gue memutuskan untuk beli tiketnya karena simply penasaran sama stand up comedy Indonesia (nggak pernah nonton gue), dan gue pilih show ini karena alasan cemen: follower Twitter Ernest udah banyak. Itu artinya entah bagaimanapun shownya nanti, paling nggak Ernest udah punya fan base yang suka sama gignya kan, sampe difollow segitu banyak orang (sekitar berapa puluh ribu gitu). Probabilitas untuk ketawa pasti lebih besar karena komikanya udah punya nama. Pun ternyata gue baru tau diana udah pernah tour keliling Indonesia pulak tahun lalu, jadi gue yakin buat nonton.

Gue salut sama komika-komika lokal kita yang bermunculan ini, karena menurut gue tidak saja profesi ini berpahala karena bikin orang ketawa, tapi sekaligus jadi salah satu profesi paling nekat dan mengerikan. Kebayang nggak kita berdiri sendirian di depan, berusaha melucu, tahu-tahu nggak ada yang ketawa?

KRIK KRIK KRIK.

Kira-kira begitu kalau di audiovisualisasikan.

Gue nggak bisa ngebayangin itu terjadi di gue, dan lebih kasian lagi kalau ngeliat ada orang yang mengalami hal yang sama di depan mata gue, alias nggak ada yang ketawa. Aslik, nggak tega gue, karena kebayang rasanya.

NGANA PIKIR KENAPA AKIK LEBIH MILIH NULIS DARIPADA NGOMONG DEPAN UMUM?

Ya supaya nggak ketahuan mana yang ketawa mana yang enggak 😆 😆 😆

Pokoknya mah, terlepas dari lucu atau nggaknya, gue patut angkat topi untuk para komika internasional dan lokal yang berani tampil di depan umum seperti mereka. Berbicara di depan orang banyak aja udah peer, ini lagi disuruh ngelucu. Serem, mamiiihhh -_______-

Okeh lanjut, show Ernest & The Oriental Bandits di Gedung Kesenian Jakarta ini dibuka oleh 4 anggota The Oriental Bandits: Dwika Putra, Alonk, Yullianto Lin, dan Barry Williem. Ini kayaknya nama-nama baru ya di dunia stand up comedy Indonesia? (Mohon yang baca kalau tau diverifikasi, abis akik beneran nggak tau). Show pertama yang dimulai jam 2 siang ini ternyata rame, loh! Full house. Dan yang paling gue suka: ON TIME! Bahaya kan kalau telat, bisa-bisa penonton cranky. 

Show kemudian dibuka oleh Dwika Putra, dilanjutkan Alonk (a very tomboy girl, not a boy. Make no mistake, people :D), Yullianto, dan ditutup oleh Barry sebelum bridging ke Ernest. Maafkan ingatan gue yang buruk ini, gue nggak begitu inget persis jokes yang dilemparkan apa aja, tapi gue terhibur sekali sama acara ini dan senang karena pulang dengan perasaan riang karena tadinya ketawa terus 😀 Satu formula humor yang selalu berhasil bikin gue ketawa adalah ketika seseorang menertawakan dirinya sendiri. Itu gue lihat di Russell Peters, itu gue liat dari jokes temen-temen gue, dan itu juga yang gue lakukan ketika gue nulis di blog ini (di samping movie review suka-suka gue itu). Garis besar show hari itu adalah menertawakan kecinaan mereka. Yes, all of the comics are Chinese and most of the people who came are also Chinese. Kalo gue tuh mud blood, alias Cina 0,05%, karena darah Cina gue hanya mengalir dari buyut gue dari sisi Nyokap yang emang dateng dari Cina daratan sana. Sisanya adalah darah Dayak dan Flores tulen tapi muka malah kayak orang Manado.

Nah, masing-masing comic ini mengambil angle sendiri tentang “Cina”. Ada yang cerita kalau dulu dibully atau dipanggil “Cina” di sekolah, ada yang trauma sama Tragedi Mei ’98, ada yang cerita soal kuliahnya, soal gaya pacaran ala Cina, dan sebagainya… Lagi-lagi tolong maafkan ingatan gue yang kayak ikan Dory ini, yang jelas menurut gue hari itu semua keren karena GKJ riuh rendah sama tawa penonton. Untungnya juga gue belum pernah nonton gig mereka sebelumnya jadi materinya masih fresh buat gue, hehehe…

Komika-komika baru yang paling bikin gue terkesan hari itu adalah Dwika Putra dan Barry. Dwika ini kalau gue sok analisa sendiri ye, kayaknya yang tipe jago-jago presentasi gitu kalo di kampus/kantor, abis artikulasinya jelas banget, tone suaranya juga enak didenger kayak penyiar radio dan LUCU!

Sementara Barry adalah kebalikannya, cempreng dan betawi abis, tapi justru paling bikin gue ngakak. Yakin gue, siang itu fansnya Barry langsung meningkat pesat. Nggak usah ngelucu, dia ngomong biasa aja kita udah ketawa. Yang bikin gue ngakak-ngakak lagi adalah ketika Barry menceritakan keantimainstreamannya sebagai seorang Cina karena dia tinggal di… Bekasi. Ada kok Cina tinggal di Bekasi, cuma jarang aja. Lah gue ini buktinya 😆 Begitu pun dengan pilihan kampusnya… *sensor* Yah kalian cari aja ya universitas yang gedungnya kayak ruko dan rajin beriklan di TV dengan tokoh-tokoh seperti Obama gadungan. Itu dia kampusnya. 😆 Pokoknya si Barry ngebawain topik: “Cina nggak selalu kaya, liat aja saya.” Aduh rasanya pengen gue rewind jokes kampusnya itu. Kampretlah! *ngakak sampe Imlek tahun depan*

Setelah opening act ini ditutup oleh Barry, masuklah Ernest, the star of the afternoon. Selain lucu, salah satu alasan buat gue kenapa Ernest enak ditonton dan didenger lagi-lagi menurut gue karena artikulasinya yang jelas, suara yang enak, dan gaya berbicaranya yang anak Jakarta banget. Inilah kenapa gue suka sama keseluruhan acara ini. Gaya bicara mereka kekinian sekali, materi yang diambil dari kejadian sehari-hari, dan mungkin juga karena dari sananya mereka udah lucu, jadinya semua enak aja. Mereka berlima mengingatkan gue akan hari-hari sekolah gue. Gue waktu SD, SMP & SMA dulu sekolah di sekolah yang mayoritas muridnya keturunan Cina. Buat Cina 0,05% persen pindahan dari Medan yang terbiasa ngomong kayak inang-inang macem begini tentu ini adalah sesuatu yang baru. Itu kenapa gue akrab sekali sama istilah: ceceng, noceng, ceban, noban, siban, goban, lakban, cepekceng, dan lain-lain. Pada ngeri kagak lo? 😆 Nah, temen-temen gue dari yang ngomongnya betawi abis, anak gaul abis, sampe yang pelo’ (cina totok) abis juga ada. Dan momen-momen kuping berdarah karena penggunaan berlebihan kata-kata: “gue orang, lu orang, dia orang, dan mereka orang” yang sampai sekarang tetep gue nggak ngerti logikanya di mana pun sudah gue lewati. Orang Cina pinter dagang? BENER BANGET! Bayangin aja, dari kertas file, kartu Sailor Moon, makanan, stationery, Oriflame, pokoknya segala bentuk jualan, temen-temen Cina di sekolah gue inilah yang mendominasi. Perihal mereka pelit atau nggak itu mah tergantung orangnya, kalau temen-temen gue sih kagak.

Nah selain keCinaan yang udah jadi bagian hidup gue dari kecil, temen-temen sekolah gue ini juga lucu-lucu dan brengsek luar biasa. Nonton Ernest dkk bikin gue nostalgia masa-masa sekolah dulu, jokes temen-temen sekolah gue ringan dan hanya berkisar tentang sekolah dan kehidupan mereka sehari-hari dan diceritakan ketika kami ngumpul. Entah itu waktu rapat OSIS, ngurusin event sekolah, istirahat siang, pas nonton basket, atau justru pas gosipan di kelas. Temen-temen gue yang laki gaya ngomongnya kayak Ernest dkk ini, dan lucunya yang lucu banget minta digampar gitu deh. Aslik! LAH INI GIMANA MALAH KANGEN SEKOLAH! 😆

Oh, kalau gaya ngomong Barry mengingatkan gue sama temen-temen Cina gue yang tinggal di Ciledug dan Tangerang logatnya nggak totok, malah betawi abis. Gue sendiri dulu tinggal 6 tahun di kampung Betawi di Jakarta Barat, makanya hapal mati gue sama logat bicara kayak Barry dan selalu bikin gue ketawa. “Et dah bujug blangsak bener jadi anak…” Kira-kira gitu deh kalau gue andaikan cara bicaranya. 😆

Jadi kesimpulannya?

Kalau mereka bikin gig lagi, gue mau nonton! Tapi materinya baru, ya! *ogah rugi* 😆

Selamat ya Ernest, Dwika, Alonk, Yullian, dan Barry 😀 I had a really good laugh meskipun nontonnya sendirian *tetep dibahas* 😆 😆 😆 Buat yang belum pernah nonton stand up comedy komika Indonesia, mungkin kalau suatu waktu penasaran bisa coba dateng ke gig mereka. Lebih baik nonton langsung daripada nonton di TV/Youtube, feelnya lebih dapet karena tertawa bareng-bareng itu menular 🙂 Yah, namanya jokes kan cocok-cocokan, ya, nggak semua komika jokesnya bisa memenuhi standar lucu semua orang karena pasti beragam, tapi sayang aja talent-talent yang bagus kalau nggak didukung. Giliran yang kagak bagus dan jokesnya selevel ama Bantar Gebang malah duitnya paling gede *lirik-lirik Dahsyat* *banting TV*

Buat yang pengen nonton rekaman Ernest Prakasa & The Oriental Bandits bisa nonton di Metro TV:

Rabu, 13 Februari 2013 pukul 22.30 WIB: Dwika Putra, Alonk, Yullian, Barry

Sabtu, 16 Februari 2013 pukul 22.30 WIB: Ernest Prakasa